Pempek Lala: Digitalisasi Pembayaran Mudahkan Transaksi Gerai Pempek Tradisional

Penganan khas Palembang, Sumatera Selatan ini, saking terkenalnya kini bahkan bisa ditemui di berbagai belahan wilayah Nusantara.

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Handoout Gojek
Orang Palembang bilang, belum ke Palembang kalau belum menikmati pempek dan minum cuko. Datang ke toko pempek Lala di Jalan Mujahidin, Kelurahan Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang. Selain praktis, pembayaran non-tunai dengan GoPay dinilai lebih aman karena tidak perlu menyerahkan uang secara fisik. 

Mas Firman, yang mewakili manajemen Pempek Lala menyatakan, saat pandemi ada penurunan omzet yang terjadi.

“Kalau hari normal, maksudnya saat tidak pandemi, setiap harinya omzet di atas sepuluh juta Itu setiap hari. Namun saat pandemi, dan aturan dari pemerintah yg sangat ketat kami juga sempat terdampak, kami mengalami penurunan omzet hingga 20-40 persen setiap harinya,” jelas Firman.

Namun seiring dengan kondisi yang terus membaik dan peraturan terkait pandemi yang semakin longgar, membuat bisnis Pempek Lala kembali menggeliat.

Orang-orang lokal Palembang, kini sudah semakin percaya diri mengkonsumsi pempek di gerai, sementara wisatawan dan para pekerja yang kembali hadir di Palembang dan mulai bertransaksi membeli pempek untuk buah tangan orang-orang tercinta di rumah.

Apalagi kini pembayaran di Pempek Lala semakin banyak pilihan untuk melakukan transaksi.

Selain pembayaran tunai, salah satu metode pembayaran yang paling banyak diminati oleh para pelanggan adalah pembayaran non-tunai, terutama GoPay.

Selain praktis, pembayaran non-tunai dengan GoPay dinilai lebih aman karena tidak perlu menyerahkan uang secara fisik.

Salah satu pelanggan Pempek Lala, Muhammad Wafi yang tinggal di Palembang, mengaku seringkali lupa membawa uang tunai.

Namun, hal ini tak mengurungkan niatnya menikmati Pempek Lala.

“Sekarang enak, sudah lebih mudah kalau saya lupa membawa uang tunai. Kalau dulu saya panik kalau lupa membawa uang. Sekarang kan tinggal scan saja di GoPay, dan tuntas urusan,” jelas Wafi.

“Pembayaran non-tunai ini memberikan pelanggan pilihan yang luas, karena pasar kami kan saat ini tidak hanya orang Palembang. Namun juga orang-orang di luar Palembang. Nah orang di Palembang memang masih lebih banyak yang membayar tunai. Namun bagi para wisatawan dan para pekerja yang datang dari luar kota, metode pembayaran non-tunai ini menjadi pilihan utama. Mungkin karena mereka sedang bepergian ya, jadi tidak aman jika membawa uang tunai, makanya metode pembayaran non-tunai jadi pilihan. Sejauh ini, yang paling banyak digunakan adalah GoPay ya untuk pembayaran non-tunai,” ungkap Mas Firman lebih jauh.

Selain memberikan pilihan metode bayar, selama kehadiran GoPay, Firman mengakui hal yang paling membantu adalah kerjasama dalam bentuk promosi yang dilakukan menggunakan metode pembayaran GoPay.

Promosi ini mendorong para pelanggan untuk menikmati produk pempek dengan harga yang lebih murah, atau mendapat ekstra bonus.

Selain itu, manfaat lain yang didapat adalah branding atau pemasangan merek Pempek Lala bersama dengan merek GoPay, yang membuat para pelanggan yang datang dari luar kota tidak khawatir jika tidak membawa uang tunai.

Hal ini sangat membantu Pempek Lala untuk meluaskan pasar mereka dari sekedar pasar di kota Palembang, menuju ke pasar yang lebih luas.

“Digitalisasi transaksi ini memberikan pilihan yang luas kepada pelanggan, sekaligus menguntungkan kami sebagai pelaku bisnis rumahan,” pungkas Firman.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved