Berita Religi
Benarkah Menikah di Bulan Ini Akan Membuat Rumah Tangga Hancur? Ini Kata Buya Yahya Sesuai Prasangka
Ada bulan yang dilarang untuk melangsungkan pernikahan lantaran dianggap tidak baik bagi rumah tangganya. Lantas, benarkah anggapan demikian?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM - Apakah benar jika menikah di bulan ini akan menjadikan rumah tangganya hancur? Berikut ini penjelasan Buya Yahya.
Pernikahan merupakan ibadah paling lama di antara ibadah lainnya dalam Islam.
Oleh sebab itu, menikah memerlukan persiapan yang matang bukan hanya dari segi materi.
Melainkan persiapan mental dan keimanan yang kuat menjadi faktor suksesnya rumah tangga yang diimpikan.
Menikah memang seharusnya mengedepankan agama, karena pernikahan bertujuan untuk beribadah kepada Allah Subhanahuwata'ala.
Selain itu, ada pula bulan baik yang dianjurkan untuk menikah.
Bulan baik untuk menikah menurut islam yang disarankan ialah jatuh pada bulan syawal.
Bahkan ada yang mengatakan bila menikah di bulan syawal menjadi sebuah amalan sunnah. Penentuan syawal ini tidak tanpa alasan.
Melainkan, Rasulullah S.A.W,menikah dengan Aisyah pada bulan Syawal.
Namun, ada pula bulan yang dilarang untuk melangsungkan pernikahan lantaran dianggap tidak baik bagi rumah tangganya.
Hal ini sudah menyebar luas dan menjadi rumor di tengah masyarakat.
Lantas, apakah benar jika menikah pada bulan tersebut akan menjadikan rumah tangga hancur?
Berikut ini penjelasan Buya Yahya yang dibagikan melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Baca juga: Wajibkah Perempuan Berbakti Pada Orangtua Setelah Menikah? Ini Kata Buya Yahya Dua Pahala Istimewa
Menurut Buya Yahya terkait hal ini tergantung kepercayaan yang dibangun dari dalam diri masing-masing.
Namun, untuk meluruskan anggapan yang demikian, perlunya meluruskan pemahaman tentang hal tersebut.
Misalnya saja ada larangan pada bulan Maulid Nabi untuk membangun rumah lantaran bisa mencelakai.
Selai itu, ada pula larangan untuk tidak memulai usaha karena bisa bangkrut.
Selain dua hal tersebut ada juga kepercayaan untuk tidak menikah di bulan Maulud sebab bisa hancur tumah tangganya.
Buya Yahya mengatakan apabila hal tersebut mau dipercaya atau tidak terserah yang mendengarnya.
“Yang percaya bangkrut, yang nggak percaya untung,” tegasnya.
Sebab menurutnya bulan Maulid Nabi adalah bulan pembuka yang seharusnya dijadikan momentum membuka sesuatu yang baik.
“Nggak ada bulan menyesatkan, tidak ada bulan yang merugikan, bulan rugi adalah bulan maksiat,” jelas Buya Yahya.
Oleh sebab itu ia berharap kepercayaan-kepercayaan tidak baik itu harus dirubah dalam pandangan masyarakat.
Bahkan Allah itu merupakan sesuai prasangka hambaNya, maka hendaklah ia berprasangka baik.
Dia menyebutkan salah satu firman Allah, “Aku terserah hambaKu mendugaKu.”
“Kalau menduga bangkrut, bangkrut beneran, kalau menduga untung, untung,” jelasnya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menyebutkan kepercayaan lain yang harus dirubah, yakni ketika terjadi sesuatu yang buruk dihubung-hubungkan dengan hal lain.
Misalnya saat gelas jatuh dan pecah yang dipercaya sebagai tanda akan terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya yang jauh.
Harusnya menurut Buya Yahya ketika terjadi hal-hal demikian harus berkata ‘alhamdulillah’ agar terjadi hal baik.
“Nasiku busuk, berarti buat ayam, alhamdulillah rezeki tambah banyak,” contoh Buya Yahya.
Artinya di dalam bulan apapun ketika seseorang berprasangka baik maka semuanya akan menjadi baik, dan begitu juga sebaliknya.
Demikianlah penjelasan mengenai larangan menikah di bulan tertentu karena akan menyebabkan kehancuran dalam rumah tangga sebagaimana disampaikan Buya Yahya.