Ramadan 2022
Benarkah Kalau Kita Emosi dan Marah Bisa Membatalkan Puasa? Awas Puasa Didapat Cuma Lapar dan Dahaga
Puasa merupakan salah satu ibadah terberat bagi umat Islam karena harus ekstra sabar dalam menjalankannya, termasuk menahan emosi dan amarah.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Sudah satu pekan berlalu sejak ditetapkannya puasa Ramadhan 3 April 2022.
Kini umat Islam telah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama satu minggu.
Dan akan terus menjalankannya hingga satu bulan ke depan.
Ada banyak godaan dan ujian dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Pasalnya puasa tak hanya menahan lapar dan dahaga, melainkan juga harus menahan diri dari hawa nafsu.
Yaitu mengontrol diri agar tidak marah bahkan menggunjing.
Hal ini lantaran puasa Ramadhan merupakan momen ibadah yang harus dijalani dengan kesabaran agar meraih keberkahan.
Maka dari itu, jangan sia-siakan puasa Ramadhan dengan berbuat keburukan.
Sehingga puasa merupakan salah satu ibadah terberat bagi umat Islam karena harus ekstra sabar dalam menjalankannya.
Lantas, bagaimana jika kita marah atau emosi apakah puasanya akan batal?
Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat dilansir melalui laman Instagram @ustadzadihidayat.
Baca juga: Rekomendasi Menu untuk Buka Puasa, Aneka Bubur Khas Nusantara Bercitarasa Manis dan Mengenyangkan
Pembahasan seputar batal tidaknya puasa jika marah dan emosi diawali dengan sebuah pertanyaan dari seorang jemaah.
"Kan kalau Ramadhan ini kita tetep bekerja, tetep bertemu dengan orang banyak, kadang saya suka lupa untuk menahan emosi akhirnya suka nangis, terus suka kelepasan marah, nah apakah hal itu bisa membatalkan puasa saya atau hanya mengurangi pahala puasanya?
Dan kira-kira hal apa saja yang bisa membatalkan atau mengurangi pahala puasa?," tanya seorang jemaah.
"Penting kita ketahui dari keterangan-keterangan Nabi Sholallahu'alaihiwasallam, ada dua jenis yang bisa mempengaruhi pahala puasa kita," terang Ustaz Adi Hidayat.
"Hal pertama yang langsung bisa menggugurkan nilai puasanya disebut dengan segala hal yang membatalkan puasa, makan batal, sengaja minum batal, berhubungan seksual suami istri siang hari batal, wudhu misalnya nanti kumur-kumurnya pakai sirop batal," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Yang kedua, ini yang harus sering antisipasi hal yang merusak pahala puasa, apa saja di antaranya langsung di kitabussiyam, Hadits Riwayat Al-Bukhari Bab tentang puasa nomor hadits yang pertama, Nabi Sholallahu'alaihiwasallam mengatakan jangan berkata-kata kotor, puasa itu perisai dari hal-hal yang tidak baik," terangnya.
"Maka jika ada orang puasa jangan berkata-kata kotor, jangan berbuat yang tidak pantas itu dosa sih langsung nggak, cuman membuat orang lain berpeluang dosa," tutur Ustaz Adi Hidayat.
"Misalnya teman-teman usia 40 tahun, tapi keluar komplek usia anak 4 tahun, putar-putar cuma orang berpikir tuh orang kenapa ya, berprasangka buruk pada kita, maka jika ada orang mencela, mengajak berselisih, dusta tidak sekaligus membatalkan puasa tapi mengurangi pahala," tambahnya.
"Misal InsyaAllah kita puasa dapet pahala 100 persen, tapi ada orang yang saat bersamaan mencela saat puasa, cela dosanya 50 persen, berselisih 50 persen, dusta 100 persen, tambah gosip misalnya 100 lagi, malah nilainya berkurang bahkan minus," tutur Ustaz Adi Hidayat.
"Tidak sedikit orang puasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja, hadits kudsi yang lain Allah tidak membutuhkan puasa seseorang yang memperbanyak dosa dalam puasanya," terangnya.