Berita OKU Timur
Kadintan OKUT Ungkap Penyebab Ratusan Pohon Duku Komering Mati dan Cara Mencegahnya agar tak Menular
Buah duku komering ini sebenarnya sangat membanggakan Sumsel khususnya OKU Timur, bahkan sudah memiliki sertifikasi.
SRIPOKU, MARTAPURA - Ratusan pohon duku komering milik petani di Kecamatan Buay Pemuka Peliung Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan mati secara tiba-tiba akibat penyakit aneh.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten OKU Timur , Ir Tubagus Sunarseno., M.Si, mengatakan bahwa rata-rata pohon duku yang tiba-tiba mati itu diakibatkan oleh penyakit kanker tanaman.
Menurutnya, memang kalau pohon sudah terkena penyakit itu (kanker tanaman), pertama pohon itu akan layu, lalu mengering hingga mati seperti yang dialami oleh pohon duku di beberapa desa di Kecamatan Buay Pemuka Peliung saat ini.
Baca juga: DUKU Komering Nyaris Punah, Ratusan Pohon Milik Petani Banyak yang Mati, Terkena Penyakit Aneh!
Baca juga: Harga Naik Rp 7 Ribu Per Kilo, Petani Duku di OKU Selatan Sumringah, Sekali Panen Raup Rp 40 Juta
Pihaknya menyadari bahwa buah duku komering ini sebenarnya sangat membanggakan Sumsel khususnya OKU Timur, bahkan sudah memiliki sertifikasi.
Untuk itu, sambung Tubagus, ia bersama jajarannya bergerak cepat turun langsung ke masyarakat untuk memberikan perhatian dan solusi kepada para petani.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
"Kalau pohon yang terjangkit langsung dimusnahkan itu tidak merambat ke pohon lain, tapi masyarakat sayang untuk menebang pohon itu. Dampak dari sayang ini mengakibatkan penyakit tersebut meluas," beber PLT Kadin Pertanian OKU Timur ini.
Saat ini untuk penanggulangan sementara Tubagus mengungkapkan agar para petani membuat parit di sekeliling pohon.
"Buat parit sedalam kurang lebih 25 cm di sekeliling pohon lalu masukkan kompos yg sudah dicampur tricho," ungkapnya, Selasa (18/5/2021).
Sambung dia, untuk pohon yang belum terkena penyakit gunakan trichoderma yang dicampur dengan kompos.
"Kanker batang duku penyebabnya cendawan phytoptora palmivora," jelas Tubagus.
Selain itu Dinas Pertanian OKU Timur juga sudah melakukan koordinasi dengan Petugas Hama Penyakit (PHP) Provinsi untuk memberikan arahan pada para petani.
"Seti ap desa sudah ada penyuluh masing - masing, tapi di OKU Timur ini petugas PHP terbatas. Hari ini kita arahkan jajaran untuk langsung ke lokasi," ujarnya.

Rugi Ratusan Juta
Duku Komering terkenal dengan rasa yang manis dan buahnya yang besar, eksistensi buah duku asal Kabupaten OKU Timur itu bahkan sampai ke luar Sumsel.
Namun saat ini, rasa manis buah duku tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan petani buah duku komering yang sedang mengalami krisis.
Pasalnya ratusan pohon duku banyak yang mati terkena penyakit aneh hingga berdampak pada petani yang merugi ratusan juga akibat gagal panen.
Pantauan di lapangan, kebun duku yang berada di Desa Bantan Pelita Kecamatan Buay Pemuka Peliung terlihat banyak pohon duku mengalami layu kekeringan dan mati.
Apriadi (29) petani duku setempat mengatakan, selama dirinya menjadi petani baru kali ini ada penyakit duku yang tidak bisa disembuhkan seperti ini.
Menurutnya, ia bersama petani duku lainya sudah berusaha untuk mengobati, namun pohon itu tetap tidak bisa diselamatkan dan pohonya tetap mati.
Bukan hanya satu atau dua pohon yang mati, sambungnya, melainkan merata hingga satu kebun.
Dan jangan lupa subscribe, like dan share channel Tiktok Sriwijayapost di bawah ini:
"Untuk kebun saya sendiri dengan luas 1 hektare, banyak pohon duku yang sudah mati hampir 50 batang pohon," ungkapnya. Senin (17/5/2021).
"Rata - rata yang mati umuran 9 sampai 10 tahun. Biasanya bulan Febuari dan Maret sudah panen tapi kali ini tidak bisa panen," tambahnya.
Sementara itu, Desi (46) petani duku di Desa Pulau Negara Kecamatan Buay Pemuka Peliung menyebutkan, sebanyak 80 pohon duku miliknya mati dan ia merugi ratusan juta.
Wajah sedih tampak terlihat jelas di wajah Desi saat ia melihat banyak pohon duku miliknya mati, sedangkan itu merupakan satu-satunya mata pencarianya.
"80 batang pohon Itu punya kami, belum lagi milik tetangga kami, semuanya banyak yang mati," ucapnya saat ditemui tribunsumsel.
Desi mengaku bahwa kalau panen ia bisa mendapatkan Rp 100 juta, namun akibat banyak pohonya yang mati, ia gagal panen.
"Awalnya daun pohon itu layu dan menguning kemudian rontok hingga akhirnya mati," bebernya. (Edo Pramadi)
Serta Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:
