Berita Religi
Ganjaran Itu akan Menyesuaikan Perbuatan, Ternyata Inilah Sebab Seseorang Telat dalam Segala Urusan
Pada dasarnya setiap takdir manusia sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa termasuk rezeki, jodoh, hingga maut. Namun jangan sampai lupa beribadah.
Penulis: Tria Agustina | Editor: pairat
"Senantiasa suatu kaum sengaja mengakhir-akhirkan dari shaf pertama (sholat berjamaah), sampai ia akan diakhirkan oleh Allah untuk keluar dari api neraka." (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani).
Dalam hal ini Ustaz Abdullah Zaen menyebut jika banyak orang merasa urusannya serba sulit, serba telat, rezeki telat, ngaji telat, semuanya serba telat.
"Ternyata pemicunya seringkali adalah perilaku kita sendiri. Maka para ulama kita menyampaikan sebuah kaidah: 'Ganjaran itu akan menyesuaikan perbuatan.'," terang Ustaz Abdullah Zaen.
Ia juga menambahkan, maka hal itu merupakan ganjaran dari perbuatannya.
Yakni di antaranya terlambat sholat sebagai seruan dan panggilan untuk menghadap Allah.
Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu'anhu "Bahwasanya Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam pernah melihat sebagian sahabatnya ini telat."
Maksudnya ialah telah dalam hal sholat.
"Telat sholat ini bisa; nggak ngisi shaf yang pertama dulu, maka Nabi Sholallahu'alaihi wa sallam pun menasehati para sahabatnya "Ayo pada maju, isi dulu shaf yang depan, berangkatlah lebih awal." terang Ustaz Abdullah Zaen.
Lalu Nabi Sholallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Ketika ada orang biasa telat sholat, orang tersebut akan dibikin Allah telat!"
"Perhatikan di sini Nabi tidak sebutkan dalam urusan A, atau B, atau C, atau D. Nabi cuma katakan orang ini akan dibikin telat. Berarti maksudnya adalah telat dalam semua urusan," jelasnya.
Siapa yang biasa menunda-nunda waktu sholat, maka Allah akan tunda seluruh urusannya.
Ia juga menambahkan jika hal tersebut baru efek buruk di dunia, dan itu tidak seberapa dengan efek buruk di akhirat.
Tertunda apa di akhirat?
Kata Nabi dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud: