Berita Religi
CARA dan Keutamaan Puasa Syawal Apakah Harus Dikerjakan Secara Berurutan, Berikut Ini Penjelasannya
Terkait puasa syawal tersebut, masih banyak yang bingung cara mengerjakannya. Begini cara dan keutamaan mengerjakan puasa syawal selengkapnya.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM - Berikut ini cara dan keutamaan puasa syawal, apakah puasa syawal harus berturut-turut? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Setelah bulan Ramadhan berakhir, kini kita telah berada di bulan syawal.
Ada pula amalan sunnah yang bisa dikerjakan pada bulan syawal terutama puasa.
Meski puasa syawal termasuk sunnah, banyak umat muslim yang bersemangat untuk mengerjakannya.
Pasalnya puasa syawal termasuk amalan dengan pahala yang sangat besar.
Terkait puasa syawal tersebut, masih banyak yang bingung cara mengerjakannya.
Lantas bagaimanakah cara dan keutamaan mengerjakan puasa syawal, apakah harus berturut-turut?
Berikut ini ulasan selengkapnya yang dibagikan melalui kanal YouTube Yufid.TV - Pengajian & Ceramah Islam.
Baca juga: Tata Cara Puasa Syawal Apabila Masih Ada Utang Puasa Ramadhan, Perhatikan Syarat Khusus Berikut Ini
Puasa syawal dimulai pada tanggal 2 setelah lebaran Idul Fitri, ada banyak pertanyaan mengenai puasa syawal mulai dari berapa hari dikerjakan? Mana yang lebih baik didulukan antara puasa syawal atau bayar utang?
Berkaitan dengan anjuran puasa syawal mari kita simak hadits tentang puasa syawal berikut ini.
Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshori -semoga Allah meridhoi beliau-, Rasulullah shallallahualaihiwasallam bersabda,
من صام رمضان ثم أتبعه ستاً من شوال كان كصيام الدهر
Siapa yang melakukan puasa ramadhan lalu diikuti puasa enam hari di bulan syawal, maka ia mendapatkan pahala puasa satu tahun. (HR. Ahmad dan Muslim)
Kesimpulannya, tata cara puasa Syawal 6 hari tidak harus berurutan.
Hadis di atas menjadi pijakan sunahnya puasa syawal, sekaligus menjadi jawaban untuk pertanyaan yang di sampaikan di atas.
Bahwa, tidak ada keterangan yang mengharuskan melakukan puasa syawal secara urut.
Maka bisa disimpulkan, boleh melakukan puasa syawal secara tidak berturut-turut, sebagaimana boleh juga dengan urut.
Iam Ibnu Qudamah rahimahullah menerangkan dalam kitabnya Al-Mughni,
"Tak ada bedanya antara melakukan puasa syawal secara berurutan maupun terpisah-pisah, di awal bulan syawal atau di akhir bulan. Karena redaksi hadis berkaitan hal ini sifatnya mutlah tanpa ada pembatasan (tidak ada keterangan puasa syawal harus dilakukan berturut-turut).
Menyambung puasa ramadhan dengan puasa enam hari di bulan syawal, memiliki keutamaan pahala puasa setahun penuh, karena bila dijumlahkan akan berjumpa 36 hari puasa.
Sementara satu amal sholih pahalanya dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, sehingga ketemulah jumlah pahala puasa selama 369 hari (jumlah hari dalam satu tahun)."
Itulah cara dan keutamaan puasa syawal apakah harus dikerjakan berurutan atau tidak sebagaimana diuraikan di atas.