Apa Itu Rhesus? Ada Rhesus Negatif dan Positif, Ini Pentingnya Sebelum Menikah Cek Golongan Rhesus

Rhesus atau Rh merupakan salah satu sistem penggolongan darah yang memiliki nilai positif atau negatif selain golongan A, B, O dan AB

Editor: Sudarwan
https://www.google.co.id/
Ilustrasi rhesus dari Golongan darah B, B+. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Apa itu rhesus?

Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa golongan darah memiliki rhesus.

Ada rhesus negatif dan rhesus positif.

Lalu apa itu rhesus negatif dan positif?

Rhesus atau Rh merupakan salah satu sistem penggolongan darah yang memiliki nilai positif atau negatif selain golongan A, B, O dan AB.

Pada umumnya seseorang memiliki Rh positif sehingga jumlah Rh negatif sangat sedikit.

Hal ini dialami semua negara di dunia termasuk Indonesia.

Menurut Kepala UTD PMI Provinsi Sumsel dr Kemas Yakub SpPK, Rh negatif dan positif itu suatu jenis golongan darah.

Golongan darah manusia itu sebenarnya dikelompokkan sebanyak 36 kelompok.

Misalnya A, B, O itu satu kelompok.

"Seperti Rh satu kelompok. Kemudian ada kelompok kell, kidd dan lain-lain. Hanya memang yang lainnya tidak banyak digunakan dan yang paling banyak digunakan memang A, B, O serta Rh," kata Kemas Yakub saat Live Talk Virtual Fest Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Senin (8/2/2022).

Menurutnya, Rh itu secara umum ada antigen D.

Kalau memiliki gen D, Rh-nya positif.

Kalau tidak ada gen D dikelompokkan jadi Rh negatif.

Jadi memang ada sumbangsih dari genetik.

"Untuk populasinya di Indonesia, jumlahnya di bawah satu persen. Kalau penduduk Indonesia misal 270 juta berarti 2,7 juta yang punya Rh negatif. Lumayan banyak juga," katanya.

Sedangkan yang terbanyak itu Eropa bisa sampai 15-17 persen, untuk orang-orang yang berkulit putih.

Memang secara genetik kalau pembawa sifat ada Rh negatif, maka ada kemungkinan anaknya Rh negatif.

"Masalah yang ditimbulkannya dari Rh negatif ini selain masalah transfusi darah juga ada masalah dengan kehamilan. Jadi akan menyebabkan suatu kondisi gangguan risiko, bila ibu Rh negatif dan bapak Rh positif, serta janin yang dikandungnya Rh positif. Darah dari janin tadi akan dilawan oleh anti dari ibu," jelasnnya.

Makanya sering sekali didapatkan bayi yang terlihat kuning.

Pada anak pertama mungkin tidak terlalu berat tapi pada anak kedua, ketiga dan seterusnya bisa lebih berat.

"Di kalangan masyarakat kita memang masih banyak yang belum tahu Rh-nya apa. Misal hanya tahu golongan darah A, B, O, AB dan lain-lain, sedangkan Rh-nya tidak tahu," ungkapnya.

Maka menurut Kemas, dengan adanya live talk ini sangat membantu sekali untuk mengedukasi masyarakat tentang Rh karena kalau ada butuh golongan darah Rh negatif itu susah carinya.

"Di Sumsel ada komunitas Rh negatif wilayah Sumsel. Itu anggotanya baru 80-an orang. Seperti baru-baru ini RSUD Sekayu mintak donor darah Rh negatif, namun karena butuh proses sehingga tidak tertolong juga," katanya.

Untuk itulah, menurutnya jika saat kegiatan donor darah ada ketemu pendonor Rh negatif tidak langsung diambil, tapi dijadikan pendonor panggilan.

Darahnya memang bisa diberikan ke positif maupun negatif, tapi sayang karena itu sulit didapatkan.

"Di Sumsel ini kalau diasumsikan pendukungnya ada 8 juta maka kalau satu persennya kisaran 80 ribu atau kalau 0,1 persennya saja 8 ribu yang berpotensi Rh negatif. Namun yang baru gabung di komunitas baru 80 an jadi belum sampai 10 persennya," ujarnya.

Maka menurutnya, bisa dicek golongan darah dan Rh nya masing-masing.

Kalau lihat kartu golongan darah ada empat kotak, anti A, B, AB dan Rh anti D.

Memang terkadang yang diperiksa hanya A, B, O saja.

Tapi kalau di PMI dicek langsung Rhnya.

"Harapannya kita ingin menggugah kesadarannya teman-teman. Untuk memeriksakan golongan darah dan Rh-nya sejak dini. Mungkin bisa melalui pemerintah dengan mewajibkan mengisi di KTP pada golongan darahnya," pesannya.

Sementara itu keluarga dengan rhesus negatif Acep Mulyadi SE MM menambahkan, memang Rh negatif nggak sampai satu persen.

Hanya parahnya dari satu persen tadi belum sampai 10 persennya sadar bahwa dia itu Rh negatif.

"Salah satunya kami juga, kami nggak tahu Rh negatif. Untuk itu kami santai-santai saja, hamil pertama alhamdulillah lancar. Namun saat hamil kedua baru ada permasalahan," kata Acep.

Acep menceritakan, lalu istrinya hamil lagi.

Nah bulan ke lima sudah ada kelainan, seperti janinnya tidak tumbuh, ada cairan dan lain-lain.

Lalu pernah juga ngobrol teman-teman di Jakarta, terjaring lumayan banyak yang Rh negatif tapi tidak tahu.

"Jadi saya melihat di pelayanan kesehatan itu masih jarang diinformasikan melalui pamflet atau poster sudah tahu kah Rh Anda? Padahal risiko yang dihadapi bersangkutan cukup besar," ungkapnya.

Menurutnya, karena ketidaktahunannya ia sampai ada dua anak yang lahir dan dua anak yang wafat dalam kandungan.

Ini yang Acep rasakan risiko yang harus dihadapi.

Maka tidak ada salahnya calon pengantin itu tes dulu golongan darah dan Rhnya untuk meminimalisir seperti apa penanganannya.

Bukan berarti nggak jadi nikah, tapi agar tahu penanganannya ke depan bagaimana.

Sedangkan Aprianus Arief dari Komunitas Rh negatif Wilayah Sumsel menambahkan, bahwa ia Rh negatif dari keturunan yaitu dari ibunya.

"Dulu masih asing dan saya juga baru tahu ketika saya dewasa dan mau donor darah. Saya periksa darah O. Ketika mau donor rupanya Rh negatif. Kadang-kadang yang O nggak tau kalau belum diteliti," katanya.

Menurutnya, ketika mau donor baru diteliti.

Secara umum Rh negatif kebanyakan O, AB dan B.

Kalau di grup ada 82 anggota, diyakini di luar sana masih ada.

"Seluruh anggota komunitas jadi pendonor darah jalan. Saya pikir banyak yang seperti gunung es belum terdata," ungkapnya. (Linda Trisnawati)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved