Arti Kata Man Jadda Wajada, Kata Bijak dari Bahasa Arab yang Digunakan untuk Kembalikan Semangat

Man jadda wajada merupakan bagian dari kata-kata mutiara atau kata-kata bijak yang biasa digunakan di Arab dan diajarkan di pondok pesantren.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Yandi Triansyah
Sripoku.com/Anton
Man Jadda Wajada 

SRIPOKU.COM - Kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari pasti pernah mendengar ungkapan yang cukup populer, yakni man jadda wajada.

Ungkapan man jadda wajada berasal dari Bahasa Arab مَنْ جَدَّ وَجَدَ yang kalau diartikan adalah siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan menemukan atau siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.

Man jadda wajada merupakan bagian dari kata-kata mutiara atau kata-kata bijak yang biasa digunakan di Arab dan diajarkan di pondok pesantren.

Man jadda wajada biasanya diajarkan dalam bentuk mahfudzot yang artinya materi hapalan.

Dalam mahfudzot sendiri banyak ditemuai kata-kata bijak yang diawali dengan kata “man” alias “siapa” atau “barang siapa.”

Man jadda wajada terdiri dari tiga kata, yaitu man yang berarti “siapa”, jadda yang berarti “bersungguh-sungguh” dan wajada yang berarti “dapat.”

Kata “jadda” sendiri mempunyai akar kata yang sama dengan kata “jihâd” maka oleh karenanya jihad juga bermakna “usaha sungguh-sungguh.”

Intinya adalah kita harus berusaha dan pantang menyerah, serta harus selalu bersabar dalam menghadapi masalah serta cobaan dalam hidup ini.

Jika di amati, kalimat Man Jadda Wajada sering digunakan orang untuk menyemangati orang lain atau hanya menyemangati diri sendiri dengan menulis kalimat tersebut di kertas atau terus mengingatnya dalam hati.

Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa kalimat Man Jadda Wajada sangat tepat digunakan pada saat seseorang sedang membutuhkan motivasi untuk suatu hal.

Biasanya untuk pelajar dan mahasiswa yang sedang menghadapi ujian, atau orang yang telah bekerja dan akan ada tes.

Jika semua umat Islam menjadikan kalimat ini sebagai pegangan hidup, maka ini akan sesuai dengan perintah Allah swt yang memerintahkan umatnya untuk mengubah nasibnya.

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved