Virus Corona di India: Ratusan Dokter Terkapar Terinfeksi, Terjadi 238.000 Kematian, ini 8 Faktanya

Bahkan hingga sejauh ini, India makin dibuat panik ketika lonjakan kasus orang tewas akibat terinfeksi Covid-19 mencapai angkat 2 ratus ribuan lebih.

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Ilustrasi: Virus Corona di India Ratusan Dokter Terkapar Terinfeksi, Terjadi 238.000 Kematian, ini 8 Faktanya, Bahkan hingga sejauh ini, India makin dibuat panik ketika lonjakan kasus orang tewas akibat terinfeksi Covid-19 mencapai angka 2 ratus ribuan lebih Minggu (9/5/2021). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Fakta terbaru Virus Corona di India, bahwa ada Ratusan Dokter Terkapar dan Terinfeksi, lalu total Terjati 238.000 Kematian per Minggu (9/5/2021)

Berdasarkan rangkuman data terakhir dari laporan beberapa media asing dan lokal di India, kasus orang terinfeksi terus meningkat selama Mei 2021 akibat kemunculan virus varian baru dari Covid-19.

Bahkan hingga sejauh ini, India makin dibuat panik ketika lonjakan kasus orang tewas akibat terinfeksi Covid-19 mencapai angka 2 ratus ribuan lebih.

Jumlah itu, sudah termasuk bayi, anak-anak, orang dewasa bahkan ratusan dokter kini terinfeksi Covid-19 atau virus varian baru B.1.617.

Kondisi ini, makin diperparah dengan kondisi Rumah Sakit di beberapa kawasan di India, yang sudah tak mampu menampung pasien Covid-19 sehingga dibiarkan tertelentang di samping jeruji besi pintu gerbang RS.

Pemandangan ada Ratusan mayat dikremasi setiap harinya sudah biasa.

Fakta-fakta ini terungkap berdasarkan catatan dan laporan dari beberapa media asing dan media lokal India, yang menyerukan agar pemerintah India sigap melakukan langkah terbaik untuk menyelamat warganya.

Berikut ini 8 catatan tentang Fakta di India, di mana para medis juga mulai bertumbangan, 100 dokter terinfeksi, hingga RS makin padat:

1. Total 238.000 Orang Di India Tewas pada Minggu Pagi

Mengerikan, berdasarkan data dari Worldometers.info hingga Minggu (9/5/2021), total ada 21,9 juta kasus di India dengan 238.000 orang tewas. Angka itu belum akumulasi hingga sore dan menjelagn malam.

Data terakhir Pada hari Jumat (7/5/2021) kemarin, ada 389.672 kasus dalam harian.

2. Protes Keras Perdana Menteri Narendra Modi

Gelombang Protes terjadi di India, Kongres menilai pemerintah tidak serius melakukan penanganan untuk melindungi warganya.

Maka seruan lockdown nasional setelah meningkatnya kasus infeksi virus corona baru itu dilakukan. Sebab, tak ada jalan lain kecuali melakukan lockdown agar India bisa normal lebih cepat.

Seruan ini berdasarkan laporan dari dari indianexpress.com yang dilansir Sripoku.com dari intisari Minggu (9/5/2021),

Bahwa, Perdana Menteri Narendra Modi juga dituduh tidak melaksanakan tugasnya dengan benar. Beberapa fakta itu mengarahkan kepada tindakan bahwa, seperti penganggaran vaksinasi dan memberlakukan isolasi mandiri yang ketat.

3. Segera Menyetujuai Obat Oral Anti Covid

Usulan lainnya adalah, mempercepat izin penggunaan obat oral Anti Covid-19, melalui Drug Controller General of India (DCGI) yang telah menyetujui obat oral anti-Covid yang dikembangkan oleh DRDO bekerja sama dengan Laboratorium Dr Reddy untuk penggunaan darurat, kata Kementerian Pertahanan Union.

Dalam Uji klinis menunjukkan bahwa obat, 2-deoksi-D-glukosa (2-DG) itu, sangat membantu pemulihan lebih cepat untuk pasien yang dirawat di rumah sakit, sehingga bisa mengurangi ketergantungan oksigen tambahan.

4. Membentuk Satgas

Pembentuan Satgas yang dinilai sudah terlambat, tetapi lebih baik daripada tak dilakukan sama sekali.

