Sepi Anak IRMA di Desa Lubuk Besar Musi Rawas, Keseharian 3 Tersangka Antigen Bekas di Kualanamu
Sepifa Razi maupun dua tersangka lainnya yaitu Devi Jaya (20) dan Marzuki (30) yang masih satu desa dan ada hubungan keluarga
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Salah satu dari tiga tersangka alat rapid test antigen bekas di Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) Medan yang berasal dari Desa Lubuk Besar Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut Kabupaten Musi Rawas adalah Sepipa Razi (19).
Dia ditangkap saat membawa bekas rapid tes antigen menggunakan sepeda motor di pintu keluar bandara KNIA, yang videonya viral.
Dalam kasus rapid test antigen bekas ini, peran Sepi, panggilan akrab didesanya, adalah sebagai kurir yang membawa cutton buds bekas untuk rapid test antigen dari KNIA ke Laboratorium Kimia Farma Jalan RA Kartini Medan Sumut.
• Sosok Candra yang Tewas Saat Coba Tangkap Begal di OKU Selatan, Kini Warga Desa Tetap Ingat Padanya
Sripoku.com mencoba menggali informasi tentang sosok Sepipa Razi dengan mendatangi Desa Lubuk Besar Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut Kabupaten Musi Rawas, Sabtu (1/5/2021).
Karena mungkin banyak yang menduga bahwa Sepipa Razi dan para pelaku lainnya adalah komplotan yang sudah profesional dibidang farmasi atau obat-obatan.
Namun siapa mengira bahwa, baik Sepifa Razi maupun dua tersangka lainnya yaitu Devi Jaya (20) dan Marzuki (30) yang masih satu desa dan ada hubungan keluarga tersebut sama sekali tidak ada latar belakang sekolah farmasi.
"Sepi itu baru selesai sekolah SMA, mungkin tahun 2019 selesainya.
Setelah lulus, kemudian ikut Can (tersangka PM) kerja di Medan. Mungkin baru sekitar setahun dia ikut Can kerja," kata Saparudin (46) Sekretaris Desa Lubuk Besar Kepada Sripoku.com, Sabtu (1/5/2021).
Diceritakan, selama tinggal di desa, Sepi dikenal sebagai anak yang baik dan rajin beribadah sejak kecil.
• Begini Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar, Ustaz Abdul Somad Beberkan Tanda-tandanya
Bahkan dia dikenal cukup aktif di organisasi Ikatan Remaja Mesjid (Irmas) desa setempat.
Dikatakan, Sepi merupakan anak yatim piatu. Sewaktu masih kecil ibunya meninggal dunia.
Dan ketika sekolah di SMP, ayahnya juga meninggal dunia. Sejak ibu dan ayahnya meninggal, dia diasuh oleh bibinya, Eli (45).
"Kalau secara kasat mata anaknya baik, rajin ke mesjid dan bahkan kalau saya tidak salah, dia pernah jadi Ketua Irmas.
Jadi dengan adanya berita dia ditangkap di Medan kami sekampung ini beragam tanggapannya, tapi secara umum kaget semua, nggak nyangka," katanya.
"Awal dapat berita dua hari lalu kami belum yakin. Tapi setelah lihat videonya baru kami yakin itu adalah Sepi," sambungnya.