Q n A

Mimpi Pesilat Juara Dunia Sumsel Terwujud, Berhasil Dirikan Padepokan, Ini Kunci Suksesnya

Merintis prestasi hingga menjadi pesilat juara dunia, mendapatkan jabatan pekerjaan di Bank Daerah, eksis menjadi pelatih hingga akhirnya terwujud mim

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: RM. Resha A.U
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Pelatih Pelatda PON XX dan mantan atlet pencaksilat Sumsel, Abas Akbar SE MM. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Merintis prestasi hingga menjadi pesilat juara dunia, mendapatkan jabatan pekerjaan di Bank Daerah, eksis menjadi pelatih hingga akhirnya terwujud mimpinya mendirikan padepokan pencaksilat suatu kebanggaan tak terhingga bagi Abas Akbar.

Berikut petikan wawancara Pelatih Pelatda PON XX dan mantan atlet Pencak Silat Sumsel, Abas Akbar SE MM yang berbagi cerita dengan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz. 

SRIPO: Seberapa bangganya Anda yang telah melegenda jadi pesilat dunia kini telah memiliki padepokan  pencaksilat yang memang sudah dicita-citakan sejak dulu? 

ABAS: Alhamdulillah ya sejak saya dulu jadi atlet menjuarai dunia empat kali, SEA Games lima kali, saya mencita-citakan bahwa di Sumsel mesti punya padepokan. Tapi belum terealisasi.

Dan akhirnya saya dengan kerja keras, dengan usaha saya sendiri, tabungan saya sendiri, saya berusaha membuat padepokan yang sederhana dan tapi komplit. 

Itu yang saya berharap dan dan daya akan pelan-pelan membuat padepokan ini sederhana dan saya juga tidak hanya sendiri.

Melainkan juga dibantu oleh kantor saya juga Bank Sumsel Babel sehingga terwujudlah, terbuatlah padepokan Pencak Silat ini. 

Baca juga: Jelang IPSI Cup Kota Palembang 30 Wasit Juri Pencak Silat Palembang Ikuti Refreshing Level Provinsi

SRIPO: Apa tujuan Anda hingga bercita-cita ingin sekali padepokan pencaksilat ini berdiri? 

ABAS: Ini merupakan mimpi saya. Kalau saya jadi atlet, jadi pelatih dan saya juga harus ada padepokan karena saya mau menyumbangkan ilmu saya, menorehkan ilmu saya kepada generasi-generasi saya. Ilmu pencaksilat ini tidak akan mati dan tumbuh berkembang nantinya. 

Saya juga berharap nanti banyak yang mau belajar di padepokan saya bagaimana menjadi seorang atlet karena saya sudah menyiapkannya juga. Selain padepokan, juga penginapan kita siapkan. Juga membuat tempat fitnes ya bagaimana harus berusaha meningkatkan powernya. 

Saya juga melihat dari teknologi-teknologi yang sport science tentunya. Pencaksilat ini kan berkembang sampai ke dunia tentunya. Setelah Asian Games ini kita berharap bisa ke Olimpiade. Dan saya berharap nanti juara-juara dunia akan tumbuh dari padepokan saya. 

Saya memohon masih terus ukuran bantuan-bantuan dari Pemprov Sumsel untuk membantu saya melengkapi padepokan ini. Padepokan ini akan berdiri terus. Saya menorehkan padepokan ini untuk atlet-atlet Sumsel yang akan berjuang nantinya apapun eventnya. 

SRIPO: Kapan dan bagaimana Anda bisa mewujudkan pendirian padepokan pencaksilat ini? 

ABAS: Padepokan ini berdiri setelah Asian Games 2018. Dan Alhamdulillah ini padepokan berkat hadiah reward saya Terima di Asian Games. Saya mendapatkan bonus Asian Games 2018. Saya bisa buat padepokan, beli beberapa peralatannya dan juga dibantu BS yang jadi tempat saya bekerja karena di situ ada Bapornya. Dan saya salah satu anggota Bapor BSB. 

SRIPO: Coba diceritakan bagaimana suka dukanya Abas Akbar dari sejak jadi pesilat cilik hingga bisa sukses eksis seperti sekarang ini? 

