Berita Palembang

Dinas Perdagangan Palembang Ungkap Harga Cabai Melambung Tinggi, Ini Penyebabnya Harus Diwaspadai 

Selain itu, Elsa menyebut bahwa dinas perdagangan sebelumnya telah melakukan monitoring pasar dan agen-agen cabai untuk mendapatkan informasi terkait

Penulis: Merry Lestari | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Merry Lestari
Kabid SSDP Perdagangan Kota Palembang Elsa, Jumat (10/6/2022) 

Laporan wartawan Sripoku.com Merry Lestari

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -– Menanggapi tingginya lonjakan harga cabai yang terjadi di Kota Palembang belakangan, Dinas Perdagangan Kota Palembang menyebut salah satu faktor utama penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena faktor cuaca.

Diungkapkan Kepala Bidang SSDP Kota Palembang Elsa saat dikonfirmasi Sripoku.com, Senin (13/6/2022) sore.

“penyebab kenaikan harga cabe sekarang adalah stoknya sedikit, karena faktor cuaca dan buah penghujung musim panen,” jelas Elsa.

Selain itu, Elsa menyebut bahwa dinas perdagangan sebelumnya telah melakukan monitoring pasar dan agen-agen cabai untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan cabai tersebut.Dari hasil kunjungan tersebutlah akhirnya dapat diketahui penyebab meroketnya harga cabai di Pasar Palembang beberapa hari belakangan.

Harga Cabai Tak Terbendung, Ini Lokasi Pasar Termurah di Palembang

Melambungnya harga cabai di Pasar Palembang belakangan membuat konsumen salah satu bahan pokok ini hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada saat ini.

Tak hanya itu, naiknya harga cabai ini juga memberikan dampak yang cukup besar bagi para pedagang cabai itu sendiri.Mereka mengaku tak begitu banyak lagi pembeli sejak melambungnya harga cabai yang bahkan menembus angka Rp 100.000 per kilo itu.

Bahkan menurut keterangan salah seorang pembeli, harga cabai  dikabarkan sempat menembus angka Rp 120.000 per kilogram untuk cabai merah keriting.

Hal tersebut diungkap Mona, seorang ibu satu anak yang melakoni usaha dagang lauk masak dan pempek di kelurahan 20 Ilir D III, Palembang. Mona mengaku cukup sedih dengan keadaan yang terjadi saat ini.

Ia mengaku  pada Minggu, 12 Juni 2022 kemarin sempat membeli cabai dengan harga Rp 120.000 sekilo, namun hari ini saat ia kembali ke pasar harga cabai sudah turun menjadi Rp 85.000 per kilo.

Kendati demikian, meroketnya harga cabai yang terjadi di pasar Palembang belakangan tak serta-merta membuat pedagang cabai kehilangan pembelinya.

Meski beberapa pedagang mengaku cukup sepi pembeli.

Mengingat eksistensi cabai yang telah menjadi bagian penting dari masakan ibu-ibu di Palembang khususnya, membuat cabai masih tetap diminati meski harganya melambung tinggi.

Oleh karena itu Mona berharap agar pemerintah bisa segera menangani permasalahan tersebut.

“Harapannya semoga harga cabe dan sembako cepat turun di harga normal lagi. karena biasanya kalo habis lebaran itu harga pada turun, tapi ini malah naik. Untuk pemerintah juga lebih bisa mengontrol harga pasar jangan orang-orang yang di pasar yang bebas nentuin harga,” pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved