Virus Corona di Sumsel
Jangan Terlalu Kaitkan Kematian dengan Covid-19, Prof Yuwono: Ajal, Tak Bisa Maju Tak Bisa Mundur
Tak ada yang bisa mengetahui kapan dan dimana kita meninggal, hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Jodoh, rezeki dan ajal (kematian) adalah takdir dari Allah SWT.
Termasuk Peristiwa yang paling niscaya untuk diingkari adalah kematian.
Tak ada yang bisa mengetahui kapan dan dimana kita meninggal, hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Hal ini lah yang membuat Ahli Mikrobiologi Profesor (Prof). Dr. dr. Yuwono, M. Biomed menegaskan kematian jangan terlalu disangkutpautkan dengan covid-19.
Karena ajal itu sudah diatur dalam Alquran dan sudah jelas semua orang akan meninggal dunia.
"Meninggal karena covid kalau menurut akal itu masuk akal. Kalau menurut hati coba buka AlQuran. Kalau sudah datang ajal, maka tidak bisa maju tidak bisa mundur. Jadi meninggal karena ajal. Buktinya ada yang meninggal dalam keadaan sehat," ujarnya.
Prof Yuwono pun memberikan hadis tentang kematian.
"Coba kalian baca Al-Quran Surat nomor 34 atau 38 Surat Saba atau surat saff, disitu disebutkan bahwasanya Nabi Sulaiman meninggal itu siapa yang tahu?," katanya.
"Nabi Sulaiman itu saking rajanya, punya tentara siapa saja? manusia, jin, hewan, angin, jadi tidak ada yang tahu kalau Nabi Sulaiman itu meninggal, Nabi Sulaiman ketahuan meninggal itu kenapa? tongkatnya dimakan Rayap, jadi yang memberitahu Nabi Sulaiman meninggal adalah Rayap," jelasnya.
Nah karena hal itulah meski Vaksin merupakan salah satu ikhtiar dalam membasmi Covid-19.
Hal ini tentu tidak diwajibkan bagi yang memiliki penyakit.
Baca juga: Puluhan Paspampres Geruduk Polres Jakarta Barat Efek Video Intimidasi, Danpaspampres: Mau Meyakinkan
Begitupula kata Prof Yuwono yang menjelaskan jika orang yang memiliki penyakit bawaan atau penyakit lain telah melakukan vaksin, vaksin akan tidak berguna bahkan menjadi berbahaya.
"Vaksin itu hukumnya wajib, jadi bisa diwakilkan. Ini saya blak-blakan karena saya sudah diskusi dengan ketua tim yang ditunjuk presiden untuk masalah vaksin ini," kata Prof Yuwono yang juga merupakan seorang ulama atau ustaz.
Diwakilkan dalam artian di sini adalah, yang memiliki penyakit tidak wajib untuk disuntik vaksin.
Vaksin wajib hanya untuk orang yang tidak memiliki penyakit.