ABAS: Suka duka ya seimbang. Dari kecil saya jadi pesilat dididik oleh ayah untuk disiplin. Dari kelas enam SD saya mulai latihan di Jakarta. Lalu saya belajar dan terus belajar hingga jadi juara di nasional, juara junior nasional. 

Baca juga: Didukung 9 Perguruan Silat, Sholehien Kembali Terpilih Sebagai Ketua IPSI OKU Selatan

Lalu saya kembali ke daerah saya di Bangka. Saya tetap berlatih. Dan saya balik ke tempat saya kuliah di Palembang. Saya menjadi atlet Sumsel. Dulu Palembang dan Bangka masih bersatu Sumbagsel. Jadi saya majunya di Sumsel. Saya berlatih terus sampai juara dunia empat kali, juara SEA Games lima kali. Dan tentunya juara PON. 

SRIPO: Tentunya tidak gampang menjadikan diri sebagai juara dunia dan kesuksesan itu juga seiring dengan kesuksesan di kehidupan Anda. Bagaimana Anda bisa mewujudkan keduanya? 

ABAS: Ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pencak Silat sudah menjadi kehidupan saya. Dengan saya berprestasi, saya mudah dapat pekerjaan, mudah dapat beasiswa kuliah. 

Selain bersilat, saya memupuk bagaimana saya bisa sekolah sampai S2 di ekonomi. Saya tidak meninggalkan kuliah, tapi juga selalu berprestasi. Alhamdulillah sampai saya finish di atlet. 

Saya sekarang di kepelatihan sudah membawa atlet sampai ke PON. Atlet saya juga sudah ada yang meraih medali emas di PON dan sampai ajang internasional. Saya sudah jadi pelatih dunia, pelatih SEA Games, Asian Games. Saya sudah lalui semua menjadi pelatih dan atlet. Baik di tingkat regional, Asia hingga dunia. 

Kalau dukanya, masih ada yang belum ada perhatian full kepada saya, kepada mantan-mantan atlet. Saya melihat kawan-kawan saya yang belum diperhatikan.

Tentunya saya bersyukur bisa bekerja di BSB, bisa kuliah S2, dan kantor saya peduli sangat mendukung dengan memberikan saya dispensasi melatih PON, diberi bantuan untuk saya berangkat-berangkat oleh direksi-direksi. Diberikan peralatan, support motivasi sampai diberikan bonus juga dari kantor. 

Sehingga itu yang membuat saya bangga dengan kantor saya, bangga juga dengan pencak Silat. Diberi reward dari kantor dengan diberi jabatan sehingga memotivasi saya. Bagaiamana bekerja keras di kantor dan bekerja keras melatih menciptakan atlet-atlet. 

Senangnya juga namanya pencak Silat sekarang Indonesia sudah ada sistemnya reward. Kita juara, kita dapat bonus. Reward ini saya punya manajemen saving. Karena saya kuliah di ekonomi, bekerja di bank. 

Memanage bagaimana masa depan kehidupan saya untuk saving. Bagaimana merintis masa depan saya. Jadi saya punya Tabungan-tabungan yang siap untuk anak, istri saya, generasi keturunan saya. Sehingga anak-anak saya mampu untuk saya sekolahkan yang baik tentunya. 

Ini kepada atlet-atlet juga saya tanamkan bagaimana menjadi seorang atlet dan meningkatkan harkat dan martabat nantinya. Tentunya suka dukanya kita lalui dengan sabar, dengan tawakal dan selalu berdoa. Intinya nikmati hidup ini suka dukanya. 

Namanya pencak Silat ada benturan, keseleo, Kadang-kadang ada robek, jahitan, gigi patah itu biasa. Dan kadang-kadang kita menerima reward yang tidak sesuai. Kita telan semua baik yang besar maupun yang kecil. Itulah berkah kita sebagai membangun daerah, membela bangsa. 

