Nawawi Dencik Al Hafidz Meninggal Dunia
Apa Itu Stroke, Penyakit yang Diderita KH Nawawi Dencik Al Hafidz, Begini Cara Cegah & Mengobatinya
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Innalillahi wainna ilahi rojiun, umat muslim Palembang mendapatkan kabar duka. Imam Besar Masjid Agung SMB Jayo Wikramo Palembang K.H.Ahmad Nawawi Dencik Al Hafidz meninggal dunia.
Kabar ini tersebar dari grup-grub WhatsApp yang bertuliskan
Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
Telah meninggal dunia dengan tenang guru kita, orang tua kita K.H.Ahmad Nawawi Dencik Al Hafidz, di RSPAD Pav Kartika pada pk.14.07 wib
Selamat jalan guruku, semoga engkau Husnul Khotimah, Aamiin
Sebelumnya beberapa hari lalu dikabarkan jika KH Ahmad Nawawi Dencik menderita sakit.
Berita ini tersebar di beberapa grup WhatsApp yang memohon agar ia diberikan kesembuhan.
Baca juga: Virus Corona di Palembang Tembus 15 Ribu, Ini Kondisi Terkini TPU Gandus Hill Khusus Covid-19
Demikian kabar yang diperoleh dari salah satu orang terdekat KH Ahmad Nawawi Dencik, Farhan M Agung.
Ia mengatakan bahwa sebelum dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, Kiai Dencik sempat mendapat perawatan di rumah sakit di Kota Palembang.
KH Ahmad Nawawi Dencik ini dikabarkan menderita stroke.
Nah, dalam artikel kali ini akan membahas apa itu Stroke dan gejala seperti apa yang dialami? berikut penjelasannya.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.
Faktor Penyebab Stroke
Melansir Kompas.com dalam artikel yang berjudul 10 Penyebab Stroke dan Faktor Risikonya ini penjelasan lengkap tentang Faktor Penyebab Stroke.
1. Tekanan darah tinggi
Melansir WebMD, penyebab stroke paling umum adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Diskusikan dengan dokter apabila hasil pengukuran tekanan darah kerap di atas 140/90 mmHg.
Apabila tidak dikontrol, kondisi tersebut lambat laun bisa menyebabkan stroke sampai serangan jantung.
2. Efek samping obat tertentu
Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang dapat menjadi penyebab stroke.
Sejumlah obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah terkadang dapat menyebabkan stroke.
Selain itu, studi menunjukkan obat terapi hormon untuk mengurangi ketidaknyamanan menopause dan pengontrol kehamilan juga dapat meningkatkan risiko stroke.
3. Usia
Serangan stroke kini tak pandang usia.
Bayi dalam kandungan sampai kalangan lansia tak luput dari serangan penyakit yang bisa memicu disabilitas ini.
Namun, umumnya peluang menderita stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
Risiko mengalami stroke jadi lebih besar setelah usia menginjak 55 tahun.
4. Berasal dari keluarga penderita stroke
Faktor keturunan juga bisa jadi penyebab stroke menyerang seseorang.
Jika Anda memiliki orangtua atau kerabat yang menderita stroke, ada kemungkinan Anda juga mengalaminya.
Stroke dapat diturunkan dari keluarga karena beberapa stroke disebabkan kelainan genetik yang menghalangi aliran darah ke otak.
5. Jenis kelamin
Penyebab stroke juga dapat dipengaruhi faktor jenis kelamin tertentu.
Di usia yang sama, pria cenderung memiliki risiko terserang stroke lebih tinggi ketimbang wanita.
Namun, wanita cenderung mengalami stroke di usia lebih tua ketimbang pria. Dengan demikian, tingkat kepulihannya jadi lebih kecil.
6. Ras tertentu
Orang yang berasal dari Asia Selatan, Afrika, atau Karibia lebih berisiko terkena stroke.
Pasalnya, orang dari ras tersebut cenderung menderita diabetes dan tekanan darah tinggi.
Beberapa penyebab stroke di atas seperti faktor usia, jenis kelamin, keluarga, atau ras tertentu memang tidak bisa dikontrol.
Namun, Anda bisa mengendalikan faktor lain seperti tekanan darah, kadar gula darah, sampai berat badan untuk mencegah penyakit stroke.
7. Gula darah tinggi
Gula darah tinggi atau penyakit diabetes bisa jadi penyebab stroke secara langsung dan tidak langsung.
Seperti diketahui, penderita penyakit gula darah tinggi (diabetes) umumnya menderita tekanan darah tinggi dan punya berat badannya berlebih.
Keduanya merupakan faktor risiko utama penyakit stroke. Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah dan memicu stroke.
Penderita diabetes yang terserang stroke saat gula darahnya tinggi kemungkinan besar mengalami cedera otak yang lebih parah.
8. Berat badan berlebih
Seseorang jadi lebih rentan terserang stroke apabila berat badannya di atas batas ideal.
Untuk itu, kontrol berat badan berlebih demi menurunkan risiko stroke.
Coba bangun kebiasaan sehat dengan berolahraga ringan seperti jalan kaki setidaknya 30 menit setiap hari.
9. Merokok
Kebiasaan merokok dan mengunyah tembakau dapat meningkatkan risiko seseorang terserang stroke.
Pasalnya, nikotin yang terkandung dalam tembakau dapat meningkatkan tekanan darah naik.
Tak berhenti di situ, asap rokok juga bisa meningkatkan penumpukan lemak di pembuluh darah arteri.
Selain itu, kebiasaan merokok dan mengonsumsi tembakau juga dapat membuat darah menggental dan mudah menggumpal.
10. Penyakit jantung
Beberapa jenis penyakit jantung juga bisa jadi biang penyakit stroke.
Kerusakan katup jantung dan gangguan irama jantung merupakan penyebab stroke menyerang kalangan orang tua.
Stroke juga bisa terjadi saat pembuluh darah arteri tersumbat lemak.
Baca juga: Prediksi Hasil Belgia vs Portugal Euro 2020, Cara Cristiano Ronaldo cs Tantang Tim Ranking 1 Dunia
Gejala dan Penyebab Stroke
Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:
Salah satu atau kedua lengan terasa lemah hingga tidak bisa digerakkan
Kesulitan berbicara
Salah satu sisi wajah terlihat menurun
Selain itu, pasien stroke juga bisa mengalami gejala lain seperti kesemutan kesulitan mengenal wajah (prosopagnosia).
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari akibat adanya gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, pembuluh darah di otak pecah, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi (khususnya hipertensi maligna), kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang berolahraga serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol atau merokok.
Pengobatan
Penanganan stroke tergantung pada kondisi penderita secara menyeluruh. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, penderita akan dianjurkan menjalani fisioterapi dan terapi psikologis apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:
Menerapkan pola makan yang sehat
Berolahraga secara rutin
Menghindari merokok dan mengonsumsi alkohol
Pencegahan Stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:
Menjaga pola makan.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke.
Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat.
Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien.
Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal.
Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi.
Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
Baca juga: KONI Minta Taekwondo Palembang Tetap Jadi Ikon, 894 Taekwondoin UKT di Bawah Jembatan Musi IV