Maka itulah, Mahkamah Agung pada hari Sabtu juga membentuk Satuan Tugas Nasional (NTF) untuk menilai dan merekomendasikan kebutuhan dan distribusi oksigen ke negara bagian dan Wilayah Persatuan.

Hal ini sangat penting untuk membantu dan meringangkan beban warga yang terinfeksi Covid-19.

5. Fakta Bahwa Tenaga Medis dan Dokter Juga terkapar

Tidak hanya kelelahan karena mengurus ratusan ribu pasien Covid-19, para tenaga medis dan dokter juga mulai lemah dan terinfeksi

Hal ini diterungkap berdasarkan data terakhir, bahwa dari 100 anggota staf medis di All-India Institute of Medical Sciences dinyatakan positif Covid-19.

Lalu, total 110 dokter dan staf perawat di sini dinyatakan positif terkena infeksi. Padahal mereka semua telah divaksinasi.

Faktor Berhubungan langsung dengan pasien Covid-19 yang membludak setiap hari, kelelahan, fisik dan kekebalan berkurang, diduga menjadi pemicu penyebab, mereka kembali terinfeksi meski sudah vaksin.

6. Bantuan Ventilator

Kekurangan ventilator adalah penyebab lain dari peningkatan kasus meninggalnya pasien Covid-19. Kabar baik dari dari Kanada yang memberikan bantuan untuk alat bantu pernafasan tersebut.

Total sekitar 50 ventilator dan 25.000 vial Remdesivir tiba di bandara Delhi dari Kanada untuk membantu penanganan Covid-19 di India.

7. Bantuan Vaksin ke Delhi

Terkait dengan pencehagan atau vaksin, pemerintah pusat didesak untuk memberikan lebih banyak vaksin ke Delhi.

Sebab, ibu kota India itu hanya memiliki 5-6 hari vaksinasi tersisa karena sekitar "1 lakh orang" mendapatkan vaksinasi setiap hari.

Diungkapkan oleh Kepala Menteri Arvind Kejriwal, ibu kota dapat menyelesaikan program vaksinasi dalam waktu 3 bulan jika Pusat memberikan dosis 80-85 lakh setiap bulan.

8. Fakta Pasien Terlantas Hingga Ratusan Kremasi Setiap Harinya.

Lalu soal kremasi, ternyata kuat dugaan kasus kematian di India semakin besar. Hal ini disebabkan distrik Amritsar telah mencatat 283 kematian akibat Covid-19 di bulan April, menurut Departemen Kesehatan Punjab.

Meskipun angka resmi ini mencakup daerah pedesaan dan perkotaan di kabupaten tersebut, tetapi dua krematorium utama di kota Amritsar telah mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan.

Bahkan pada bulan April ini menunjukkan tingkat kematian yang jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Akibatnya, Petugas urusan di tempat kremasi Shivpuri dekat Kuil Durgiana dan tempat kremasi Shahidan dekat Gurudwara Baba Deep Singh di kota tersebut mengatakan bahwa total kremasi telah lebih dari 1.000 pada bulan April.

Lalu, Kondisi di rumah sakit tak kalah mengkhawatirkan. Pemandangan menyedihkan terlihat pada Pukul 10.45 pagi, di samping pintu gerbang dengan jeruji besi, ambulans diparkir dengan pintu terbuka.

Tampak dari dalam, Pasien Covid terbaring telentang, dengan masker oksigen di wajahnya. Dia ditemani istrinya, tangannya menggenggam tangannya. Selama lima menit, hening, lalu di luar berteriak.

"Kemana kita akan membawanya?" tanya seorang anggota keluarga dengan marah.

Mereka berteriak setelah tak ada lagi tempat dan Rumah Sakit tersebut sudah sangat padat.

"Apa yang dapat kami lakukan jika tidak ada tempat,” jawab seorang perawat.

Kondisi ini tak hanya terjadi satu rumah sakit saja, tetapi hampir di semua rumah sakit dan tempat-tempat yang dijadikan perawatan Pasien Covid-19.

Faktor kekurangan fasilitas, hingga tenaga medis memang menjadi kendala, ditambah lagi prilaku masyarakat di India yang tidak disiplin membuat penyebaran virus Corona makin tinggi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved