Berita Selebriti
Nasib Teh Ninih Usai Cerai dari Aa Gym & Dicap Munafik, Numpang Sana-sini, Terpisah dari Anak-anak
Kini usai ditalak cerai ketiga kali, Teh Ninih dikabarkan tak lagi tinggal di pesantren Daarut Tahuhiid di kawasan Gegerkalong.
"Saya tidak sok suci, ketika itu saya masih sepemikiran dengan ayah saya, namun saat ini saya memilih hijrah dan membuka suara, namun kakak saya? masih sama sampai saat ini," ujar Ghaza.
Putra Aa gym dan Teh Ninih ini pun kemudian meminta para pengukut sang kakak agar lebih berhati-hati saat memilih panutan.
"Semoga anda dapat memilih panutan yang tepat, saran saja, jangan jadikan orang seperti saya seperti panutan anda," beber putra Aa Gym.
Anak Teh Ninih Minta Maaf Bongkar Perilaku Buruk Aa Gym 15 Tahun

Salah satu anak Aa Gym dan Teh Ninih, Muhammad Ghaza membuat status Facebook yang mengejutkan.
Ia nampak membocorkan tabiat mengejutkan ayahnya pada sang ibu selama ini.
Otomatis, status Facebook Ghaza ini langsung menghebohkan.
Ternyata Ghaza membuat status itu karena merupakan peringatan satu tahun ibunya ditalak.
Hari itu bertepatan juga dengan seminggu sebelum hari pernikahannya dengan sang istri.
Nampaknya pada saat itu, Teh Ninih tidak hadir di pernikahan anaknya dan membuat Ghaza sedih.
Tapi yang mengejutkan, kemudian ia membongkar perkataan Aa Gym pada Teh Ninih yang cukup menyakitkan.
'"Kamu Musyrik"
"Kamu Munafik"
"Kamu Menuhankan Makhluq"
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Inilah kalimat pujian yang selalu kami dengar. Ya, selalu. Dikala makan di restoran. Berangkat sekolah. Berkumpul bersama. Bahkan mungkin, di setiap sudut bumi ini, hanya ada pengingat akan kalimat itu semua'
Yang tambah bikin Ghaza nyeri, nampaknya Teh Ninih menanggapi itu semua dengan lapang dada.
'Namun dirimu. Ya dirimu. Tak pernah kudengar sekalipun, kalimat. Tidak. Kata, yang menyakiti hati kami'
Ghaza juga sepertinya tidak mau ibunya terus menerus hidup dalam hinaan.
Ia juga membongkar kalau ada permainan di pengadilan yang mempermainkan ibunya.
'Rasanya, cukup bagiku penderitaanmu. Sudah waktunya bagimu untuk tersenyum. Sudah cukup tangisanmu. Cukup, waktunya bahagia. Meskipun tidak bersama-sama.
Ya, betul. Nampaknya kemarin ada sedikit permainan di pengadilan. Begitulah, manusia. Barangkali, waktu 15 tahun belum cukup untuk menyiksamu, mungkin beliau masih perlu waktu untuk merasa puas.
5 juni 2020, lusa adalah tepat satu tahun setelah engkau dicerai. Dan, sampai detik ini engkau digantung, dipermainkan.
Maaf, saya tak bisa diam'
