Airlangga Hartarto
Kelas Menengah Kunci Dalam Mencapai Visi Indonesia Maju, Mendukung Pembangunan Negara di Masa Depan
Kelas menengah akan menjadi salah satu kunci dalam mencapai visi tersebut, terutama dalam mendukung pembangunan negara ini di masa depan.
SRIPOKU.COM, JAKARTA -- Dalam rangka meraih visi “Indonesia Maju 2045”, Pemerintah Indonesia melakukannya dengan 4 (empat) pilar, yaitu: (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.
Kelas menengah akan menjadi salah satu kunci dalam mencapai visi tersebut, terutama dalam mendukung pembangunan negara ini di masa depan.
• Airlangga Hartarto: Forum ASEAN dan Rusia Dukung Stabilitas Ekonomi Kawasan
• Airlangga Hartarto Minta Kader Partai Golkar Ikut Berpartisipasi Tanggulangi Covid-19
Maka itu, penciptaan lapangan kerja khususnya untuk kelas menengah menjadi isu penting.
Pasalnya, penduduk kelas menengah dan berusia produktif yang akan menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia ke depannya.
Produktivitas angkatan kerja, baik dari kelas menengah maupun bukan, disadari Pemerintah Indonesia menjadi kunci supaya negara ini memiliki daya saing tinggi di kancah perekonomian global.
Hal ini diawali dengan peluncuran program Making Indonesia 4.0 di 2018 lalu.
• Airlangga: Pemerintah Berupaya Mempercepat Kemajuan Pembangunan dan Peningkatan Energi Terbarukan
Salah satu yang menjadi titik berat dalam program itu adalah proses digitalisasi pada segala lini bisnis dan ekonomi.
Nilai ekonomi digital di Indonesia meningkat sebesar 11 persen dari US$40 miliar di 2019 menjadi US$44 miliar di 2020.
Ini berpotensi naik lagi menjadi US$124 miliar di 2025.
Jumlah tersebut diproyeksikan akan menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara.
Skor Literasi Digital Indonesia pada Global Innovation Index (2020) adalah 3,47 dari skala 5,00.
Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital (atau 600 ribu talenta setiap tahunnya) untuk mendukung agenda transformasi digital.
Formasi talenta digital ini akan lebih didominasi oleh generasi milenial yang sedang dalam usia produktif.
Apalagi saat ini kita sedang menghadapi pandemi Covid-19, di mana kesempatan ekonomi yang ada benar-benar bergantung kepada ekonomi digital.
Pemulihan (reset dan rebooting ekonomi) membutuhkan akselerasi, dan ekonomi digital yang akan dapat mewujudkannya dalam waktu dekat ini.