Intinya semua dari manajemen atlet itu sendiri bagaimana memenej pada saat dia mempunyai bonus yang besar, dia selalu sekolah, selalu menabung, tidak sombong, menata hidupnya bahwa dia harus sekolah. Karena saya dulu pernah mengingat bahwa saya tidak mau dibelikan ikan. Akan tetapi saya minta diberikan kailnya. Makanya saya diterima di kerjaan. 

Setelah kerja, saya tidak lupa bahwa tetap sekolah. Walaupun tersendat-sendat meneruskan sekolah sampai S2. Untuk zaman sekarang atlet InsyaAllah didukung oleh Pemda maupun Pemerintah Pusat tentunya dengan program pembinaan. 

Atlet mendapatkan honor bulanan, dapat gaji dari prestasinya. Itu yang harus dipentingkan. Pada saat digaji, kita bisa mensaving, menabung. Sehingga bisa membantu apa yang menjadi kebutuhan kita ke depan. 

Satu lagi, atlet mesti punya semangat juang sehingga apapun yang dia dapat, tidak putus asa. Dan menjadi kebanggaan orangtua nantinya bagaimana generasi muda kita tidak berleha-leha. Tapi berusaha keras berprestasi membawa daerahnya lewat Porprov, PON, Kejurnas. Membawa nama kota/kabupaten, provinsi, nasional. 

Di situ tumbuhnya motivasi bupati, walikota gubernur memberikan suatu reward. Tidak hanya uang saja, mungkin ada suatu pekerjaan, beasiswa sekolah. Dan itu yang penting dalam anak didik saya generasi sekarang sehingga masa depan mereka sudah ada karena intinya di Indonesia ini ada standarisasi penghargaannya, piagamnya lulusan apa kita pasti orang nanya. Kalau kita sampai S2 InsyaAllah banyak orang yang akan menerima dia untuk pekerjaan. Siap untuk masa depannya. 

SRIPO: Dengan kesibukan Anda sebagai pegawai bank dan juga pelatih pencaksilat. Apakah dari keluarga tidak merasa terganggu waktunya tersita di luar rumah? 

ABAS: Alhamdulillah anak dan istri menerima kondisi kesibukan bapaknya sebagai pegawai bank dan juga pelatih pencak Silat. 

Saya memenej waktu dalam sebulan itu, dua minggu untuk pekerjaan, dan dua minggunya lagi untuk keluarga.

Biodata:

Nama: Abas Akbar SE MM.

TTL: Jakarta , 6 November 1973

Profesi: Pelatih Pelatda PON XX Sumsel, Pelatih PPLPD Muba dan mantan atlet pencaksilat

Alamat: Jl. Musi VI Blok  K. No.13  Rt. 002 Rw.007 Kec. Ilir Barat 1  Kel. Siring Agung, Palembang

Pekerjaan: Pegawai Bank Sumsel Babel.

