Profil Chanee Kalaweit Ayah Andrew Kalaweit, Pria Asal Prancis yang Nikahi Gadis Dayak, jadi WNI
Ya, selain Andrew Kalaweit, ayahnya yang memiliki paras bule pun mencuri perhatian publik.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Yandi Triansyah
Lantas kenapa dipanggil dengan Chanee Kalaweit, ini katanya.
"Chanee adalah Owa dalam bahasa Thailand, dan Kalaweit adalah bahasa dayak di Kalimantan," ujarnya.
Chanee Kalaweit diketahui datang ke Indonesia pada tahun 1998 guna menyelamatkan spesies Owa.
Usia Chanee Kalaweit saat itu masih berusia 18 tahum.
Jadi saat ini sudah 23 tahun Chanee Kalaweit mendedikasikan dirinya untuk mempertahankan kelestarian hutan Indonesia agar menjadi rumah yang nyaman bagi satwa liar yang hidup di dalamnya.
"Awalnya saya lihat berita kebakaran hutan terbesar di Indonesia, saat itulah saya berfikir bagaimana cara saya melindungi Owa di sana, ya dengan caranya harus datang kesana dan tinggal disana," kata Chanee.
Informasi tambahan Chanee Kalaweit ini sudah tertaring dengan Satwa termasuk Owa saat usia 12 tahun.
Kemudian, saat setelah lama aktif melakukan rehabilitasi satwa liar yang menjadi korban deforestasi dan peraktik perburuan liar, Chanee mendirikan yayasan Kalaweit.
Selama 22 tahun lebih berjuang menyelamatkan Satwa, Chanee Kalaweit mengaku pernah menghadapi berbagai ancaman, terutama saat ia membuat video mengenai kabut asap yang menyelimuti Kalimantan.
Chanee Kalaweit yang tinggal di Kalimantan Tengah, Kabupaten Barito Utara juga turut merasakan dampak dari bencana karhutla tersebut.
Meski tempatnya tinggal jauh dari titik api kebakaran hutan dan lahan, ia mengaku turut merasakan kabut asap pekat dampak Karhutlah.
Chanee ini dijuluki Penyelamat Surga Dunia oleh masyarajat di Indonesia.
Karena Chanee pria yang peduli pada jantungnya dunia yakni hutan.
Ia melindungi dan menjaga melestarikan seluruh makhluk hidup yang ada di Hutan.
Menikah dengan Gadis Dayak
