Berita Religi
Menandingi Tahajud & Puasa, Jagalah Satu Hal ini dalam Hidup Maka Derajat Setara dengan Ahli Ibadah
Bukan tahajud dan puasa, ada satu hal yang bisa menandingi derajat orang ahli ibadah yang belum banyak diketahui, apakah itu?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Tahukah kamu jika ada satu hal yang setara derajatnya bahkan dapat menandingi orang yang ahli ibadah?
Apa satu hal tersebut?
Berikut penjelasan Ustaz Hanan Attaki.
Ibadah merupakan kewajiban yang harus dijalankan setiap umat muslim.
Ada ibadah yang digolongkan wajib dan ada pula yang sunnah.
Ibadah wajib yang diperintahkan harus dikerjakan, jika tidak akan berdosa.
Maka sebaliknya, apabila dikerjakan akan diganjar pahala baik di dunia maupun di akhirat.
Mau wajib ataupun sunnah tetap akan bernilai pahala asalkan ikhlas Lillahita'ala.
Seperti menunaikan ibadah sholat wajib dengan tepat waktu lebih utama ketimbang yang menunda-nunda sholat.
Adapun ibadah sunnah yakni sebagai pelengkap dari yang wajib seperti sholat malam dan puasa senin kamis.
Itu artinya tetap kewajiban yang diutamakan, jangan terbalik bahkan mengesampingkan hal-hal wajib.
Selain sholat, ada pula puasa dan sedekah yang merupakan ladang pahala bagi umat muslim.
Orang yang rajin beribadah tersebut sering dinamakan sebagai ahli ibadah.
Namun, ada satu hal yang bisa menandingi derajat orang ahli ibadah yang belum banyak diketahui, apakah itu?
Berikut ulasan selengkapnya yang dibagikan melalui kanal YouTube Hanan Attaki.
Baca juga: Sering Dilalaikan, Padahal Ada Rahasia Tersembunyi Dibalik Ibadah Subuh, Ada Pahala yang Luar Biasa
Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam bersabda, seorang mukmin sesungguhnya akan bisa meraih keutamaan dan derajat orang yang rajin berpuasa dan rajin sholat malam disebabkan dengan akhlaknya yang baik.
Ustaz Hanan Attaki menjelaskan maksud dari hadits tersebut yakni kedudukan orang yang akhlaknya baik adalah seperti orang yang ahli ibadah malam.
Kemudian, kedudukan orang yang akhlaknya baik adalah yang ahli puasa di siang hari.
Apalagi dia bisa sempurna antara siang dan malamnya, akhlak dan ibadahnya, maka sudah tidak ada lagi yang menandingi dia.
"Kalau dia ngandelin akhlak aja, ibadahnya yang wajib-wajib doang nih karena nggak boleh kurang dari yang wajib kan standar," terang Ustaz Hanan Attaki.
"Yang wajib itu puasa Ramadhan, tapi nggak ada yang plus, nggak ada tahajud, nggak ada dhuha, nggak ada qobliyah ba'diyah, nggak ada puasa senin kamis, nggak ada Daud," tambahnya.
"Cuma yang wajib doang dia kerjain tapi akhlaknya istimewa, maka derajat dia seperti orang yang qowam yakni rajin ibadah malam dan rajin puasa di siang hari disebut dengan qoman dan sowam bukan ketika dia baru sholat malam sekali, bertahun-tahun," jelasnya.
Selain itu jika diumpamakan, seolah-olah jika kita membantu orang yang membutuhkan, derajatnya sama dengan orang yang beribadah sekian puluh tahun.
Termasuk saat kita menahan diri untuk tidak menghina orang lain ataupun tidak membalas celaan orang lain, itu merupakan kebaikan yang tidak sia-sia bahkan derajatnya sama dengan ahli ibadah.
"Sekali aja kita nahan lisan kita dari mencela orang lain ketika kita dicela, daripada dicela balik mending kita diam, sekali aja kita nahan diri untuk tidak komen atau membalasnya, itu derajat kita sama dengan ahli ibadah yang sudah bertahun-tahun," jelas Ustaz Hanan Attaki.
Sehingga sebegitu istimewa akhlak yang disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dengan derajat shahih.
Lebih lanjut, Ustaz Hanan Attaki juga menuturkan jika berbicara tentang akhlak bukanlah pembahasan yang sepele.
Apalagi akhlak sering dikesampingkan dan dianggap dengan pahala yang kecil.
Bahkan di dalam agama dikategorikan sebagai syariat yang ringan.
Padahal semua rahmat yang diberikan Allah tergantung akhlak manusia.
"Itulah temen-temen yang harus jadi renungan kita, kita coba introspeksi diri, gimana akhlak kita dalam urusan lisan," tutur Ustaz Hanan Attaki.
Kata Nabi Barangsiapa yang menjamin untukku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.
Maka muslim yang benar, muslim yang baik, muslim yang ideal itu adalah kalau berkomentar, postingan dan jari-jemari mengetik huruf demi huruf menyelamatkan orang lain, tidak menyakiti orang lain.
"Selamat di sini artinya tidak memunculkan polemik, tidak memunculkan perdebatan, tidak menyakiti perasaan, tidak menyebar fitnah (hoaks), maka dialah muslim, itu akhlak," tambahnya.
Muslim itu adalah apabila muslim yang lain selamat dari lisannya dan selamat dari tangannya.
Demikianlah kedudukan akhlak yang setara bahkan dapat menandingi orang yang ahli ibadah.
Semoga kita semua termasuk sebagai golongan orang yang berakhlak mulia.