Istri: Azizah,SE

Anak: 1. Muhammad Nasrullah Akbar

2. Rayhan Rizki Akbar

3. Nabila Raisah Akbar

PENDIDIKAN

SDN 10 Pagi : Jakarta Lulus tahun 1986

SMPN 216 : Jakarta Lulus tahun 1989

SMA Negri 1 Pangkal Pinang Lulus tahun 1991

Univ Muhammadiyah Palembang (S 1 ) : Palembang Lulus tahun 1998

Universitas Tridinanti Palembang (S.2) : Palembang Lulus tahun 2008

PRESTASI

Atlet

1 Kejuaraan Dunia (Emas & Perak) 1992,1994, 2000,2004 Indonesia,Thailand,Indonesia,Singapura

2 SEA Games (Emas) 1993,1995,1997,1999, 2001 Singapura, Thailand, Indonesia, Brunai Darussalam, Malaysia.

3 Asia Pasifik (Emas) 2003 Philipina

4 PON (emas dan Perak) 1993,1996,2004, Jakarta, Jakarta, Palembang

5 PORWIL/PRA PON ( Emas) 1992,1996,1999, Palembang,Aceh,Jambi

6 Kejurnas IPSI (Emas) 1994, 1995 Jatim, Jakarta

7 Pomnas (Emas) 1994, 1996 Medan, Makassar

PRESTASI ATLET

1 POMNAS 1992 MEDAN EMAS

2 PORWIL 1992 PALEMBANG EMAS

3 KEJUARAAN DUNIA 1992 INDONESIA EMAS

4 SEA GAMES KE 17 1993 SINGAPURA EMAS

5 PON KE XIII 1993 JAKARTA EMAS

6 KEJUARAAN DUNIA 1994 THAILAND EMAS

7 KEJURNAS 1995 JAKARTA EMAS

8 SEA GAMES KE 18 1995 CHANG MAI (THAILAND) EMAS

9 PORWIL 1996 ACEH EMAS

10 PON XIV 1996 JAKARTA PERAK

11 POMNAS 1996 MAKASAR (SULSEL) EMAS

12 SEA GAMES KE 19 1997 INDONESIA EMAS

13 PORWIL 1999 JAMBI EMAS

14 SEA GAMES 20 1999 BRUNAI DARUSSALAM EMAS

15 KEJUARAAN DUNIA 2000 INDONESIA EMAS

16 SEA GAMES 21 2001 MALAYSIA EMAS

17 ASIA PASIFIK 2003 FHILIPINA EMAS

18 PON XVI 2004 PALEMBANG EMAS

19 KEJUARAAN DUNIA 2004 SINGAPURA PERAK

PRESTASI PELATIH

1 Pelatih Sumsel Tim Kejurnas Pencak Silat Mahasiswa Panasonic (UWKS) 2007 Surabaya Juara Umum ( 5 emas, 3 perak, 6 perunggu)

2 Pelatih Sumsel Tim Grand Sirkuit Pencak Silat Panasonic 2007 Jakarta 1 emas, 1 perak, 1 perunggu

3 Pelatih Sumsel Tim Pencak Silat Porwil se- Sumatera/ Pra PON 2007 Medan Juara umum dengan 9 emas, 5 perak, 4 perunggu

4 Pelatih Sumsel Tim Pencak Silat PON ke 18 2008 Samarinda 1 emas, 3 perak, 1 perunggu

5 Pelatih Pomnas XI 2009 Palembang 1 emas, 1 perak, 3 perunggu

6 Pelatih Kejurnas Mahasiswa Piala Menegpora RI Unpad 2009 Bandung 1 emas, 2 perak, 3 perunggu

7 Pelatih Kejurnas PPLM 2010 Bandung 1 emas, 1 perak, 2 perunggu

8 Pelatih Pomnas 2013 Jogjakarta 1 emas, 1 perak, 3 perunggu

9 Pelatih Kejurnas IPSI 2014 Jakarta 1 emas, 2 perak

10 Pelatih Asean University Games (AUG) 2014 Palembang Juara Umum  10 emas               7 perak 2 perunggu

11 PELATIH PORWIL BABEL 2015 2015 BABEL JUARA UMUM DGN 6 EMAS 4 PERAK 4 PERUNGGU

12 Pelatih Sumsel Tim Pencak Silat PON ke XIX 2016 Bandung 1 Perak dan 1 Perunggu

13 PELATIH KEJUARAAN DUNIA 2016 DI BALI 2016 DENPASAR BALI 12 EMAS 4 PERAK 4 PERUNGGU

14 PELATIH KEJUARAAN BELGIA OPEN 2017 BELGIA 7 EMAS 1 PERAK 6 PERUNGGU

15 PELATIH SEA GAMES DI MALAYSIA 2017 KUALA LUMPUR 2 EMAS,4 Perak dan 9 perunggu

15 PELATIH KEJUARAAN PENANG OPEN 2017 MALAYSIA JUARA UMUNM ,7 emas ,4 perak, 2 perunggu

16 Pelatih Tes EVEN ASIAN GAMES 2018 2018 INDONESIA Juara UMUM ,10 emas , 2 Perak, 2 perunggu

17 PELATIH KEJUARAAN BELGIA OPEN 2018 2018 BELGIA Juara UMUM ,6 emas , 2 Perak, 2 perunggu

18 PELATIH ASIAN GAMES KE 18 2018 2018 INDONESIA JUARA UMUM 14 EMAS & 1 PERUNGGU

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved