Pengamat: Pemkot Palembang Lamban Respon Persoalan Anjal dan gepeng, Sudah Viral Baru Bertindak
Kasus dugaan eksploitasi anak dan maraknya pengemis membawa anak-anak sudah menjadi catatan lama terjadi di Kota Palembang.
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Azwir Ahmad
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pengamat Sosial Baginda Togar Butar-Butar menyayangkan lambannya respon dari Pemerintah Kota Palembang untuk mengatasi permasalah anak jalanan, gelandangan dan pengemis di Kota Palembang.
Padahal, kasus dugaan eksploitasi anak dan maraknya pengemis membawa anak-anak sudah menjadi catatan lama terjadi di Kota Palembang.
"Pemerintah telat respon, setelah viral atau ada laporan baru ada tindakan. Harusnya, ini sudah lama ditindak lanjuti. Bila perlu telusuri hingga ke akarnya," katanya.
Lanjut Bagindo, Pemkot cenderung bersikap reaktif daripada merespon permasalahan sosial ditengah masyarakat. Sungguh miris melihat perkembangan realitas seperti ini. Dimana kasus sosial akan selalu ada, berubah dan tumbuh, yang menuntut upaya responsif juga solutif.
"Bukan malah sebaliknya, pasif alias menunggu laporan, melakukan pembiaran, acuh alias agresif bila ada muatan rewards atau ekonomis atas setiap tugas yang dikerjakan. Beginilah contoh atau fakta yang menunjukkan, masih saja pemerintah acap kali absen ditengah permasalahan atau penderitaan warganya," tegasnya.
Baginda mengatakan, meskipun telah dilakukan razia oleh Satpol PP dari tahun ke tahun, namun nyatanya pengemis dan anak jalanan ini selalu kembali ke jalanan terutama di traffic light. Hal ini karena tidak ada monitoring yang permanen. Setelah ada jurnalisme jalanan dan laporan baru bertindak.
"Apakah itu ritme kultur ASN kita, harusnya ASN jadi pelayan publik dengan pelayanan yang prima dan pegawai yang melayani," katanya.(yak)