Profil Selebriti
Profil Latief Sitepu, Pemeran Jejen di Sinetron Tujuh Belas Plus (17+), Eks Pengawas Laut dan Pantai
Salah satunya adalah pemeran Babe jen alias Jejen yang diperankan Latief Sitepu Lantas siapa Latief Sitepu? berikut profilnya
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Selain Sinetron Badai Pasti Berlalu dan Sinetron Ikatan Cinta yang sedang hangat diperbincangkan.
Ada sinetron yang juga menjadi perhatian publik, yakni Sinetron Tujuh Belas Plus (17+).
Selain kisahnya yang semakin menarik dan kocak, para pemainnya juga mencuri perhatian.
Salah satunya adalah pemeran Babe jen alias Jejen yang diperankan Latief Sitepu
Lantas siapa Latief Sitepu? berikut profilnya
Baca juga: Penataan Kawasan Kumuh di Palembang Kelurahan 3-4 Ulu Salah Satu Target, Program Kawasan Tanpa Kumuh
Profil
H. Latief Sitepu ini lahir di Binjai, Sumatera Utara, 10 Mei 1942 yang kini berusia 79 tahun.
H. Latief Sitepu dikenal luas oleh masyarakat sebagai Haji Muhidin di sinetron Tukang Bubur Naik Haji the Series.
Kehidupan Pribadi
Pada 14 April 1968, Latief Sitepu menikah dengan Lailawaty Hasibuan di Dumai.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai enam orang anak perempuan, tetapi dua orang telah meninggal.
Kini, keempat anaknya itu Julianti, Sri Maharani, Indah Sari, dan Amelia Ekawati (pemeran Ulah), sudah menikah. Ia kini sudah dikaruniai 8 orang cucu.
Setelah menikah, Latief sempat hidup berpindah-pindah dan ditugaskan di Sumatra Utara.
Ia, istri, serta anak-anaknya pindah ke Jakarta pada tahun 1981.
Setelah 7 bulan tinggal di Jakarta, datang seorang sutradara. Namanya Zunaidi.
Dia meminta Latief berakting. Itulah awal mulai ia mulai terjun ke dunia akting Indonesia
Pekerjaan
Jauh sebelum bermain dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji ini, ia sudah bermain dalam beberapa film.
Waktu itu sebagai pemain figuran.
Namun kedua orang tua Latief tak menyetujuinya, alasan ayahnya waktu itu masa depan orang yang bermain film tidak terjamin.
Orang tuanya memang tidak setuju. Tapi keinginannya untuk terjun ke dunia film tidak bisa ditahannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk lari dari rumah. la minggat ke rumah omnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Omnya adalah anggota Brimob.
Pada suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan di pelabuhan, ia melihat ada pengumuman penerimaan anggota baru kesatuan patroli pantai dan laut.
Dengan ijazah SMP, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi pengawas laut dan pantai. Waktu itu, ia belum tamat SMA.
"Waktu itu, saya kesal karena cita-cita saya terhambat. Akhirnya ikut pasukan. Waktu itu lagi konfrontasi dengan Malaysia," kata Latief.
Pada waktu itu, ia sangat pesimis.

Baca juga: Tips Membersihkan Telinga tanpa Cotton Bud, Pakai Bahan-bahan yang Mudah Dicari dan Aman Digunakan
Pesimis karena menjadi seorang pengawas laut dan pantai bukanlah cita-citanya.
la hanya mau menjadi seorang aktor. Dengan demikian, tak jadi masalah kalau ia ikut berperang dan gugur di medan perang.
Ketika menjadi anggota pengawas laut dan pantai inilah, Latief berkenalan dengan Lailawaty Hasibuan, seorang perempuan cantik kelahiran Riau, 23 September 1950. Mereka bertemu pada tahun 1968.
Setelah menikah, mereka tinggal di rumah orang tua Lely, demikian panggilan istrinya.
Cukup lama mereka tinggal di situ. Setelah itu, ia dan Lely hidup berpindah-pindah di beberapa daerah di Sumatera. Ke mana ia ditugaskan, ke situ Lely pergi bersamanya
FTV
I-Sinema Eps. 2 : Dua Istri (2006)
Sinetron
Mawar Untuk Dini
Pondok Pak Djon
Jalan Makin Membara
Tersanjung
Tuyul & Mbak Yul
Senandung Masa Puber
Hidayah
Tukang Bubur Naik Haji the Series
Orang Orang Kampung Duku
Tuhan Beri Kami Cinta
Anak Langit
Jangan Panggil Gue Pak Haji
17+
Baca juga: KISAH Balik Presiden Soekarno, di Masanya Nyaris Terjadi Perang Dunia ke 3, Rusia Siap Jadi Sekutu