Wawako Palembang Lakukan Sidak di Dua Supermarket, Nihil Temuan Zat Berbahaya
Inspeksi mendadak (Sidak) dilakukan Wakil Walikota (Wawako) Palembang, Fitrianti Agustinda di dua Supermarket di Kota Palembang
Penulis: Rahmaliyah | Editor: bodok
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Inspeksi mendadak (Sidak) dilakukan Wakil Walikota (Wawako) Palembang, Hj Fitrianti Agustinda SH di dua Supermarket di Kota Palembang, hasilnya tidak ditemukan bahan berbahaya pada pangan yang beredar di pasaran, Selasa (7/9/2021).
Sidak tersebut untuk mengantisipasi makanan dan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman dari bahan - bahan berbahaya.
Pantauan di lapangan, hasil sidak tadi, yang dilakukan Wawako Palembang dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) nihil menemukan bahan berbahaya pada pangan yang beredar di pasaran.
"Artinya langkah Pemerintah Kota Palembang dan BPOM sudah menuai hasil. Berkat kegigihan kita untuk menertibkan para pedagang ataupun pelaku usaha yang curang dengan memanfaatkan zat-zat terlarang untuk pangan, sekarang di dua Supermarket yang di sidak nihil temuan," kata Fitrianti Agustinda.

Hanya saja manajemen Supermarket masih tetap tak boleh lengah untuk terus mengawasi, mensortir bahan pangan yang masuk ke Supermarket untuk kemudian dijajakan di etalase.
"Manajemen harus menyediakan fasilitas test kit untuk mengecek bahan pangan apakah aman dari bahan berbahaya sebelum dijual kembali ke konsumen," ujarnya.
Fitri masih sedikit menyesalkan manajemen yang tetap memajang produk dengan kemasan rusak/tidak sesuai aturan dalam keamanan dan kesehatan pangan.
Dimana sesuai aturan, kemasan yang penyok atau rusak.
"Kemasan yang rusak sebaiknya tidak lagi di etalase, apalagi nyaris kadarluarsa untuk tidak dijual ke konsumen," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BPOM Palembang Martin mengatakan, pihak pengelola Supermarket telah di undang dan diberikan cara penggunaan uji tes untuk produk yang dijual.
"Biasanya saat kita sidak pasti ada temuan, tapi setelah dilakukan upaya dari tim BPOM dan Pemkot ada penurunan kasus temuan pangan berbahaya," tandasnya. (yak)