Marinir TNI Ini Mengalah saat Dihadang 10 Preman Terminal, Malah Diteriaki Maling dan Uang Dirampas
tindakan mereka tak hanya sebagai tindakan premanisme, tetapi juga pelaku kejahatan, karena ada uang dan kartu debit miliki Pratu Yusuf yang dirampas.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Minggu (23/5/2021) dini hari, Meski Diteriki Maling, anggota Marinir TNI Ini Mengalah saat Dihadang 10 Preman Terminal.
Sebab, sebagai tentara Pratu Marinir Jehezkial Yusuf Sakan(JYS) memang berhati-hati saat menyikapi kejadian, meski dia sempat cekcok mulut karena tak terima Diteriaki Maling.
Namun sikap mengalah dari Pratu Yusuf ini disalahartikan oleh 10 pemuda yang disebut-sebut sebagai preman terminal di kawasan Purabaya Bungurasih Sidoarjo Jawa Timur tersebut.
Terungkap pula jika Pratu Yusuf berusaha menjelaskan, namun para pemuda itu justru mengintimidasi.
Lalu tanpa ada kesempatan, mereka memukul Pratu Yusuf, sontak anggota Marinir TNI ini hanya mengalah dan tidak membalas.
Akibatnya, dia pun mengalami luka-luka di kepala dan wajahnya, dan dirawat di RS. Kondisi Pratu Yusuf memang sudah membaik, namun kasus pengeroyokan yang dilakukan 10 preman terminal inilah yang diusut dan harus diberi pelajaran.
Sebab, tindakan mereka tak hanya sebagai tindakan premanisme, tetapi juga pelaku kejahatan, karena ada uang dan kartu debit miliki Pratu Yusuf yang dirampas.
Pihak Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Kodiklatal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengecam tindakan 10 Preman Terminal yang mengeroyok
Ia meminta Polres Sidoarjo mengusut tuntas kasus pengeroyokan terhadap Pratu Jehezkial.
Sebab itu, menurut Nurhidayat para pelaku penganiayaan dihukum seberat-beratnya sebagai pelajaran, tidak boleh bertindak sewenang-wenang.
"Berikan hukuman yang seberat-beratnya agar bisa memberikan efek jera bagi para pelakunya," kata Nurhidayat dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (24/5/2021).
==
Korban Juga Dirampok
Selain dipukuli, Menurut Nurhidayat, Prajurit TNI itu juga tak hanya dikeroyok, tetapi mengalami kerugian materi karena kehilangan uang tunai Rp 200.000 dan dompet berisi tiga kartu debit.
"Uang tunai yang bersangkutan dan tiga (kartu debit) ATM hilang saat kejadian," kata Nurhidayat.
Tindakan inilah yang harus diusut tuntas, apalagi yang dikeroyok adalah seorang aparat yang tengah bertugas dan menjalani pendidikan.