Duka Ustaz Abdul Somad Ditinggal Orang Terdekat Sampai Buat Nafas Sesak: Dia Punya Tempat di Hatiku

Belum lama ini Ustaz Abdul Somad membagikan kabar duka ditinggal orang terdekatnya, ia bahkan merasa kehilangan orang yang dikenalnya dengan baik.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com/Instagram
Ustaz Abdul Somad 

SRIPOKU.COM - Berikut kabar duka yang datang dari Ustaz Abdul Somad sampai ungkap tiga alasan kesedihan ditinggal orang terdekatnya.

Ustaz Abdul Somad atau yang biasa disapa UAS menjelma menjadi ulama yang memiliki banyak penggemar dan jamaah.

Dalam sejumlah video dan unggahan di media sosial seperti Instagram, terlihat bagaimana Ustaz Abdul Somad begitu dicintai ummat.

Gaya ceramah dengan logat Melayu menjadi ciri khas Ustaz Abdul Somad ketika berdakwah.

Cara penyampaian dakwahnya pun tak monoton dan melulu serius, melainkan diselipkan candaan-candaan lucu yang mampu menghibur jamaahnya tertawa.

Alhasil acara pengajian dan ceramah Ustaz asal Sumatera Utara itu selalu ditunggu dan dipadati jamaah.

Ia bahkan mengisi kajian sejumlah artis yang tengah hijrah.

Kini kabar duka disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad melalui media sosial resminya.

Baca juga: Jadi Tulang Punggung Keluarga Selepas Ustaz Jefri Al Buchory Wafat, Abidzar Berhenti Sekolah: Males

5 Larangan Sebelum Berkurban saat Idul Ada 2019, Berikut Sunah-sunah Kurban oleh Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad (Tribunbogor)

Pendakwah kondang ini kehilangan orang terdekatnya yang sampai membuat dadanya sesak.

Ia pun menggambarkan sosok Abah Fani yang telah menghadap Sang Ilahi sebagai orang yang mempunyai tempat di hat Ustaz Abdul Somad.

Beirkut unggahannya:

Kami bertemu di Masjid Jogokariyan Jogjakarta. Sejak itu, setiap kali aku ke Jogja, kami selalu bersua. Aku merasa ia lebih 'alim, lebih wara', tapi saat aku datang, ia selalu menjatuhkan dirinya di hadapan murid-muridnya, ia memposisikan diri jadi MC dan moderator. Saat membacakan al-Fatihah tadi, terasa perih di pangkal hidung, menyesak di dada.

Mengapa dia punya tempat di hatiku. Setelah ku cari-cari, setidaknya ada tiga alasan:

Pertama, dia tidak sombong. Berapa banyak kebaikan orang seperti jejak telapak kaki di tepi pantai, hilang dihempas ombak. Kebaikan terhapus karena kesombongan.

Kedua, dia tidak kasar. Terkadang, terhapus 99 kebaikan orang karena 1 sikap kasarnya. Walapun porsinya sama, kita lebih ingat lampu merah daripada lampu hijau.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved