Berita Sriwjiaya FC

UPDATE Calon Investor yang akan Takeover Pengelolaan Sriwjiaya FC dan Kabar Pelatih Kas Hartadi

Sebelumnya Hendriansyah pernah mengatakan pertemuan bisnis antara pihak calon pengelola baru Sriwijaya FC dengan pengelola lama tersebut untuk mencari

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM / Abdul Hafiz
Manajer Tim Sriwijaya FC, Hendriansyah ST MSi 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) pengelola klub Sriwijaya FC dikabarkan telah melakukan pembahasan dengan calon investor yang bakal mentakeover pengelolaan musim kompetisi Liga 2 2022 ini, 5-6 Februari 2022 di Jakarta.

Manajer Tim Hendriansyah ST MSi yang juga merupakan Direktur Marketing PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) ketika dikonfirmasi mengaku prosesnya masih mencari kesesuaian dengan calon pengelola, investor.

"Lagi prosesnya masih. Mereka (investor) masih mempelajari data-data ini. Mungkin tidak lama lagi mereka akan putuskan ikut atau tidak. Mencari kesesuaian dengan calon pengelola, investor," kata Hendriansyah kepada Sripoku.com, Kamis (10/2/2022).

Ketika ditanya tanggapannya dengan coach Kas Hartadi apakah berpeluang untuk kembali menjadi pelatih Sriwijaya FC di musim kompetisi Liga 2 2022, Hendriansyah masih belum bisa berkomentar panjang.

"Sampai saat ini saya belum bisa komen tentang SFC ke depan karena memang kita berharap masih membereskan yang lama dulu. Musim kompetisi 2021," ujar Hendriansyah yang juga menjabat Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan.

Sementara Sekretaris Perusahaan PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) Faisal Mursyid SH ketika dikonfirmasi menyatakan yang bisa menjawab itu yakni Presiden klub dan Pak Gubernur selaku pembina.

"Kita lihat sajalah nanti ke depan. Mudah-mudahan kita bisa lebih baik. Yang bisa menjawab itu Presiden klub dan Pak Gubernur selaku pembina," kata Faisal.

Setidaknya dari catatan Sripoku.com, pertemuan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) pengelola klub Sriwijaya FC melakukan pembahasan dengan calon investor merupakan yang kedua kalinya di awal tahun 2022 ini. Sebelumnya yakni pada Jumat (28/1/2022).

Sebelumnya Hendriansyah pernah mengatakan pertemuan bisnis antara pihak calon pengelola baru Sriwijaya FC dengan pengelola lama tersebut untuk mencari kesepakatan-kesepakatan.

Sripoku.com mendapatkan informasi ada perusahaan Bomba Group pada tanggal 7 Januari 2022 melayangkan daftar permintaan dokumen terkait keperluan legal due dilligence sehubungan dengan rencana pengambilalihan klub sepakbola Sriwijaya FC, untuk dapat ditindaklanjuti.

Surat tersebut dilayangkan ke Faisal Mursyid SH selaku Sekretaris Perusahaan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) selaku pengelola klub Sriwijaya FC.

Sekadar informasi Bomba Grup adalah perusahaan yang memiliki unit usaha coal, plantation, power plan, property yang fokus di wilayah Sumatera Selatan.

Bomba Group milik Setiawan Ichlas alias Iwan Bomba, pengusaha muda kelahiran Palembang.

Hendriansyah saat itu berharap pertemuan bisnis itu akan menghasilkan kesepakatan sesuai dengan harapan sehingga permasalahan pengalihan pengelola tersebut telah clear pada akhir Januari 2022 lalu.

"Ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuanlah. Istilahnya pertemuan bisnis yang direncanakan dalam waktu dekat. Targetnya itu tadi, sebelum bulan Januari ini berakhir, supaya ini sudah clear. Itu harapannya. Cuma kita tidak tahu pembicaraan nanti seperti apa perkembangannya," papar Hendriansyah sebelumnya.

Seperti diungkapkan sebelumnya, calon pengelola yang baru ini tengah mempelajari data-data SFC itu.

Sriwijaya FC bakal dikelola secara profesional oleh investor asal Sumsel sebelum dimulainya kompetisi Liga 2 2022 mendatang.

"Persiapan (tim kompetisi Liga 2 2022) belum. Kita masih mencari siapa yang akan mengelola SFC ini ke depan. Jadi kan sesuai arahan Pak Gubernur agar SFC ini dikelola orang-orang profesional. Jadi kita lagi mempersiapkan siapa yang wong profesional lagi nyari-nyari wong yang pas untuk mengelola SFC ke depan," kata Hendri.

Dikatakan Hendri, kalau sudah ada pengelolanya, baru selanjutnya tahapan mencari pelatih, pemain menyesuaikan jadwal kapan Liga 2 dimulai lagi.

Menurutnya kali ini Gubernur Sumsel mengamanatkan mencari siapa sebenarnya yang mampu untuk mengelola secara profesional.

"Jadi jangan istilahnya mengandalkan proposal, sponsor. Kalau menurut Pak Gubernur itu kelas-kelas (panitia lomba) 17 Agustusan. Sementara SFC ini bukan klub kecil. Gaungnya sudah ke mana-mana, jadi diuruslah secara profesional," papar Hendriansyah.

Diterangkannya, maksud arahan Gubernur itu tidak bisa kalau seperti selama ini masih mengandalkan Pemda atau mengandalkan sponsor-sponsor yang ada keterkaitannya dengan pemerintah.

"Maksud Pak Gubernur, coba dikelola seperti yang profesional betul. Dia bisa hidup sendiri, nyari duit sendiri, punya marketing yang bagus, ada bisnis yang bisa dijalankan untuk membiayai. Itu yang kita terjemahkan dari keinginan Pak Gubernur," jelasnya.

Hanya saja dalam arahan Gubernur, yang pertama kalau bisa yang pegang SFC itu tetap wong Sumsel.

Yang kedua, homebasenya tetap berada di Palembang.

Sriwijaya FC itu tetap milik masyarakat Sumsel. Tidak boleh dipindahkan ke tempat lain.

"Silakan dikelola oleh siapa, kalau bisa putra daerah. Itu pesan Pak Gubernur. Jadi ada ikatan emosional dengan Sumsel-nya. Tapi tidak boleh memindahkan homebasenya dari Palembang. Umpannya kalau kita jual dengan wong luar negeri, dipindahkannya ke Jakarta umpanya begitu. Itu memang ada syarat dari Pak Gubernur," beber Hendriansyah.

Hendriansyah yang mengidolakan legend pesepakbola Argentina, Diego Maradona mengatakan pihaknya tengah melaksanakan apa yang memenuhi keinginan Gubernur tadi.

Syaratnya SFC tidak boleh pindah dari Palembang, kalau bisa putra daerah, tidak mengandalkan ada politisnya, lebih benar-benar profesional.

"Yang jelas dua tahun ini kita belum berhasil. Itu fakta. Ke depannya jangan tidak berhasil lagi, itu kata Pak Gubernur. Evaluasi beliau yang saya tangkap, ternyata pengelolaan SFC itu tidak dilakukan secara profesional, bahasanya seperti itu. Bisa jadi kami-kami ini kategori yang profesional menurut beliau. Itu yang lagi kita usahakan ke depan. Siapakah orang yang akan mengelola secara profesional itu lagi dicari.

Pada saatnya bahwa orang itu sudah ada, pasti diumumkan di publik. Harapannya orang yang mengelola SFC nanti bisa membawa SFC ke Liga 1 di Tahun 2022," ujarnya.

Setelah itu terwujud, sudah ada yang diberikan mandat untuk megang SFC, baru menyusun pelatih, kemudian pelatih milih pemain, nanti kita akan hubungi pemain-pemain itu, bikin kontrak, latihan. Tinggal menunggu kalau jadwalnya Liga 2 habis lebaran bulan 6 ataukah bulan 7.

"Menurut beliau pengelolaan sekarang itu kurang pas. Terkait memang persiapan pendanaan karena sekarang kan lewat APBD pasti tidak boleh. Harga mati tidak boleh pakai APBD. Nah kalau kita masih tergantung dengan pemerintah, tidak bisa. Pemerintah itu cukup sebagai pembina, mengarahkan. Tapi pada saat operasional dilakukan orang profesional," terang alumni FT Pertambangan Unsri.

Misalnya SFC mencari sponsor yang ada ikatan bisnis, ada take and give.

SFC mengiklankan, mengkampanyekan produk mereka, kemudian mereka ada memberikan kontribusi sponsor.

"Kemudian dibentuk juga bisnisnya yang kuat, apakah SFC itu punya stadion homebasenya, stadion utamanya yang dipegang oleh SFC. Kalau sekarang ini kan tidak ada kita," kata penerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI Tahun 2013.

Seperti diketahui Sriwijaya FC selama ini di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sifatnya numpang saja.

"Bukan punya dia betul. Diupayakan dia punya ini. Kemudian juga dari penjualan souvenir, marchandisenya, dimaksimalkan. Termasuklah nanti lobi-lobi pemilihan pemain. Kalau mau menang itu harus siap seluruhnya," kata pria kelahiran Arahan (Lahat), 15 Desember 1972.

Mantan Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Muratara mengatakan nantinya SFC ke depan merupakan tim yang siap pendanaan, siap pemain, siap manajemen .

"Ya arah keinginan Pak Gubernur ke industri olahraga sepakbola. Kami menerjemahkannya seperti itu. Kami lagi mencari siapa sebenarnya yang akan bergabung dengan SFC musim 2022," ujar Hendriansyah.

Hendriansyah berharap mudah-mudahan dalam waktu dekat ini.

Siapa yang cocok, yang sepakat, dan komitmennya sama dengan komitmen gubernur.

"Kalau dia sanggup, punya modal akan membawa SFC ke Liga 1, tapi bawa SFC ke Lampung atau ke Jambi, itu gak cocok juga," ujarnya.

"Tetap harus di Palembang. Ketentuannya harus seperti itu. Kalau profesional harus dipegang oleh mereka sahamnya. Karena itu wujud tanggungjawab. Saham itu kan pemodal," tambahnya.

"Tidak bisa hanya hawo saja. Dia harus pegang kendali sahamnya, kendali operasionalnya. Tetapi Gubernur tetapkan target dan syarat-syarat. Targetnya Liga 1 dan syarat-syaratnya tetap di Palembang, dikelola oleh putra daerah," ujar Hendriansyah.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved