Berita Palembang

Sudah Berjualan Sejak 1978, Es Puter Pakde Disukai Mahasiswa Hingga Profesor di Palembang

Pelanggan es puter Pakde Sukarman bukan hanya mahasiswa UIN, namun sekelas profesor di UIN pun sudah menjadi langganannya sejak dulu.

Penulis: Oki Pramadani | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Oki Pramadani
Pakde Sukarman saat sedang menjajakan daganganya, Senin (1/17/2022). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang tentunya tidak asing lagi dengan es puter Pakde Sukarman yang sudah berjualan sejak tahun 1978 dikawasan UIN.

Artinya Pakde Sukarman sudah mengelilingi kawasan UIN sejak puluhan tahun yang lalu.

Pelanggan es puter Pakde Sukarman bukan hanya mahasiswa UIN, namun sekelas profesor di UIN pun sudah menjadi langganannya sejak dulu.

"Saya ini jualan es puter sudah lama, pelanggan saya aja sudah ada yang jadi Profesor saat ini," ungkap Pakde Sukarman, Senin (17/1/2022).

Ia mengakui, awal mulai berjualan es puter karena diajari temannya dari Jawa Barat tentang bagaimana cara membuat es puter yang enak.

Dulu saya diajari teman dari Jawa barat,"ucap pria 72 tahun tersebut.

Saat pertama kali berjualan es puter dirinya mengakui kalau harga es per cupnya hanya seratus rupiah.

"Kalau dulu masih seratus perak dek, kalau sekarang sudah Rp 5000 harganya," cerita pakde.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Ia menceritakan sejak pagi hari ia sudah bersiap-siap untuk berjualan es puter du UIN.

Setelah semuanya siap, barulah ia berangkat dari rumahnya yang berada di Sekip Tengah menuju Kampus UIN.

Diakuinya setiap hari dagangannya selalu habis, walapun tidak menentu daganganya akan habis jam berapa.

"Alhamdulillah habis terus biasanya, kalau enggak abis itu kalau tiba-tiba hujan," ujarnya.

Namun meskipun sudah mempunyai banyak langganan di kawasan UIN, ia juga bercerita kalau daganganya juga ikut terdampak pandemi.

"Saat pandemi sedang parah-parahnya kemarin perkuliahan kan tidak aktif-aktif. Lebih banyak kulaih di rumah mereka, jadi kampus sepi.

Kalau covid kemarin habis saja bisa untung, bahkan kalau bisanya banyak cukup banyak hampir 50 persen harus dikurangi karena sepi pembeli," jelasnya.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved