Berita Muratara
'Menantu Pintar' Diterjunkan ke Lokasi Cek Ratusan Babi Mati di Muratara : Diduga Demam Babi Afrika
Kita sudah ambil sampel tadi malam, kita turunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit)
SRIPOKU.COM, MURATARA - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara, menerjunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit), untuk mencari tau penyebab matinya babi hutan secara mendadak.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara, Suhardiman, Selasa (25/5/2021).
Menurut dia, Tim 'Menantu Pintar' sudah mengambil sampel daging babi yang mati untuk diuji laboratorium.
"Kita sudah ambil sampel tadi malam, kita turunkan tim 'Menantu Pintar' (mobil pelayanan terpadu pertanian perikan peternakan dan bibit)," kata Suhardiman, Selasa (25/5/2021) pagi.
Dia menyebut pengambilan sampel daging babi hutan yang ditemukan mati di kebun warga di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.
Sampel tersebut akan dikirim ke Balai Veteriner Lampung untuk diteliti.
Suhardiman menduga banyaknya babi mati ini diduga terkena serangan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
"Tapi itu baru dugaan, kita masih menunggu hasil lab dari Balai Veteriner Lampung," katanya.
Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:
Suhardiman mengatakan dinasnya mendapat laporan dari warga tentang banyaknya babi hutan mati ini sejak Kamis (20/5/2021) lalu.
Informasi yang didapatinya untuk saat ini penemuan babi mati baru di Kecamatan Rawas Ilir dan Nibung.
Mereka belum melakukan pendataan berapa jumlah babi yang ditemukan mati di kabupaten ini.
"Untuk jumlahnya kalau kata warga diperkirakan sudah ratusan babi mati di hutan, tapi kami belum mendata," katanya.
Suhardiman mengungkapkan kejadian tersebut baru pertama kali ini terjadi di Kabupaten Muratara.
Soal virus ASF yang mengakibatkan kematian pada babi ini diketahuinya telah muncul di Sumsel sejak pertengahan tahun lalu.
Ketika itu, ratusan ekor babi ternak di Palembang mati mendadak.
Kasus tersebut terus meluas mengarah pada babi hutan pada Februari 2021 hingga saat ini.
"Di beberapa daerah khususnya di Sumsel ini kabarnya sudah banyak babi liar mati," ujar Suhardiman.
Berita sebelumnya, warga di beberapa wilayah di Kabupaten Muratara dihebohkan dengan banyaknya babi hutan mati.
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Penemuan babi mati ini di antaranya berada di wilayah Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Nibung.
"Saya pagi tadi ke kebun, ada sekitar tiga ekor (babi mati) yang saya temui," kata Mustofa, warga Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Jumat (21/5/2021).
Dia meyakini babi itu mati dengan sendirinya, bukan karena dibunuh pemburu atau terperangkap jeratan babi di kebun warga.
"Bangkai babinya sudah sampai busuk, kalau diburu pasti sudah dibawa, di sekitar babi itu juga tidak ada perangkap babi," kata Mustofa.
Warga lainnya, Dwi mengungkapkan juga menemukan babi mati di kebun karet miliknya beberapa hari lalu.
"Tiga hari yang lalu lah kira-kira, di kebun potongan (karet) saya, ada juga babi mati," katanya.
Selain di Kecamatan Rawas Ilir, warga di Kecamatan Nibung juga menginformasikan banyak ditemukan babi mati di wilayah mereka.
"Iya ada, kemarin di kebun sawit perusahaan juga ada babi mati," ungkap Rahma, warga Desa Bumi Makmur, Kecamatan Nibung.
• Taklukan Jurang 30 Meter, Bocah 8 Tahun Berlarian Gedor Rumah Warga : Tolong Mobil Kami Masuk Jurang
• Pesan Terakhir Korban Mobil Masuk Jurang di OKUS Ma Bukakan Pintu Rumah Aku Sampai Jam 12.00 WIB