Mayat Wanita di Tepi Tol
Keluarga Tak Henti Menangis di Pemakaman Mayat Wanita di Tepi Tol Kayuagung-Palembang, Ini Kejam
Selepas kepergian ibu, Giid mengatakan, keluarga sangat terpukul apalagi penyebab meninggal yang sadis dengan luka tusukan di tubuh.
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Penemuan mayat wanita di tepi jalan tol Kayuagung-Palembang, Jumat (24/9/2021) pagi. Saat ini, wanita malang bernama Kholilah (50) sudah dimakamkan di Desa Kijang Ulu.
"Iya, barusan ibu dimakamkan di pemakaman umum Desa Kijang Ulu," ujar Giid, anak korban, yang dihubungi melalui telepon, Jumat (24/9/2021) sore.
Selepas kepergian ibu, Giid mengatakan, keluarga sangat terpukul apalagi penyebab meninggal yang sadis dengan luka tusukan di tubuh.
"Kami sangat kehilangan sosok ibu, tidak henti-hentinya keluarga menangis dan tidak terima dengan peristiwa yang dialami," ujarnya.
Dirinya berharap, pelaku penusukan segera ditangkap dan dijatuhi hukuman setimpal.
"Pokoknya pelaku harus tertangkap dan dihukum mati," tegasnya sembari menyudahi obrolan.
• Malam Sebelum Penemuan Mayat Wanita di Tepi Tol Kayuagung-Palembang, Tukaran Jam Jaga Dengan Suami
Peristiwa ini mengejutkan keluarga, termasuk Seri yang merupakan menantu korban.
Sebelum ibu mertuanya ditemukan tewas, Seri mengatakan ia sempat bertemu dan sang ibu meminta es.
"Terakhir bertemu kemarin, umak (sebutan ibu dalam bahasa daerah) bertandang ke rumah kami. Di situ dia minta es karena di rumahnya tak ada kulkas (mesin pendingin)," ujar Seri, Jumat (24/9/2021).
Seri mengaku bahwa dirinya sangat terkejut saat ditelepon oleh adik iparnya, Giid, yang mengabari bahwa ibu mertuanya telah tiada untuk selamanya.
"Saat dikabari oleh adik ipar, posisi saya sedang ada di rumah. Awal pertama ditelepon, adik ipar bilang bahwa penyebabnya masuk angin karena tak punya riwayat penyakit.
Ternyata saat diperhatikan lebih teliti ada luka tusukan dan bercak darah di tubuhnya," terangnya.
Diceritakan Seri, kedua mertuanya telah lama berjualan di lokasi sejak tol dibuka untuk umum.
Mereka menetap sementara di warung tersebut, sedangkan alamat rumah sesungguhnya berada di Desa Kijang Ulu.
"Setahu saya (warung) selalu dijaga berdua, kalaupun sampai bermalam biasanya hanya bapak mertua yang jaga di situ karena selain warung ada kandang kambing juga yang harus ditunggu," bebernya.
Namun, dilanjutkan Seri pada malam kejadian tiba-tiba tugas kedua mertuanya bertukar.
Ibu mertuanya menjaga warung seorang diri, sedangkan sang bapak pulang ke rumah di Kijang Ulu.
"Kalau ditanya tentang duit atau barang yang hilang tidak ada, semua utuh tidak ada yang hilang," pungkasnya.