'Suara Mereka Diam Ditelan Bumi' di Mana Suara Aktivis HAM saat 8 Warga Sipil Dibantai KKB
Delapan orang tersebut tewas terbunuh ditembaki di lokasi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel.
SRIPOKU.COM - Publik bertanya-tanya dan mencari keberadaan para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) atas kasus yang menimpa 8 pekerja tower telekomunikasi yang dibantai kelompok kriminal bersenjata (KKB)di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (2/3/2022) dini hari.
Delapan orang tersebut tewas terbunuh ditembaki di lokasi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel.
Mereka berinisial B, R, BN, BT, J, E, S dan Pak De
Satu karyawan lainnya, Nelson Sarira, selamat lantaran dirinya tak berada di basecamp saat peristiwa yang mengusik kemanusiaan itu berlangsung.
Nelson jadi saksi kunci dalam kasus yang menggemparkan Tanah Air ini.
Merespon hal ini, Akademisi Universitas Cenderawasih, Marinus Yaung mempertanyakan posisi aktivis kemanusiaan di Papua terkait pembantaian delapan buruh tersebut.
"Di mana suara para aktivis kemanusiaan dan HAM di Papua. Suara mereka diam ditelan bumi," kesal Marinus, dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Jumat (4/3/2022).
Marinus geram. Sebab, para aktivis HAM justru bungkam di tengah teriakannya yang kencang soal wacana kunjungan komisi HAM PBB ke Papua.
"Asumsi saya, mereka hanya memiliki definisi HAM yang sangat rasialis dan diskriminatif," pungkasnya.
Marinus justru melontarkan otokritik. Dia mempertanyakan apakah HAM hanya berlaku bagi orang asli Papua, bukan bagi ras lainnya.
"Para aktivis HAM dan kemanusian Papua yang perspektif HAM mereka sangat rasialis dan diskriminatif. Menurut saya tidak pantas berbicara tentang nilai kemanusian," Marinus geram.
Menurutnya, seseorang pembela kemanusian harus bicara soal nilai kemanusiaan, tanpa memandang latar belakang suku, agama dan ras.
"Perspektifnya harus keadilan dan kebenaran, terbentuk dari kombinasi logika dan perasaan atau hati nurani," ungkapnya.
Di Papua, lanjut Marinus, malah perspektif HAM dan kemanusian bersifat rasialis dan diskriminatif.
"Sesungguhnya mereka adalah bagian dari masalah Papua itu sendiri."
