Anak Pertama Berusia 2,5 Tahun, Santriwati Korban Cabul Ustaz 2 Kali Lahiran : Perempuan Semua
Menurut dia, salah seorang santriwati ini melahirkan anak pertama dan sekarang sudah berusia 2,5 tahun.
SRIPOKU.COM - Sebanyak 12 santriwati menjadi korban asusila guru pesantren di Cibiru, Bandung, Jawa Barat berinisial HW.
Dari total 12 korban 11 korban merupakan warga Garut.
11 korban asal Garut itu tujuh korban sudah melahirkan delapan orang anak.
Bahkan satu korban sudah dua kali melahirkan anak hasil asusila yang dilakukan HW ini.
Hal ini disampaikan oleh Ketua P2TP2A Garut Diah Kurniasari Gunawan, Kamis (9/12/2021).
Menurut dia, salah seorang santriwati ini melahirkan anak pertama dan sekarang sudah berusia 2,5 tahun.
Sedangkan anak kedua dilahirkan korban pada beberapa bulan lalu.
• DUA Kali Lahirkan Bayi, Hancur Hati Orangtua 12 Santriwati yang Dirudapaksa Oknum Guru Ngaji
"Semua anak perempuan," kata Diah seperti dikutip dari Kompas.com.
Pihaknya menawarkan kepada korban untuk merawat anak-anak itu.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Namun para korban dan keluarganya mau mengurus anak tersebut.
"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah
Diah mengatakan, korban yang melahirkan paling akhir pada November 2021 lalu.
Korban terakhir ini kata dia, masih berusia 14 tahun.
Setelah melahirkan, dirinya pun menawarkan bantuan jika orangtuanya tidak sanggup mengurus. Namun, orangtuanya mau mengurusnya.
"Setidaknya, mereka sudah menerima takdir ini, nanti saya berencana mau nengok juga ke sana," katanya.
Menurut dia, para korban rata-rata menjadi santri pesantren itu pada tahun 2016.
Kasus ini baru terungkap pada Mei 2021 lalu.
Kasus ini terbongkar berawal saat seorang santriwati yang menjadi korban pulang saat Idul Fitri lalu.
Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Saat pulang, orangtua korban merasa berubah terhadap anaknya.
Setelah ditanya ternyata korban tengah mengandung.
Orangtua korban ditemani kepala desa melaporkan kasus itu ke Polda Jabar.
"Nah disitulah akhirnya dengan ditemani oleh Kepala Desa mereka melapor ke Polda Jabar. Nah, itu awalnya seperti itu," kata Diah.
Setelah melapor ke Polda, mereka pun laporan ke Bupati Garut dan melapor ke P2TP2A. Sejak saat itulah, P2TP2A melakukan pendampingan terhadap korban dan orangtuanya, hingga saat ini pendampingan masih terus dilakukan.
Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Kasus 12 Santriwati Dicabuli Ustaz, Berawal Korban Pulang Lebaran : Curiga
Baca juga: Terasa Kiamat, Ayah Santriwati Menangis, Anaknya Pulang Mondok Bawa Bayi 4 Bulan :Dicabuli Ustaz
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:
