'Selaku Senior Kami di TNI Bisa Menanyakan Langsung Kepada Kami Sebagai Panglima Kostrad'

“Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi

Editor: Yandi Triansyah
capture/Youtube/TNI AD
Letjen TNI Dudung Abdurachman 

SRIPOKU.COM - Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abduracman menyayangkan komentar Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menuding TNI AD disusupi PKI.

Menurut Dudung, Gatot seharusnya meminta klarifikasi kepada dirinya selakukan Panglima Pangkostrad.

Tudingan yang dilayangkan Gatot berawal dari hilangnya patung para tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Ia menilai hilangnya patung itu merupakan indikasi bahwa angkatan darat disusupi PKI.

“Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad,” ujarnya Letjen Dudung Abdurachman, Selasa (28/9/2021).

“Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.”

Itu Tudingan Keji Kepada Kami, Jenderal Dudung Berani Bantah Tuduhan Mantan Panglima TNI Gatot

Letjen TNI Dudung lebih lanjut mengungkap, patung sejumlah tokoh nasional yang disebut Gatot Nurmantyo hilang telah diambil oleh Letjen TNI (Purn) AY Nasution, selaku penggagas.

Dalam alasannya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution merasa berdosa karena membuat patung tokoh nasional menurut keyakinan agamanya.

“Patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini,” ujar Letjen Dudung.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.”

Letjen Dudung dalam keterangannya menuturkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut.

Patung tersebut, kata Letjen Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).

“Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar,” tegas Letjen Dudung.

Gatot Nurmatyo Beberkan Komunis Gaya Baru hingga Kemiripan 3 Pola Pemberontakan

“Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.”

Di samping itu, lanjut Letjen Dudung, faktanya foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNi Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

“Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean,” katanya.

“Demikian penjelasan kami agar bisa dipahami dan tidak menimbulkan prasangka buruk terhadap kami sebagai pribadi, intitusi Kostrad, maupun insitusi TNI AD.”

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved