Berita Palembang
Trend Covid-19 di Sumsel Menurun, Tinggal 3 Pasien di Rumah Sehat Wisma Atlet Jakabaring Palembang
Seiring perkembangan kasus Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) trennya menurun juga dirasakan Rumah Sehat covid-19 tower 7 Wisma Atlet
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG ---- Seiring perkembangan kasus Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) trennya menurun juga dirasakan Rumah Sehat covid-19 tower 7 Wisma Atlet Jakabaring Palembang yang masih ada 3 orang pasien per tanggal 16 Maret 2022.
Dari data yang ada tinggal 3 orang pasien yang dirawat hingga Rabu (16/3/2022). Kembali mengalami penurunan cukup banyak dari dua hari sebelumnya ada 13 pasien di tanggal 14 Maret 2022.
"Ya itu laporan tanggal 14 Maret 2022 dan laporan tanggal 16 Maret 2022 hari ini," ungkap Penanggung Jawab Rumah Sehat Covid-19 Wisma Atlet Jakabaring Palembang, dr H Trisnawarman MKes SpKKLP.
Trisnawarman yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menjelaskan tentang kepulangan sebanyak sepuluh pasien lainnya.
"Ya memang yang 10 itu sudah 10 hari dirawat, tinggal menunggu hasil PCR," kata dr Trisnawarman yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh.
Meski saat ini tren jumlah pasien menurun drastis, namun dr Trisna yang juga merupakan Wakil Ketua III IDI Provinsi Sumsel dan Wakil Ketua PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) Cabang Sumsel menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel masih tetap membuka layanan Rumah Sehat COVID-19 yang berada di Wisma Atlet Jakabaring.
"Rumah sehat akan tetap buka selagi status masih pandemi dan mengikuti arahan pemerintah pusat terkait isoter terpusat," jelas dokter asli orang Palembang, kelahiran 9 September 1966.
Sejak awal Pemprov Sumsel menyiapkan dua tower yakni tower 7 dan tower 6 di wisma atlet JSC ini. Setiap towernya masing-masing memiliki ketersediaan 100 bed BOR (Bed Occupancy Rate).
Pemerintah sudah mengantisipasi tempat tidur dengan mempertimbangkan efisiensi, jangan sampai terlanjur sewa.
Meski demikian, penerima penghargaan sebagai Dokter Teladan Tingkat Nasional Tahun 2005 menjelaskan satu tower wisma atlet ini tetap sudah siap digunakan sewaktu-waktu jika terjadi lonjakan pasien yang cukup banyak untuk dilakukan isolasi.
"Tapi tower yang di sebelah itu (tower 6) sudah siap. Begitu tower 7 ini penuh perlu penambahan, kita bisa langsung mempersilahkan masuk ke tower satunya. Kita gunakan tower 6," kata Trisnawarman.
dr Trisna mengatakan pasien yang diisolasi ini rata-rata pelaku perjalanan. Setelah dilakukan tes PCR, yang bersangkutan diisolasi di rumah sehat. Ia menghimbau bagi pasien konfirmasi PCR positif covid dengan atau tanpa gejala ringan untuk diisolasi di rumah sehat covid 19 atau isolasi Mandiri di rumah dengan tetap menerapkan prokes.
"Yang dirawat di sini gratis pakai APBD. Himbauan kita agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak," katanya.
Menurutnya, pasien datang sendiri ataupun bisa dari corporate atau dari rujukan fasilitas pelayanan kesehatan (fasienkes). Syaratnya bawa KTP atau identitas lainya dan hasil swab PCR/antigen yang menyatakan positif.
Ia juga menjelaskan pelayanan di rumah sehat wisma atlet Jakabaring ini semuanya gratis ditanggung Pemprov Sumsel baik itu penginapan, makan dan minum, serta obat-obatan selama isolasi di sini.
Dengan kasus covid 19 saat ini, ia menghimbau jangan terlalu panik, masyarakat diharapakan membiasakan untuk hidup berdampingan.
"Hanya saja tetap menjadi prokes, 5 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumanan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat)," terangnya.
Kemudian seperti diketahui sekarang lagi musim demam, batuk, pilek ini. Agar mesti hati-hati kalau sudah terkena sebaiknya istirahat, tidak keluar rumah.
"Karena kalau dia kontak ke orang lain akan menularkan. Dari pilek batuk, kondisi lemah, kena covid akhirnya dia. Kita himbau agar yang batuk pileg dan demam agar jangan keluar dulu. Mantaplah di rumah, dari pada menular ke orang lain. Kita ini kan lagi musim pancaroba, musim dingin," katanya.
Tahun ini diakui memang penyebarannya cepat dan jumlah kasusnya banyak akan tetapi gejalanya tidak separah seperti tahun kemarin.
"Karena tahun kemarin virus Delta menyebabkan tingkat hunian (BOR) di rumah sakit cukup kewalahan/penuh dikarenakan gejalanya sangat berat," katanya.