Berita Religi
Meski Meninggal Syahid Namun tak Akan Diampuni, Inilah Bahaya Orang Mati Meninggalkan Utang di Dunia
Utang merupakan perkara yang tidak bisa dianggap main-main. Sebab urusan utang ini juga akan berlanjut ke akhirat jika tidak segera dilunasi di dunia.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Fadhila Rahma
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
"Siapa yang berhutang dan berniat akan membayarnya maka Allah akan menunaikan niatnya. Tetapi siapa yang berhutang dengan niat tidak membayarnya maka Allah akan membinasakannya" (HR. Bukhari)
Sungguh merugi seorang muslim yang enggan membayar utang.
Pada hari akhirat nanti orang-orang akan datang menagih utangnya, amal kebaikannya yang menutupinya.
Karena pada hari akhirat tidak ada lagi yang namanya mata uang.
Amal kebaikan akan terpotong pada hari kiamat.
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan pahalanya di hari kiamat nanti karena di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham" (HR. Ibnu Majah)
Meskipun seorang muslim meninggal dalam keadaan syahid, orang yang memiliki utang tidak akan diampuni.
"Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang" (HR. Muslim)
Orang yang berniat tidak mau membayar utang maka dihukum sebagai pencuri.
"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri" (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah menyebut orang yang membayar utang adalah sebaik-baik manusia.
Bila tidak mampu melunasinya maka penuhilah sebahagiannya dahulu.
"Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar utang" (HR. Bukhari)
Demikianlah bahayanya meninggalkan utang yang belum lunas di dunia.
Semoga siapapun yang memiliki utang dipermudah oleh Allah untuk segera melunasinya.