Berita Palembang

Mengenal Songket Palembang, Mulai Motif Kuno Hingga Penggunaannya

Kain Songket Palembang rupanya memiliki cerita begitu kompleks, tidak hanya terbatas pada ragam motif kain songket itu sendiri.

Editor: RM. Resha A.U
TRIBUNSUMSEL.COM/IST
Mirza Indah Dewi memperlihatkan Motif Songket Palembang. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kain Songket Palembang rupanya memiliki cerita begitu kompleks, tidak hanya terbatas pada ragam motif kain songket itu sendiri.

Kota Palembang kaya akan ragam kain tradisionalnya.

Penggunaan kata kain sendiri untuk orang Palembang asli lebih sering disebut Sewet Kain (Sewet). 

Menurut pelestari kain tradisional dan sekaligus penggiat budaya Palembang, Mirza Indah Dewi, S.Pd, kain Sewet atau Songket menurut salah satu versi berasal dari kata "Tusuk" dan "Cukit " yang berubah "Sukit" kemudian menjadi "Sungki" dan perkembangan selanjutnya akhirnya menjadi "Songket".

"Songket sudah dikenal sejak zaman Sriwijaya dan zaman Kesultanan Palembang Darussalam," kata Mirza Indah Dewi yang akrab disapa dengan panggilan Iin, Senin (13/9/2021).

Iin yang juga seorang penari menceritakan, pada masa itu kekayaan emas cukup berlimpah, sehingga emas digunakan untuk bahan dasar benang kain Songket.

Lalu sejak kapan songket mulai ada di Palembang? tentunya memerlukan analisis yang lebih mendalam.

"Salah satu pendapat mengatakan bahwa Songket sudah dikenal sejak zaman Sriwijaya. Pendapat ini didukung oleh motif-motif yang terdapat dalam kain songket Palembang," katanya.

Menurutnya, motif-motif yang terdapat dalam kain songket Palembang yang menggunakan binatang sebagai bagian dari motif.

Baca juga: Keindahan Songket Limar 3 Negeri Motif Pulir dari Limbang Jaya, Bikin Istri Bupati Ogan Ilir Terpana

Tentunya masa ini adalah sebelum Islam berkembang di Palembang dan zaman Kesultanan Palembang Darussalam, karena motif-motif pada masa tersebut lebih dominan ke motif tumbuh-tumbuhan dari pada binatang.

Masih kata Iin, pada Masa Sriwijaya kekayaan emas cukup berlimpah, sehingga emas digunakan untuk bahan dasar benang kain Songket, dikutip dari Kong Yuanzhi 2007 Muslim Tionghoa Cheng Ho (Suntingan Hembing Wijaya Kusuma) Jakarta Pustaka Populer hal 9, juga terdapat relif-relif yang terdapat di Candi Borobudur dan gua-gua batu. 

"Maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan menenun telah ada sejak zaman prasejarah dan diabadikan dalam relief sebuah candi. Pendapat selanjut nya menyatakan bahwa songket telah ada bersamaan munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823)," katanya.

Berdasarkan catatan sejarah, yang berhak memakai songket pada masa itu adalah para istri dan kerabat keraton.

Songket juga merupakan pelengkap pakaian kebesaran yang dipakai oleh Para Sultan Palembang.

"Tehnik menenun dan membuat motif telah ada jauh sebelum masa kesultanan Palembang. Tapi perkembangan lebih luas dari Songket Palembang terjadi pada masa Kesultanan Palembang, karena pakaian ini dijadikan simbol kebesaran dari raja-raja di Kesultanan Palembang," jelasnnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved