Berita OKI

Anak-anak Sekolah di Tulung Selapan tak Lagi Pakai Styrofoam, Kini Antar Jemput Pakai Kapal Patroli

angkah konkrit diambil oleh jajaran Kepolisian Resor Ogan Komering Ilir (OKI) terhadap siswa-siswi di pesisir Sungai Buntuan Desa Kuala 12 Selapan

Editor: Welly Hadinata
Kolase/SRIPOKU.COM
Anak-anak SD Negeri 1 Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan yang dijemput kapal patroli untuk menuju ke sekolah, Kamis (30/9/2021) pagi. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Gerak langkah konkrit diambil oleh jajaran Kepolisian Resor Ogan Komering Ilir (OKI) terhadap siswa-siswi di pesisir Sungai Buntuan Desa Kuala 12 Kecamatan Tulung Selapan kabupaten OKI.

Sebelumnya, jagat dunia maya digegerkan oleh video viral beberapa anak yang berpakaian seragam sekolah mengarungi Sungai Riding menggunakan styrofoam.

Video tersebut lantas menyita perhatian para warganet dan berbagai pihak, tak terkecuali yang masih terdapat sangkut pautnya dengan dunia pendidikan.

Kapolres OKI, AKBP Dili Yanto menuturkan setelah melihat video siswa berseragam sekolah memakai sterofoam untuk mengarungi Sungai, pihaknya langsung menghubungi jajaran Polsek Tulung Selapan guna melakukan tindak lanjut.

"Tindak lanjut yang kita maksud di sini ialah menjalin kerja sama dengan pemerintahan Tulung Selapan berikut Polsek setempat guna memberikan pengarahan kepada para orang tua dan juga masyarakat,"

"Kita himbau untuk jangan sampai membiarkan anak-anak menggunakan sterofoam lagi mengingat tindakan tersebut sangat berbahaya," ungkapnya, Kamis (30/9/2021).

Dilanjutkannya, pihaknya telah mengirimkan speedboat milik jajaran polisis air Polres OKI ke Sungai Buntuan Desa Kuala Dua Belas, kecamatan Tulung Selapan.

"Kita siapkan kendaraan pengangkutan anak-anak sekolah yakni kapal patroli milik Pol Airud Polres OKI guna mengantar anak-anak baik ke sekolah maupun pulang ke rumah masing-masing selama pemerintah desa menyiapkan alat pengangkutan penyebrangan," ujarnya.

Diakui Dili Yanto, bermain mengarungi sungai dengan sterofoam bukan merupakan hal aneh bagi anak-anak di desa tersebut namun tetap saja pihaknya langsung melarang supaya kejadian serupa tidak terulang karena membahayakan jiwa.

"Harus dipikirkan akibatnya bagi keselamatan jiwa. Jangan sampai menelan korban, baru menyesal di kemudian hari,"

"Walau pun mereka sudah biasa bersahabat dengan sungai, tapi kita ingat sungai tersebut terbentang sangat luas dan cukup dalam sehingga bahaya mengancam itu kemungkinan besar bisa terjadi kapan saja," terangnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved