Epidemiolog: Indonesia Makin Genting, RS di Jakarta Nyaris Kolaps Pasien Corona di Jatim 'Terdampar'

Situasi ini akan membuat kondisi di Indonesai Makin Genting. Hal harus disikapi dengan bijak oleh pemerintah.

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa/kompas.com
Makin Genting, salah satu Kondisi Warga Karantina BPWS Bangkalan yang di Unggah Tretan Muslim di Instagramnya 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Seorang Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Laura Navika mengingatkan, situasi di Indonesia kini makin genting dengan kasus peningkatan yang sangat besar yakni mencapai 20 ribu perhari bukan angka biasa.

Situasi ini akan membuat kondisi di Indonesai Makin Genting. Hal harus disikapi dengan bijak oleh pemerintah.

Sebab jika tidak diantisipasi dengan tepat, maka Indonesia bisa menjadi India jilid dua di Asia Tenggara.

Indikator Kasus Corona atau Covid-19 memang sudah terlihat ketika Guberur Anies Baswedan menyampaikan jika tidak diatasi, maka RS di Jakarta bisa kolaps, karena banyaknya pasien yang tertular.

Selain RS di Jakarta, beberapa RS di Jatim pun mengalami hal serpa, sebab beberapa pasien terihat dalam sebuah video viral tengah tidur di lantai.

Maka itulah dalam sebuah video viral tampak beberapa Pasien Corna tidur di lantai.

Jakarta dan Jatim adalah gambaran jika peningkatan pasien yang terinfeksi Virus Corona terus mengalami lonjakan tinggi.

Tak hanya di dua daerah tersebut, lonjakan juga terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.

Yamani juga mengungkapkan, jika situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah genting, terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Bahkan contoh kasus terbaru di Jatim sebagai contoh, jika rumah sakit sudah kesulitan menampung pasien baru.

"Situasi ini menandakan bahwa kondisinya bisa dikatakan genting, selama upaya antisipasi tidak dilakukan lonjakan kasus bisa terjadi,” kata Laura saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/6/2021).

Lonjakan kasus perhari berdasarkan data terakhir per 25 Juni 2021 seperti dilansir dari Kemenkes RI juga semakin tinggi.

Dia pun mengungkapkan, ada kekhawatiran, jika kasus positif hingga kematian makin meningkat jika lonjakan tidak disikapi dan tertangani dengan baik.

"Ingat kasus harian juga semakin tinggi. Ini mengindikasikan kasus yang menyebar di masyarakat semakin banyak,” ucap dia.

Pemerintah Harus Bersikap Tegas

Penerapan PPKM Mikro juga merupakan upaya pemerintah untuk menekan angkat penularan Covid-19. Tetapi menurut Epidemiolog penerapan itu saja tidak cukup, pemerintah harus bersikap tegas.

"Semua pihak semakin taat protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menghindari mobilitas." jelasnya.

Kemudian, dia memohon agar pemerintah meningkatkan vaksinasi dan upaya 3T yakni testing, tracing, dan treatment guna memutus penularan Covid-19. Hal ini sangat diperukan dan harus tegas.

"Pemerintah harus lebih tegas dalam mendukung protokol kesehatan yang diterapkan masyarakat,” jelasnya.

Menurut Laura, Indonesia terlalu longgar menetap PPKM Mikro dan penerapan protokol kesehatan, terutama soal kontrol dan pengawasan.

Sanksi tegas juga diperlukan sebagai bentuk efek jera, jika masih ada yang nekat melanggar protokol kesehatan dan mengumpulkan jumlah massa.

Suasana di Jatim

Kondisi miris tampak dalam Foto yang menampilkan suasana isolasi pasien Covid-19 dalam Rumah Sakit di Lapangan Badan Pengembang Wilayah Surabaya Madura (BPWS-Madura) di Bangkalan, Jawa Timur, viral di media sosial.

Sebab, dalam foto diunggah ulang beberapa pesohor lewat akun media sosialnya, memperihatkan ada pasien Covid-19 yang terdampar.

Mereka pun tampak tidur di lantai RS dan tampa alas.

Seperti dilansir dari Kompas.com, melihat footo ini keluarga pasien cemas. Hal ini dipertegas oleh Wakil Bupati Bangkalan Muhni yang mengatakan, tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi rumah sakit darurat yang dianggap kurang layak sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Pasalnya, pengelolaan rumah sakit darurat itu merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Memang kita juga kebingungan bagaimana caranya untuk mengurus pasien OTG ini melakukan isolasi mandiri, kan sempat rame kemarin terkait ini. Jadi lebih baik teman-teman media langsung ke petugas yang bertanggung jawab di sana, petugasnya dari pemprov dan TNI itu ada di Pendopo Rumdin Bupati Bangkalan sebelah timur," kata Muhni saat dihubungi, Sabtu (26/6/2021).

