PERWIRA Polisi Sekaligus Istri Jenderal, Ini Dia Sosok Pendamping Hidup Calon Panglima TNI
Veronica Yulis Prihayati yang juga dikenal dengan nama Vero Yudo Margono saat ini meniti karier sebagai Polisi Wanita (Polwan).
SRIPOKU.COM, JAKARTA--Nama Laksamana TNI Yudo Margono kini tengah senter menjadi perbincangan. Hal itu setelah namanya mencuat digadang-gadang sebagai Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Sebagai informasi Marsekal Hadi Tjahjanto akan segera memasuki pensiun. Nama Laksamana TNI Yudo Margono tak lepas dari sosok perempuan yang selama ini setia mendampinginya hingga kariernya sampai menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Sosok Ketua Umum Jalasenastri, Veronica Yulis Prihayati menggambarkan seorang wanita yang lengkap.
Setia mendampingi Laksamana TNI Yudo Margono menanjaki karier sampai menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Vero Yudo Margono bisa dilbilang sosok emansipasi wanita Indonesia.
Dikutip dari majalah internal TNI AL Jala Puspita, Veronica lahir di Yogyakarta dan besar di Kertosono.
Veronica Yulis Prihayati yang juga dikenal dengan nama Vero Yudo Margono saat ini meniti karier sebagai Polisi Wanita (Polwan).
Ia bertugas di Baharkam, Mabes Polri dengan pangkat terakhir Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Meski sehari-hari sibuk dengan tugasnya sebagai aparat polisi, namun Vero Yudo Margono juga aktif dalam membina persatuan istri-istri tentara di TNI Angkatan Laut.
Kesibukannya sebagai aparat polisi tak membuat ibu 3 orang putra ini melupakan perannya di TNI Angkatan Laut.
Sebagai Ketua Umum Jalasenastri, Vero aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan dan membina persatuan istri-istri tentara di TNI Angkatan Laut.
Emansipasi wanita
Menanggapi perihal emansipasi wanita, menurut pandangan Vero saat ini pelaksanaannya di Indonesia sudah berjalan cukup baik.
Terbukti dengan semakin banyaknya wanita Indonesia yang duduk sebagai pemimpin baik di pemerintahan maupun di sektor swasta.
Hal tersebut sangat baik karena wanita Indonesia dapat turut andil dalam pembangunan
Nasional dan diberi kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan diri.
Dengan semakin banyak Jalasenastri yang juga aktif berkarier di sektor publik, menurut pandangan beliau hal itu tidak menjadi kendala asalkan anggota Jalasenastri yang berkarier tersebut dapat menyeimbangkan waktu dan tenaganya untuk menjalani peran sebagai ibu, istri dan wanita karier.