Berita OKI

Warga Desa Suka Mukti OKI Berang, Lahan Mereka Terendam Banjir Dampak Saluran Air Ditutup Perusahaan

Ratusan hektar perkebunan karet milik masyarakat Desa Suka Mukti (C3) Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir terendam banjir

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Winando Davinchi
Ratusan hektar perkebunan karet milik masyarakat Desa Suka Mukti (C3) Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir terendam banjir sejak sebulan terakhir, Selasa (4/1/2022). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Ratusan hektar perkebunan karet milik masyarakat Desa Suka Mukti (C3) Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir terendam banjir sejak sebulan terakhir.

Banjir tersebut diduga akibat dari ditutupnya saluran air atau gorong-gorong yang ada di perusahaan sekitar yakni Gunung Tua Abadi (GTA) PT. Sampoerna Agro TBK.

Dari informasi yang dihimpun di masyarakat sekitar, pembuatan kanal oleh perusahaan telah dilakukan sejak dua tahun yang lalu.

Dimana setiap datang musim penghujan, seluruh lahan warga tidak dapat dilakukan pemahatan (ngampas).
Dengan begitu cukup berdampak terhadap ekonomi masyarakat sekitar.

"Sudah lebih satu bulan menganggur karena tidak bisa menyadap karet seluas 1,5 hektar, padahal itu merupakan pendapatan utama saya dan harus hilang pemasukan perbulan sekitar 4-5 juta rupiah," ungkap Santoso, warga sekitar dengan nada kecewa saat dihubungi melalui telepon, Selasa (4/1/2022).

Lebih lanjut disampaikan, jika ratusan hektar lahan yang terdampak tersebar di beberapa Desa antara lain Suka Mukti, Balian Makmur, Mekar Wangi dan Karya Mukti.

Menurut Santoso, penyebab utama banjir dikarenakan kondisi gorong-gorong yang tertutup hingga air meluap naik ke lahan perkebunan masyarakat.

"Jadi sekitar 2 tahun lalu, perbatasan C3 dan perusahaan GTA dibuatkan jalan akses perkebunan.


Lalu jalan tersebut dibuatkan gorong-gorong tetapi semua gorong-gorong ditutup.


Jadi aliran air cuma satu arah dialirkan ke jembatan yang lebarnya hanya 15 meter,"

"Jadi air yang datang dari sungai Desa Dabuk Rejo (Mesuji) larinya kesitu semua, berhubungan aliran air sempit otomatis meluap ke kebun masyarakat," ungkapnya.

Harapannya, jika seluruh gorong-gorong dibuka mudah-mudahan jalan air bisa lebih maksimal.

"Jadi saat memasuki musim penghujan kebun karet masyarakat kebanjiran sedangkan kebun sawit milik perusahaan kering (tidak banjir), malahan gorong-gorong yang ada ditambah plat sehingga bertambah rapat tutupan gorong-gorong itu," bebernya.

Dengan adanya musibah banjir seperti ini, pendapatan masyarakat jauh menurun drastis, untuk biaya makan sehari-hari saja sulit terpenuhi.

"Semenjak kebun karet terendam banjir, saya tidak ada pekerjaan lagi.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved