Heriyanti Anak Akidi Tio Tersangka
Kronologi Nasib Sumbangan Rp2 Triliun, Anak Akidi Tio Diperiksa Polisi Hingga Dikabarkan Hoax
Sumbangan Rp2 Triliun yang digelontorkan oleh keluarga Akidi Tio sampai saat ini belum jelas bahkan diduga hoax, kini anak bungsunya diperiksa oleh Po
SRIPOKU.COM - Sumbangan Rp2 Triliun yang digelontorkan oleh keluarga Akidi Tio sampai saat ini belum jelas bahkan diduga hoax, kini anak bungsunya diperiksa oleh Polisi.
Publik dibuat bertanya-tanya apakah uang sebanyak itu memang ada, mengingat jumlahnya yang tak sedikit.
Terbaru, Putri bungsu Almarhum Akidi Tio, Heriyanti tiba di Polda Sumsel sekira pukul 13.00 WIB, Senin (2/8/2021).
Ia datang menggunakan Dinas pengawalan petugas kepolisian Polda Sumsel.
Setibanya di Polda Sumsel, Heriyanti bergegas dan segera masuk dalam ruangan Dir Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan.
Hingga saat ini, tim awak media masih menunggu keterangan baik dari Polda Sumsel, maupun dari Heriyanti secara langsung.
Awalnya Buat Kaget

Sebelumnya, pihak keluarga Akidi Tio memberikan simbolis bantuan di Mako Polda Sumsel, Senin (26/7/2021).
Bantuan itu diterima langsung oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, yang disaksikan langsung oleh Gubernur Sumsel Herman Deru, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nuraini dan Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.
Baca juga: Sumbangan Rp 2 Triliun Ternyata Palsu, Gubernur Sumsel Herman Deru : Saya Diundang Jadi Saksi
Bantuan tersebut diberikan oleh Akidi Tio, lebih tepatnya keluarga mendiang melalui dokter keluarga Akidi Tio di Palembang, Prof. dr. Hardi Darmawan.
Dikutip dari Tribun Sumsel, Dokter keluarga Akidi Tio di Palembang, Prof. dr. Hardi Darmawan mengungkapkan jika Akidi Tio merupakan sosok seorang pengusaha.
"Saya sebenernya adalah dokter keluarga dari almarhum pak Akidi. Sudah 36 tahun dengan pak Akidi dan bila ditambah dengan anak-anak, mantu dan cicit-cicitnya, berarti terhitung sudah 48 tahun saya mengenal keluarga beliau," ujar Prof dr Hardi Darmawan saat ditemui setelah acara penyerahan bantuan di Mapolda Sumsel, Senin (26/7/2021).
Hardi menjelaskan, Akidi Tio adalah seorang pengusaha sukses di bidang pembangunan dan kontraktor.
Meski sukses dalam bidangnya, Akidi Tio semasa hidup tidak pernah lewat dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kebiasaan itu juga Akidi Tio ajarkan kepada tujuh anaknya yang kini juga sudah jadi pengusaha sukses dan mayoritas menetap di Jakarta.
Alasan Pengusaha Dari Aceh Sumbang Rp2 Triliun

Gubernur Sumsel H Herman Deru mengungkap mengapa Akidi Tio dan keluarga kemudian menyumbangkan uang Rp 2 Triliun untuk menanggulangi dan membantu korban Covid-19 di Sumatera Selatan dan menyerahkan bantuan tresebut melalui Kapolda Sumsel Irjen Pol. Prof. Dr. Eko Indra Heri.
Ternyata, persahabatan Kapolda Sumsel dan salah satu anak dari almarhum Akidi Tio lah yang menjadi faktornya.
Mereka menyerahkan bantuan itu melalui Kapolda Sumsel karena percaya orang nomor satu di Kapolda Sumsel itu sebagai sosok yang amanah.
Seperti diketahui, Nama keluarga Akidi Tio dan keluarga mulai mencuat setelah menyerahkan uang bantuan Rp 2 Triliun untuk penanggulangan korban Covid-19 di Palembang.
Memang banyak yang tahu jika Akidi Tio adalah orang Palembang, namun keluarganya sebagian besar tinggal di Aceh dan menetap di sana, terutama anak-anaknya yang memiliki usaha di Aceh.
Sementara itu almarhum Akidi Tio sudah meninggal pada tahun 2009 dan dimakankan di Palembang Sumatera Selatan.
Namun wasiat Akidi Tio kepada anak-anaknya lah membawa mereka kembali ke Palembang untuk menyerahkan bantuan sebesar Rp 2 Triliun ke provinsi Sumsel untuk membantu penanggulangan korban Covid-19.
Akan ditransfer ke Kapolda Sumsel

Dana Rp 2 Triliun yang diberikan oleh keluarga Almarhum Akidi Tio, akan ditransfer melalui Kapolda Sumsel Prof Eko Indra Heri.
Hal ini disampaikan oleh Dokter keluarga dari Akidi Tio, yakni Prof Hardi Darmawan, Selasa (27/7/2021) kepada Sripoku.com.
Uang bantuan tersebut kata Hardi akan digunakan untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
Sabtu (24/7/2021) telepon Prof Hardi Darmawan berdering, begitu ia cek ternyata orang yang menelponnya adalah putri bungsu dari Akidi Tio.
Keluarga Akidi Tio merupakan pasien dari Prof Hardi Darmawan.
Hardi saat itu, menduga, putri mendiang Akidi Tio menelpon dirinya untuk meminta bantuan soal pengobatan.
Namun, dugaan ia salah, ternyata anak dari Akidi Tio menelpon untuk memberikan bantuan.
Hardi tak terkejut dengan bantuan yang diberikan oleh keluarga ini.
Sebab ia sudah biasa mengetahui keluarga satu ini sangat darmawan.
Namun yang membuat Hardi terkejut, saat sang anak dari Akidi Tio menyebutkan nominal bantuan.
"Saya terkejut begitu mendengar nominalnya Rp 2 Triliun," kata Hardi, mengawali cerita Live Talk dengan tema Ungkap Fakta Sumbangan Rp 2 Triliun Keluarga Akidi Tio di Sriwijaya Post, Selasa (27/7/2021).
Sontak saja ia kaget, begitu mendengar ada pasien yang ingin membantu dengan nominal sebesar itu.
"Saya saja baru dengarnya sekarang uang segitu," kata dia.
Ia bingung bagaimana cara dan siapa yang akan menyalurkan bantuan sebanyak itu.
Namun kata dia, keluarga sudah sepakat menunjuk sosok Kapolda Sumsel untuk diminta bantuan menyalurkan bantuan tersebut.
Sebab kata Hardi, sosok Kapolda Sumsel, Prof Eko Indra Heri, sudah kenal sejak lama dengan keluarga Akidi Tio.
Sehingga akhirnya diberikanlah bantuan itu kepada Prof Eko.
Kapolda Sumsel Akan Bentuk Tim
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan amanah untuk menyampaikan bantuan Rp 2 triliun kepada warga yang terdampak.
Agar bantuan ini sampai tepat sasaran, mereka akan membentuk tim untuk mengkaji kebutuhan warga Sumsel saat ini.
Bantuan ini diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, obat-obatan, insentif bagi tenaga kesehatan, termasuk juga tempat isolasi bagi masyarakat.
"Dana itu nantinya digunakan untuk menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir mulai dari penyediaan kebutuhan warga yang membutuhkan. Harapannya, Sumsel bisa segera keluar dari situasi pandemi," kata Eko.
Anak Akidi Tio Dikabarkan Berhutang Kemana-mana
titik terang waktu pencarian dana sumbangan tersebut didapat dari keterangan dr Siti Mirza Nuriah SpOG yang merupakan orang dekat dari Heriyanti.
Dikatakannya, dana sebesar Rp 2 triliun yang disumbangkan keluarga mendiang Akidi Tio akan cair pada Senin (2/7/2021) mendatang.
"Senin cair. Tapi kan kita tidak tahu. Kan kita berencana, Tuhan yang menentukan. Tidak ada yang pasti di dunia ini. Tapi memang bisa saya katakan, senin cair," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (30/7/2021) malam.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menyimpulkan hal-hal buruk terkait niat baik keluarga mendiang Akidi Tio.
Ia berujar tidak akan memberikan banyak komentar sebelum dana tersebut benar-benar cair.
Sebab dia takut keluarga Akidi Tio akan semakin tersakiti dengan berbagai kabar yang beredar.
"Tolong, tolong, tolong, jangan menyebarkan hal yang tidak perlu. Kasihan orangnya. Jangan banyak cerita-cerita yang tidak karuan. Tunggu senin saja. Sebelum ini selesai, jangan menyebarkan hoax dimana-mana. Padahal orang ingin berbuat baik, akhirnya dia malah jadi kesakitan," tegasnya.
Dia juga menjawab perihal kabar yang menyebut bahwa Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio memiliki utang pada beberapa orang termasuk dirinya.
Menurutnya utang itu adalah perjuangan Heriyanti untuk bisa memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya di Sumsel.
"Oh iya tidak apa-apa, itu usaha dia untuk mendapatkan. Utang dia dimana-mana. Masyarakat Sumsel itu enak saja menerima uang Rp.2 triliun. Memperjuangkan itu bukan gampang, 5 tahun jungkir balik. Bayar lawyer mahal, bayar notaris mahal, masyarakat Sumsel enak, sudah tinggal Terima. Mengerjakannya itu setengah mati, tidak gampang," ujarnya dengan suara tegas.
Mulai Dijemput Polisi
Kamis (29/7/2021), Heriyanti dijemput Kabid Keuangan Polda Sumsel, Kombes Pol Heni Kresnowati, anak bungsu mendiang Akidi Tio dari rumahnya yang berada di kawasan kecamatan Ilir Timur I Palembang.
Dari informasi yang dihimpun, Heriyanti dibawa ke Mapolda Sumsel untuk membuat surat pernyataan hitam diatas putih terkait kapan waktu kepastian dana bantuan itu cair.
Namun saat ditanya mengenai alasan Heriyanti dibawa ke Mapolda Sumsel, Kapolda hanya memberikan keterangan singkat.
"Cuma ngobrol-ngobrol," jawabnya.
Diketahui, almarhum Akidi Tio sumbangkan Rp2 Triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Diduga Hoax

