Perang Dua Kubu Berjuang Menentang Masuknya Pemerintahan Belanda, Ini Sejarah Hari Pahlawan

Hari pahlawan memiliki sejarah panjang terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: pairat
Kompas.com via Tribunnews
Hari Pahlawan 

SRIPOKU.COM - Tepat pada hari ini, Rabu tanggal 10 November, diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Hari pahlawan memiliki sejarah panjang terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.

Bagi yang belum tahu, dalam artikel ini akan menjelaskan sejarah dari Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November.

Hari pahlawan juga dikenal sebagai peristiwa 10 November 1945 atau peristiwa Surabaya yang mengisahkan perlawanan ‘arek-arek Suroboyo’ terhadap serangan pasukan sekutu.

Saat itu rakyat Surabaya bersama para pejuang bertempur melawan tentara Inggris.

Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 itu pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Keputusan tersebut ditetapkan oleh Presiden Soekarno.

Berdasarkan buku Bung Tomo, Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempor 10 November karya Abdul Waid pertempuran itu dipicu dengan sejumlah hal.

Peristiwa itu bermula setelah terjadinya kekalahan Jepang, kemudian rakyat dan pejuang Indonesia berupaya keras mendesak para tentara Jepang untuk menyerahkan semua senjatanya kepada Indonesia.

Lantas bagaimana sejarahnya? berikut penjelasannya dikutip Tribunnews dari bone.go.id.

Baca juga: 40 Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November, Bisa untuk Update Status di Facebook, Twitter, IG & WA

Sejarah Hari Pahlawan

Usai Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil, saat itu Indonesia masih bergejolak terutama antara rakyat dan tentara asing.

Hari Pahlawan 10 November merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah negara Republik Indonesia.

Pasalnya, pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan, yang dikenal juga sebagai pertempuran Surabaya.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah, salah satunya di Surabaya.

Pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan mereka berada di Surabaya pada 25 September 1945.

Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Tugas mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.

Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya, mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

Mereka protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan lalu kibarkan bendera Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing, karena Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan tersebut.

Hingga akhirnya, Ploegman tewas dicekik oleh Sidik di Hotel Yamato dan terjadi kericuhan.

Sejumlah warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo yang berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

Kemudian pada 29 Oktober 1945, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata.

Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak hingga mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.

Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor serta meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.

Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.

Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi.

Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara.

Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.

Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu.

Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah.

Serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai/ulama) sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung alot, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya.

Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu.

Hari pahlawan merupakan hari yan sangat bersejarah dalam persatuan kemerdekaan Indonesia.

Segala perjuangan yang dilakukan pejuang terdahulu merupakan kekaguman yang luar biasa yang dapat kita teladani.

Dimana pada saat sekarang ini Indonesia, minim akan pengetahuan sejarah kemerdekaan. Ingat kata guru sejarah kita terdahulu bahwa jangan sesekali melupakan sejarah.

Di tahun 2021 ini Hari Pahlawan mengusung tema “PAHLAWANKU INSPIRASIKU”.

Logo dari Hari Pahlawan pada tahun ini didominasi oleh warna Merah dan Putih seperti warna bendera Indonesia.

Di dalam logo Hari Pahlawan 2021, terdapat makna yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:

- Bambu runcing merupakan senjata sederhana yang digunakan pejuang kemerdekaan.

Senjata ini merupakan simbol keberanian para pahlawan dalam menghadapi kolonialisme.

- Pahlawan merupakan orang yang mengorbankan kenyamanan hidupnya agar orang lain bisa mendapatkan kenyamanan seperti dirinya.

Pahlawan adalah sosok yang senang dalam menolong orang lain.

- Buku adalah simbol dari sumber inspirasi generasi masa kini untuk mengetahui kisah heroik dari para pahlawan.

Melalui buku, generasi sekarang dapat melakukan napak tilas perjuangan mereka.

Buku juga merupakan sumber inspirasi bagi para pahlawan dalam menggagas kebangsaan Indonesia.

- Bendera merah putih merupakan bentuk simbolisasi dari sebuah bangsa dan negara yang dulu para pahlawan perjuangkan.

Sebuah warisan yang kita harus jaga dengan mewujudkan tujuan bernegara.

Tujuan bernegara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

- Kepalan tangan adalah simbolisasi dari keteguhan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Diharapkan generasi sekarang bisa memiliki keteguhan yang sama dalam memepertahankan kemerdekaan Indonesia.

Hari Pahlawan diperingati dengan maksud dan tujuan untuk mengenang dan menghormati perjuangan para pahlawan dan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

Peringatan Hari Pahlawan ini juga dilakukan agar dapat membangun ingatan kolektif yang bertujuan untuk menggerakkan kesadaran masyarakat agar mau meneladani dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

Merperkuat Persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat dan nilai kepahlawanan dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan rasa kecintaan serta kebangggaan sebagai bangsa dan negara Indonesia.

Masyarakat tetap bisa merayakan Hari Pahlawan, meski dalam kondisi pandemi dengan saling membagikan foto suasana kemerdekaan dengan gambar twibbon yang menarik.

Baca juga: Meski Diguyur Hujan Deras, Gubernur Herman Deru Tetap Pimpin Upacara Hari Pahlawan

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved