Ada Panglima Perang Terkenal dari Jambi, 2 Tahun Lalu 6 Orang Ini Resmi Bergelar Pahlawan Nasional
Hal itu diselenggarakan Presiden Jokowi untuk memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
Soekanto juga dikenal sebagai pembangun struktur dan fundamen serta peletak batu persatuan bagi Kepolisian RI.
Saat menjabat Kepala Kepolisian Negara (KKN), 29 September 1945 hingga 31 Desember 1959, ia merintis dibentuknya polair dan udara, brimob, polantas yang terorganisir dengan baik, pembentukan cikal bakal polda, hingga pembentukan sekolah-sekolah polisi.
Atas upaya-upaya Sukanto itulah, tercipta aspek pedoman hidup dan pedoman karya kepolisian, yang pada akhirnya terkenal dengan nama Tribrata dan Caturprasatya.
2. Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara.

Arnold merupakan tokoh pergerakan dan pernah jadi Menteri Penerangan RI era Presiden Soekarno
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu lahir di Manado pada tanggal 4 Desember 1896.
Ayahnya bernama Karel Charles Wilson Mononutu dan ibunya bernama Agustina van der Slot.
Baik ayah dan kakeknya adalah tokoh terkemuka dalam masa-masa mereka.
Ayahnya adalah seorang pegawai negeri (ambtenaar) Hindia Belanda.
Kakeknya yang juga bernama Arnold Mononutu adalah orang Minahasa pertama yang menyelesaikan studi di sekolah untuk pelatihan dokter pribumi (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, STOVIA) di Batavia.
Ketika Mononutu berusia dua tahun, ayahnya ditugaskan ke Gorontalo.
Empat adiknya lahir di Gorontalo, tetapi sayangnya keempatnya meninggal antara lima dan enam bulan.
Pada tahun 1903, Mononutu mengikuti sekolah dasar bahasa Belanda (Europeesche Lagere School, ELS) di Gorontalo.
Ia melanjutkan studinya di tingkat sekolah yang sama di Manado setelah ayahnya dipindahtugaskan ke Manado.
Pada tahun 1913, Mononutu belajar di sekolah menengah Belanda (Hogere burgerschool, HBS) di Batavia di mana ia bertemu dan berteman dengan AA Maramis yang juga dari Minahasa dan Achmad Subardjo.