Rencana uang hibat Rp 2 Triliun untuk bantuan Covid-19 justru tak bisa terwujud bahkan Heriyanti anak bungsu Akidi Tio harus menjadi tersangka.
Uang sumbangan sebesar Rp 2 triliun dari keluarga mendiang Akidi Tio ternyata tidak ada.
Tentunya, masyarakat menduga jika hal ini merupakan hoax, atau kabar bohong.
Putri bungsu almarhum Akidi Tio, Heriyanti tiba di Polda Sumsel, Senin (2/8/2021), sekira pukul 13.00 wib.
Heriyanti datang dengan menggunakan pengawalan petugas kepolisian dari Polda Sumsel.
Setibanya di Polda Sumsel, Heriyanti bergegas dan segera masuk dalam ruangan Dir Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan.
Anak bungsu Akidi Tio yang menyerahkan simbolis bantuan ke Kapolda Sumsel bakal ditetapkan sebagai tersangka.
Hal ini dikatakan langsung Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro saat meminta tanggapan Prof Dr dr Hardi Darmawan, dokter keluarga yang jadi perantara saat penyerahan simbolis dana tersebut.
"Ternyata Uang 2 T tidak ada, menurut bapak, Heriyanti salah atau tidak?," ujarnya, senin (2/8/2021).
"Tidak benar pak sudah kita cek uang itu tidak ada. Nah dengan kondisi itu dia akan jadi tersangka," kata Ratno menambahkan.
Prof Dr dr Hardi Darmawan hadir di gedung Ditkrimum Polda Sumsel hanya berselang sepuluh menit setelah kedatangan Heriyanti.
Polisi ingin meminta keterangan mantan Dirut RS RK Charitas tersebut mengenai rencana bantuan Rp 2 triliun yang sempat digaungkan Heriyanti langsung ke Kapolda Sumsel.
"Maksudnya apakah bapak mengecam tindakan Heriyanti atau tetap mendukung dia," tanya Ratno.
"Bapak setuju kita penjarakan dia," kembali Ratno bertanya.
Mendengar pertanyaan itu, Hardi Darmawan hanya diam.
Ia masih tampak kebingungan dengan apa yang terjadi.
"Saya tidak tahu (uangnya ada atau tidak). Dia mengatakan pada saya ada (uang itu)," ujar dr Hardi.
Kombes Pol Ratno Kuncoro kembali menimpali pertanyaan, apakah Prof Hardi Darmawan setuju bila Heriyanti harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kebohongan yang sudah dilakukannya.
"Ya kalau tidak ada, harus minta maaf ke masyarakat Indonesia," ujarnya.
Setelah menyampaikan hal tersebut, Prof Hardi Darmawan selanjutnya dibawa ke ruang Dir Krimum Polda Sumsel untuk bertemu langsung dengan Heriyanti.
Heriyanti tak Ucap Sepatah Kata Pun

Menggunakan batik biru dengan celana panjang hitam, Heriyanti berusaha menghindari awak media dengan terus berjalan cepat seraya menutupi wajahnya menggunakan tangan.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya.
"Nanti saja ya," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, Heriyanti masih berada di Mapolda Sumsel.
(Dihimpun dari Berita Sripoku.com)