APA Itu SOS, Kode yang Sering Dipakai untuk Meminta Pertolongan atau Bantuan, Ini Sejarahnya!
Dalam kode Morse, tiga titik adalah kode untuk huruf S dan tiga garis adalah huruf O.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Kode SOS sering kita lihat di film-film yang menggambarkan tentang seseorang minta tolong atau bantuan kepada orang lain.
Di dunia nyata, kode SOS diketahui memang sebuah kode untuk meminta pertolongan atau bantuan.
SOS adalah nama untuk tanda bahaya kode Morse internasional. (• • • - - - • • •). Tanda ini pertama kali digunakan oleh pemerintah Jerman pada 1 April 1905, dan menjadi standar di seluruh dunia sejak 3 November 1906.
Dalam kode Morse, tiga titik adalah kode untuk huruf S dan tiga garis adalah huruf O.
Dalam penggunaannya, SOS sering dihubungkan dengan singkatan kata "Save Our Ship," "Save Our Souls," "Survivors On Ship," "Save Our Sailors" "Stop Other Signals", dan "Send Out Sailors".
Ada yang menyebutkan SOS adalah kependekan dari Save Our Ship (Selamatkan Kapal Kami) atau Save Our Souls (Selamatkan Jiwa Kami). Pertanyaannya, benarkah pesan SOS bermakna demikian?
Kode morse SOS ternyata bukanlah akronim atau singkatan dari kalimat tertentu, melainkan kode morse yang diperkenalkan oleh pemerintah Jerman dalam peraturan radio di tahun 1905.
Kode morse adalah cara berkomunikasi yang digunakan nahkoda kapal untuk memberikan informasi di kapal yang dia kemudikan kepada kapal lain yang melintas. Tadinya, tidak semua negara menggunakan kode morse SOS sebagai sinyal minta bantuan.
Ketika kapal Titanic tenggelam pada April 1912, Inggris menyiarkan pesan CQD dan SOS secara bersamaan. Namun belakangan, pesan CQD tidak lagi digunakan Inggris karena terlalu membingungkan. Sebaliknya pesan SOS lebih populer karena mengirimkannya dalam kode morse lebih mudah, apalagi dalam kondisi darurat. Tiga titik, tiga garis, dan tiga titik yang diusulkan pemerintah Jerman pada akhirnya menjadi kode internasional karena lebih sederhana.
Ada dua hal yang membuat pesan SOS memiliki keunikan. Pertama, SOS adalah kata palindrom (kata atau angka yang dapat dibaca dengan sama dari belakang atau depan). Contoh kata palindrom dalam bahasa Indonesia seperti makam, ada, bab, lafal, aba-aba, sinis, dan banyak lagi.
Kemudian, SOS juga merupakan ambigram (kata, frasa atau simbol yang jika dilihat dari sudut pandang berbeda tetap memiliki bentuk atau susunan yang sama).
Misalnya, jika kita terdampar di pulau terpencil dan meletakkan batu-batu hingga membentuk tulisan "SOS", helikopter penyelamat yang terbang dari arah utara maupun selatan akan melihat tulisan itu sebagai "SOS". Pada 1908, pesan SOS ditetapkan sebagai sinyal pertanda bahaya internasional.
Namun di tahun 1999, kode morse tidak lagi dipakai di dunia. Saat ini nahkoda kapal dapat memberi sinyal pertanda bahaya dengan berbagai cara, entah itu menekan tombol tertentu, melakukan panggilan telepon, atau panggilan melalui gelombang radio.