Berita Religi
Cara Qadha Sholat yang Benar, Jangan Sampai Berdosa Karena Hal Ini, Awas Malah Jadi Maksiat
Sholat merupakan ibadah yang paling utama bagi umat muslim. Karena sholat amal yang dihisab pertama kali, sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Bagaimanakah cara qadha sholat yang benar? Berikut ini penjelasan Ustaz Adi Hidayat.
Sholat merupakan ibadah yang paling utama di antara ibadah lainnya.
Karena amalan yang pertama kali diperhitungkan di akhirat ialah sholat.
Maka bagi setiap umat muslim yang sudah wajib untuk mengerjakannya akan berdosa jika tidak sholat.
Oleh sebab itu, sholat menjadi penolong di akhirat kelak.
Sehingga sholat merupakan ibadah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Namun, ada keringanan yang diberikan dalam hal sholat.
Yakni mengganti sholat apabila ketinggalan tanpa sengaja yang disebut dengan qadha.
Qadha di sini dibagi menjadi dua yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Jika jangka pendek nisalnya saja karena tertidur, sehingga pada saat itu di waktu ia bangun harus menyegerakan sholat.
Lantas, bagaimana cara qadha sholat yang benar?
Berikut ini penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dibagikan melalui kanal YouTube Audio Dakwah.
Baca juga: Ungkapkan Doa Saat Membaca Ayat Ini dalam Sholat, Maka Allah Bersumpah Akan Langsung Mengabulkannya
Dalam ceramah tersebut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan cara yang benar qadha sholat.
"Anda ketiduran, bangun jam 9. Saat bangun itulah anda sholat. Tetapi ingat, bukan ketiduran dalam nuansa yang disengaja," jelasnya.
Bangun kesiangan yang dimaksud disini adalah karena lelah dan buka disengaja.
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jika bangun kesiangan tersebut karena begadang, maka sholatnya bisa menjadi maksiat.
"Karena nonton bola, bangun-bangun jam 9. Maka, disitu dia bermaksiat kepada Allah SWT. Ia tetap sholat saat bangun, tetapi ia berdosa kepada Allah karena dia tidur dalam lalai di waktu sholat," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Sedangkan, jika sifatnya jangka panjang, misalnya koma, ada dua ulama yang berbeda pendapat.
Pendapat pertama, Imam Syafi'i mengatakan, "Qadha sholat berlaku pada dirinya, tapi diberikan keringanan dalam qadhanya."
Maksudnya, bahwa meski dalam perjalanan yang membolehkan untuk qashar atau jama', sholat mesti diganti sebagaimana asalnya.
Ulama lain berpendapat, hukum mengqadha seperti pendapat Imam Syafi'i tidak berlaku.
Menurut ulama tersebut, cukup ia bertaubat dengan serius kepada Allah SWT dan berusaha meninggalkan segala maksiat, yaitu dengan meningkatkan atau memperbanyak amal sholeh.
Dengan begitu, kekurangan-kekurangan di masa lalu berhasil ditutup.
"Dua-duanya pendapat yang baik, tinggal bagaimana anda memilihnya. Yang salah adalah yang meninggalkan dan tidak mau mengerjakan sholat," tukasnya.
Demikianlah cara yang benar qadha sholat sebagaimana yang telah disampaikan Ustaz Adi Hidayat.
Semoga kita terhindar dari perbuatan yang mendatangkan murka Allah terutama melalaikan apalagi meninggalkan sholat dengan sengaja.