Berita Palembang
HARGA Cabai di Palembang Kian Pedas, Sekilo Dijual Rp 90 Ribu, Harga Ayam Tembus Rp 36 Ribu
Cabai rawit terpantau masih dibanderol seharga Rp70.000 per kilogramnya, dan harga cabai burung masih dipatok seharga Rp90.000 per kilogram.
Penulis: Merry Lestari | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Harga sejumlah kebutuhan pokok di Palembang alami kenaikan, Jumat (10/9/2022).
Seperti pantauan Sripoku.com di salah satu pasar tradisional Palembangharga ayam potong terbang tinggi mencapai Rp36.000 per kilogram dari yang sebelumnya sempat dijual seharga Rp27.000.
Selain ayam potong, harga telur dijual Rp29.000 di warung-warung eceran dan Rp26.000 di pasaran.
Sedangkan untuk harga cabai merah keriting di pasar tradisional Palembang hari ini terpantau masih dijual di angka Rp80.000 per kilogram, setelah seminggu sebelumnya sempat menembus harga Rp100.000.
Cabai rawit terpantau masih dibanderol seharga Rp70.000 per kilogramnya, dan harga cabai burung masih dipatok seharga Rp90.000 per kilogram.
Bawang putih dijual dengan kisaran harga Rp18.000 per kilo, dan bawang merah dibanderol seharga Rp36.000 sampai Rp40.000 per kilogramnya.
Telur ayam masih dijual seharga Rp26.000 per kilo, minyak goreng curah dibanderol dengan harga Rp18.000 per kilo dan minyak goreng kemasan dijual seharga Rp20.000 per liter.
Tingginya harga sembako biasanya sangat berpengaruh dan paling dirasakan oleh ibu-ibu namun belakangan, rupanya tingginya harga sembako di Palembang juga turut dirasakan oleh para mahasiswa yang merantau jauh dari orang tua.
“Naiknya harga sembako di pasaran jelas sangat memberatkan, khusunya kayak saya yang merupakan mahasiswa rantau.
Terkadang saya terpaksa mengirit pengeluaran untuk kebutuhan pokok demi memnuhi kebutuhan yang lainnya,” tutur Vita.
Saiban, pedagang di pasar KM 5 Palembang lainnya mengaku naiknya harga cabai seminggu belakangan membuat dagangannya sepi pembeli.
"Udah seminggu naiknya, ini biasa bisa tiap hari ngambil stok ke pasar Induk, sekarang paling 2 hari baru nyetok lagi," tutur Saiban.
Menurut Saiban, naiknya harga cabai belakangan disebabkan karena stok cabai yang terbatas di pasar induk Jakabaring.
"Kurang tau juga ya, tapi biasanya karena stoknya gak banyak," lanjutnya.
Selaian pedagang, rupanya harga cabai yang melambung seminggu belakangan juga berdampak terhadap pembeli, khususnya para ibu-ibu.
Untuk mensiasati tingginya harga cabai saat ini salah satu ibu-ibu bahkan menyebut dirinya biasanya membuat cabai bubuk untuk membuat pemakaian cabai bisa bertahan lama.
"Kalau ibu suka dibikin bubuk, jadi cabai itu direbus trus dikeringin, dinemur gitu. Abis itu baru di blender itu justru lebih awet, dijamin gak bakal busuk," ungkap Mita saat ditemui Sripoku.com di pasar KM 5 Palembang.
"Bisa juga disimpen di kulkas, tangkainya dibuang dulu biar gak mudah busuk. Kalau cabai mahal gini kita ya cara mensiasatinya harus pandai-pandai nyimpennya biar gak kebuang sia-sia misal busuk dll," timpal salah Neneng yang saat itu baru selesai belanja bersama Mita.
Di Lubuklinggau Juga Naik
Saat ini harga cabai merah di pasar tradisional Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) tembus Rp80 ribu.
Kenaikan harga cabai ini secara signifikan ini terjadi sejak tiga hari lalu.
Dewiyana (53) seorang pedagang mengaku sebelumnya masih menjual cabai merah Rp60 ribu per kilogram, namun semenjak tiga hari terakhir meroket tajam.
"Kami jual Rp80 ribu per kilogram,” kata perempuan yang berdagang cabai merah di Jalan Kalimantan Pasar Inpres Lubuklinggau.
Masalah penyebabnya ibu dua anak ini tidak tahu penyebab harga cabai naik. Sebab mereka membeli sudah sistem operan dari pedagang lainnya.
“Kami ini beli sistem ambil operan. Kalau cabai dari Curup (Bengkulu) Modalnya naik,” jadi kami jual harga naik,” katanya.
Menurutnya, semenjak harga cabai mahal, saat ini pembeli semakin sepi. Meski ada yang membeli itu mengurangi jumlah pembelian.
“Sudah jarang yang beli kiloan. Paling ada yag beli setengah kilogram. Atau seperempat kilogram,” tambahnya.
Dia mengaku, tidak hanya cabai merah, cabai rawit hijau harganya juga naik. Dari sebelumnya Rp35 ribu per kilogram.
“Saat ini sudah mencapai Rp50 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Sementara Din pedagang lainnya mengatakan mereka membeli cabai tersebut sudah dalam keadan harga tinggi, modalnya saja antara Rp60 ribu hingga Rp65 ribu per Kg
"Akibat tingginya harga cabai saat ini rata-rata kami menjual Rp80 ribu per Kg, bahkan ada yang menjual Rp85 ribu per Kg," ungkapnya.
Menurutnya naiknya harga cabai saat ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca, banyak petani gagal panen, sehingga petani yang panen jumlahnya hanya sedikit.
"Karena banyak kosong kita terpaksa membeli dari Kabupaten Empat Lawang," ujarnya.
Din pun mengaku meski harga mengalami kenaikan permintaan masyarakat cendrung masih normal, walau pun ada juga yang mengurangi pembelian.
"Permintaan stabil stok terbatas, tapi beberapa hari ini yang biasa beli sekilo jadi setengah seperti itu," ungkapnya.
Dia menambahkan, harga bawang merah juga ikut naik. Bahkan kenikan sejak sepekan terakhir. Sebelumnya harga Rp35 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Sementara harg bawang putih stabil di harga Rp28 ribu per kilogram.
“Kami berharap harga bahan-bahan ibu rumah tangga ini bisa stabil. Sebab pembeli sudah banyak ngeluh harga pada naik,” tutupnya.
