"DARIMANA Uang Sebanyak Itu?," Mantan Menkumham Beber Jejak Sumbangan Akidi Tio Rp 2 T Belum Jelas
Saya tidak bertepuk tangan. Saya tidak memberi rasa kagum, apalagi pujian. Saya malah kian sanksi mengenai akal waras kita semua.
Mereka adalah Raja Idris dan Ratu Markonah.
Mereka mengklaim diri sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Jambi.
Mereka mendeklarasikan bisa membantu pembebasan Irian Barat.
Semua mengagumi kedua orang tersebut.
Tepuk tangan dan senyum sumringah para pejabat di negeri ini terhambur lepas.
Berbunga-bunga.
Hebat. Kedok penipuan pun tersingkap beberapa hari kemudian.
Raja Idris ternyata adalah pengayuh becak, sementara Ratu Markonah adalah pelacur kelas bawah di Tegal, Jawa Tengah.
Para pejabat terkibuli secara sistematis, yang sekaligus berarti, dua orang telah melecehkan daya nalar pejabat kita ketika itu.
Kita pernah juga dikagetkan oleh Menteri Agama Said Agil Husin Al-Munawar.
Ia mengklaim bahwa ada harta karun besar yang bisa dipakai untuk melunasi seluruh utang negara.
Harta tersebut berupa emas batangan, sisa peninggalan Kerajaan Pajajaran, tersimpan di bawah Prasasti Batutulis, Bogor.
Heboh luar biasa. Rasa kagum mencuat seketika. Harapan dan optimisme pun kian berkecambah.
Sebentar lagi Indonesia bebas dari utang.
Menko Kesra Ketika itu, Jusuf Kalla, meminta Said Agil datang menemuinya. Kementrian Agama memang di bawah kordinasi Kementerian Kesra.