DOKTER Salah Potong, Sunatan Massal Berujung Petaka, Bocah 12 Tahun Terpaksa Dilarikan ke RS

Satu hari sebelumnya, Husaini, menjelaskan, kalau anaknya mengikuti kegiatan sunat massal yang digelar sebuah ikatan alumni

Editor: Wiedarto
For Serambinews.com
Kaki anak yang diduga salah sunat tersebut. 

SRIPOKU.COM, ACEH--Seorang bocah 12 tahun asal Kota Lhokseumawe yang diduga salah sunat, pada Senin (4/4/2022), harus menjalani operasi kembali di Rumah Sakit Melati Lhokseumawe.


Hingga pada Selasa (5/4/2022), masih menjalani perawat di rumah sakit.

"Kondisi sudah mulai nembaik. Sudah bisa duduk. Tapi tetap belum diizinkan pulang," kata Husaini, orang tua dari bocah tersebut.

Satu hari sebelumnya, Husaini, menjelaskan, kalau anaknya mengikuti kegiatan sunat massal yang digelar sebuah ikatan alumni sekolah menengah atas di Kota Lhokseumawe, pada 27 Maret 2022 lalu.

Tiga hari kemudian, dia bersama istrinya pun membawa anaknya tersebut ke Puskesmas yang ada di Kota Lhokseumawe. Rencananya untuk ganti perban.

Namun sampai di Puskesmas, pihak medis menyatakan kalau anaknya tidak disunat. Sèhingga meminta agar dibawa kembali kepada pihak panitia.

Selanjutnya, Husaini pun melihat ada yang aneh di milik anaknya.

Sesuai foto yang diperlihatkan kepada Serambinews.com, ujung milik anaknya sudah tidak terlihat, kemungkinan besar sudah tertutup akibat bengkak.

Namun, yang terlihat hanya benang-benang jahitan.

"Saat pipis sangat susah. Keluarnya tidak beraturan," ujarnya.

Atas kondisi tersebut, dia pun menjumpai panitia sunat massal untuk mempertanyakan perihal tersebut.

Selanjutnya, anaknya dibawa ke seorang dokter di sebuah rumah sakit di Kota Lhokseumawe.

"Dokter tersebut mengatakan tidak apa-apa. Lalu saya tanya, dokter ini yang sunat anak saya. Bukan katanya, tapi cuma tim saja. Makanya atas dasar itu, saya nggak mau konsultasi sama dokter tersebut dan saya minta ke dokter bedah lain," katanya.

Setelah itu, atau beberapa hari kemudian, pihak panitia pun datang ke rumahnya untuk meminta agar anaknya bisa dibawa untuk perawatan lebih lanjut.

"Sehingga saya minta bertemu dengan yang khitan anaknya. Tapi kata panitia menyatakan tidak bisa, karena punya kode etik sendiri," katanya

Lanjut Husaini, bila tidak bisa bertemu dengan yang sunat anaknya, ia meminta panitia membuat surat dengan isi tiga poin, yakni mengakui adanya kesalahan teknik dan mau bertangungjawab. Mau bertanggungjawab dari perawatan sekarang hingga sembuh. Serta bila ada efek kedepannya, juga mau bertanggubgjawab.


"Tapi panitia hanya mau satu poin yakni, perawatan sampai sembuh. Sehingga saya tolak," katanya.

Singkatnya, kata Husaini, atas inisiatif sendiri dan dibantu kenalannya, maka pada Senin hari ini, anaknya pun menjalani operasi atau sunat kembali.

"Dikupas kembali. Sisa kulit yang dikupas tersebut ada sama kami," katanya.

Intinya, tegas Husaini, bila tidak ada dugaan salah dalam sunat awal, tentunya anaknya tidak perlu dioperasi kembali.

"Jadi atas kondisi ini kami hanya meminta kepada panitia mau mengakui adanya kesalahan teknik saat sunat awal. Itu saja," pungkas Husaini.

Sementara pihak panitia yang dihubungi via telepon, tidak tersambung.

Saat di SMS Serambinews.com, tidak dibalas.

Sehingga sampai berita ini diturunkan, belum memperoleh konfirmasi dari panitia sunat massal tersebut.


Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved