12 Fakta Menarik tentang Sumpah Pemuda, Kobarkan Semangat Juang Kemerdekaan
Hari spesial dan bersejarah di mana para pemuda dan pemudi menggelorakan semangat untuk meraih kemerdekaan pada 1928.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM - Sumpah Pemuda memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi Bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan negara asing.
Sejarah tersebut yang membuat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober.
Hari spesial dan bersejarah di mana para pemuda dan pemudi menggelorakan semangat untuk meraih kemerdekaan pada 1928.
Namun tahukah kalian, kalau ada fakta menarik dari mengenai Sumpah Pemuda yang belum banyak diketahui.
Penasaran? nih Sripoku.com beri penjelasaanya, betapa besar perjuangan para tokoh pemuda terdahulu.
Baca juga: Sejarah Singkat Hari Santri 2021 yang Ditetapkan pada 22 Oktober oleh Presiden Joko Widodo!
1. Kata Merdeka Dilarang
Belanda yang mengetahui adanya kongres ini mengirimkan tentaranya untuk melakukan penjagaan ketat di sana.
Para peserta dilarang berkata 'Merdeka' atau nanti diciduk.
Meski begitu para pemuda tetap bisa merumuskan ikrar demi menuju kemerdekaan nusantara.
Seperti contohnya yang dilakukan oleh Dolly Salim, ia melantunkan lirik lagu indonesia raya tersebut.
Namun, kata “merdeka” diganti dengan “mulia” agar Belanda tidak curiga.
2. Masih gunakan bahasa Belanda
Meski bersifat nasionalis, para peserta Kongres Pemuda II masih banyak menggunakan bahasa Belanda dalam percakapan maupun penulisannya.
Misalnya, Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres tersebut dalam bahasa Belanda.
3. 700 Peserta dari berbagai etnis di Nusantara
Kongres Pemuda II menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda.
Dalam Kongres, diikuti oleh 700 peserta dari Nusantara.
Mereka berasal dari keorganisasian kepemudaan macam Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum Betawi.
4. Tak ada istilah Sumpah Pemuda
Mohammad Yamin lah yang merumuskan ikrar Sumpah Pemuda hasil Kongres Pemuda II.
Akan tetapi pada waktu itu, baik peristiwa maupun rumusan ikrar hasil kongres memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang.
Baru tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.
5. Milki perbedaan pendapat
Sebenarnya antara 30 April-2 Mei 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda pertama, tetapi tidak menghasilkan kesimpulan yang berarti karena egoisme masing-masing organisasi pemuda kedaerahan yang masih belum cair benar, sekalipun cita-cita tentang persatuan telah tumbuh.
Bahkan seorang Muhammad Yamin, sekretaris kongres, dari Jong Sumateranen Bond pada hari pertama masih belum bersedia melakukan fusi, melebur organisasinya ke dalam badan yang lebih besar, yang lebih mengindonesia.
Demikian pula halnya utusan-utusan lain bersikap hampir serupa.
6. Luluh demi Indonesia Merdeka
Tetapi setelah mendengarkan beberapa uraian dari tokoh lain seperti Sunario Sastrowardojo, hati Yamin menjadi tergugah.
Egoisme kedaerahannya melemah seketika, semangat keindonesiaannya menjadi semakin kuat.
Maka Yamin dalam bahasa Belanda lalu membisikkan kepada ketua kongres, Soegondo Djojopoespito (kader Ki Hadjar Dewantara): “Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie” (Saya punya sebuah formulasi resolusi yang elegan).
Soegondo dan yang lain juga setuju dengan gagasan Yamin itu, maka apa yang dikenal dengan Trilogi Sumpah Pemuda adalah hasil rumusan Yamin itu.
Sebenarnya perkataan sumpah tidak dikenal selama berlangsungnya kongres.
Ketetapan nama Sumpah Pemuda baru menjadi resmi berdasarkan Keputusan Presiden Soekarno No. 316, tertanggal 6 Desember 1956, selang 28 tahun kemudian.
7. Kepergian W.R, Supratman
Wage Rudolf Soepratman (19 Maret 1903-17 Agustus 1938), tokoh legandaris ini mati muda dalam usia 35 tahun.
Dia tidak sempat menyaksikan berkibarnya sangsaka merah putih yang berdampingan dengan Lagu Indonesia Raya, ciptaannya.
Dan, mohon dicatat, tokoh ini di ujung hayatnya menderita sakit parah dalam keadaan miskin, sampai-sampai melego harta bendanya untuk dapat bertahan hidup.
8. Peran Soekarno dan Mohammad Hatta
Peran Soekarno sendiri sebagai kampiun persatuan nasional dan pendiri PNI (Partai Nasional Indonesia) pada 4 Juli 1927, dalam proses Sumpah Pemuda itu mungkin hanya secara tidak langsung saja, sebab namanya tidak ditemukan dalam daftar peserta kongres.
Sedangkan Mohammad Hatta memang sedang berada di Negeri Belanda saat kongres itu.
Tentang peran Bung Karno ini pernah diperdebatkan di kalangan sementara tokoh nasional.
9. Peran etnis Tionghoa dalam peristiwa Sumpah Pemuda
Beberapa waktu belakangan ini isu soal kelompok etnis tertentu kembali diperbincangkan. Etnis yang dimaksud adalah etnis Tionghoa.
Namun perlu diingat, etnis Tionghoa turut ambil peran dalam terbentuknya Sumpah Pemuda.
Dia adalah Sie Kong Liong. Bagaimana tidak, pemondokan yang menjadi tempat berkumpul serta menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah miliknya.
Sekarang, pemondokan tersebut menjadi Museum Sumpah Pemuda.
10. Hanya ada 6 perempuan yang ikut Kongres
Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu menonjol. Ini ditandai pula dengan sangat sedikitnya jumlah peserta pemudi yang hadir dalam kongres.
Berdasarkan buku resmi Panduan Museum Sumpah Pemuda, peserta kongres yang tercatat hanya ada 82 orang.
Padahal sejatinya ada 700-an peserta yang hadir di gedung yang digunakan untuk melangsungkan kongres.
Peserta perempuan sendiri hanya ada enam orang, yaitu Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.
Dari keenam peserta perempuan tersebut, hanya tiga peserta yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres, yakni Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo dan Siti Soendari.
11. Museum
Sumpah Pemuda merupakan refleksi dari semangat nasionalisme para pemuda yang dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan dan untuk mempertahankan kemerdekaan
Kini rumah yang menjadi tempat pembacaan sumpah pemuda kini dijadikan Museum Sumpah Pemuda.
12. Pertama kalinya lagu Indonesia Raya diperdengarkan
Dalam kongres itu, untuk pertama kalinya lagi Indonesia Raya diperdengarkan.
Bahkan langsung dimainkan oleh penciptanya sendiri Wage Roedolf Soepratman menggunakan instrumen biola.
Namun saat itu lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair.
Hal itu karena dikhawatirkan kolonial curiga dengan kata Indonesia dan Merdeka.
Baca juga: Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda Tema Menarik Desain Apik, Pakai Secara Gratis Tanpa Logo Watermark