Bahkan menanggapi hal ini, Juru bicara Satuan Tugas Kuratif Covid-19 Jawa Timur, Jibril Makhyan Alfarabi, mengatakan beberapa pasien harus menjalani masa isolasi dalam tenda karena keadaan Rumah Sakit Darurat BPWS-Madura sudah overload.

Sebab, persoalannya ada karena terjadi lonjakan besar Pasien Covid-19.

"Dalam satu hari bisa ditemukan 100 lebih antigen positif yang harus di isolasi. Nah kebetulan kapasitas bed BPWS waktu itu masih sekitar 200-an, jadi sementara waktu pasien berada di tenda," kata Jibril saat dihubungi.

Sementara itu Pemerintah Jatim kini bergerak cepat. Agar pasien Covid-19 di rumah sakit darurat dapat menjalani isolasi secara lebih layak, dan tidak terdampar, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah mendatangkan tempat tidur tambahan.

Selain itu, Letak tempat tidur juga diatur sehingga tidak terlalu berdekatan satu dengan yang lain. Teruama Bed juga disiapkan dengan standar medis dan disediakan TV layar lebar dan olahraga outdoor supaya ada hiburan dan imun meningkat,” kata Jibril.

Namun Jibril masih menemukan beberapa pasien yang lebih nyaman untuk tidur di lantai. Hal ini bukan karena ada persoalan apapun. Tetapi Semacam ini butuh dukungan edukasi dari banyak pihak agar warga karantina (isolasi) paham dan sadar bahwa SOP-nya begitu.

Gerak Cepat Anies

Sementara itu, kondisi di Jakarta pun perlu perhatian khusus dan gerak cepat. Sebab, kondisi ruangan di RS juga dalam kondisi over kapastias. Bahkan, jika tidak disikapi dengan baik, RS di Jakarta Nyaris Kolaps.

Maka itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, per 17 Juni 2021, pemprov sudah menambah jumlah rumah sakit rujukan dari 106 menjadi 140.

Hanya lanjut Anies, hal itu belum cukup. Maka itu dia bergerak cepat melakukan Peningkatan fasilitas kesehatan perlu ditunjang dengan kehadiran tenaga kesehatan.

Meski hal tak mudah perlu waktu dan tenaga.

"Menambah tenda atau tempat tidur memang mudah, tapi menambah tenaga kesehatan tak mudah dan tak bisa secepat penambahan kasus Covid-19 ini," ujar Anies, Kamis (24/6/2021).

Meski sudah ditambah, namun lonjakan kasus Corona di Jakarta yang terus meningkat, maka beberapa fasilitas mulai dari rumah isolasi yang dibangun, kemudian RS juga mulai penuh terisi.

"Kalau saja kita tidak segera menaikan kapasitas rumah sakit dua minggu lalu mungkin pekan kemarin kita sudah penuh 100 persen, sudah kolaps," kata Anies dalam siaran video di akun instagramnya, Jumat (25/6/2021) malam.

Tetapi Anies menyatakan, hingga kini masih dapat teratasi dan upaya penambahan fasilitas kesehatan juga cukup efektif meski memang butuh tenaga ekstra.

"Tapi alhamdulillah dengan penambahan luar biasa, kita sejauh ini masih bisa tertangani," tambah dia.

Jawaban Pemerintah

Meski beberapa desakan agar pemerintah Indonesia melakukan lockdown total, namun Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19.

Sebab banyak pertimbangan yang dilakukan jika meihat kondisi sosial, ekonomi, politik, termasuk pengalaman negara lain.

Sejauh ini pemberlakukan PPKM Micro masih dipanang efektif.

“Disimpulkan, PPKM mikro masih menjadi cara penanganan yang paling efektif karena dilakukan hingga tingkat terkecil dan dapat berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Foto Pasien Tidur di Lantai Tanpa Alas, Ini Kata Satgas Covid-19 Jawa Timur", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/06/26/103954378/viral-foto-pasien-tidur-di-lantai-tanpa-alas-ini-kata-satgas-covid-19-jawa?page=2.

Juga dimuat dan terbit di Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog: Situasi Pandemi Sudah Genting, Protokol Kesehatan Harus Diperketat", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/06/26/11174081/epidemiolog-situasi-pandemi-sudah-genting-protokol-kesehatan-harus?page=2.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved