Gilad Shalit Tentara Israel yang Diculik Hamas, Pemerintah Sampai Rela Lepas 1.027 Tahanan Palestina

Di bawah tanah kota Gaza, terbentang jalur terowongan besar mulai dari perbatasan dengan Mesir

Editor: Fadhila Rahma
via Intisari
Gilad Shalit, tentara Israel yang diculik dan ditahan oleh Hamas selama 5 tahun sampai Israel menyerah agar ia bebas 

SRIPOKU.COM - Telah berperang sangat lama, tentara Israel dan militan Palestina atau Hamas memiliki strategi perang yang sama-sama keras dan menguntungkan.

Israel yang memiliki tentara resmi masih dilengkapi dengan bantuan alutsista serta senjata militer dari Amerika Serikat, sekutu terkuat mereka.

Pertahanan paling hebat adalah Iron Dome, sistem anti-rudal yang bisa menghalau roket-roket Hamas.

Namun jika menyerang Israel dari udara tidak berhasil, maka Hamas menggunakan strategi unggulan mereka: menyerang dari bawah tanah.

Di bawah tanah kota Gaza, terbentang jalur terowongan besar mulai dari perbatasan dengan Mesir sampai pos perbatasan Israel.

Baca juga: Mencekam, Hewan Liar Bermunculan di Sungai Gangga India Santap Puluhan Belulang Jenazah, Bikin Takut

Baca juga: Kisah Pilu Lady Gagal Ungkap Pria yang Memperkosanya di Studio saat Usia 19 Tahun

Baca juga: Nani Menangis Dijenguk Orang Tua, Tersangka Pembunuh Bocah dengan Sate Sianida Terancam Hukum Mati

Terowongan itu dipakai untuk menyelundupkan senjata dan menjadi tempat para prajurit menyiapkan serangan kejutan kepada tentara Israel.

Salah satu serangan terjadi pada Juni 2006.

Saat itu pasukan Hamas menyerang lewat terowongan bawah tanah dan muncul ke permukaan dekat dengan pagar perbatasan.

Tercatat ada 4 tentara Israel di sana, dan 2 tentara meninggal dan satu terluka.

Sementara satu lagi adalah Gilad Shalit, ia masih bernyawa saat kemudian diculik oleh para prajurit Hamas masuk ke dalam labirin terowongan di bawah kota Gaza.

Mengutip Guardian, kopral Shalit baru berumur 19 tahun saat ia ditangkap pada Juni 2006 oleh pasukan Hamas.

Ia menghilang ke dalam labirin di bawah kota Gaza.

Selanjutnya ia dibawa ke kamp pengungsian untuk ditahan selama 5 tahun dan 4 bulan.

Saat penahanannya, Hamas menolak permintaan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) agar diperbolehkan mengunjungi Shalit.

Hamas beralasan kunjungan itu bisa membuat yang lain tahu lokasinya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved