KRI Nanggala Tenggelam
Rakyat tak Perlu Tahu Kerja Senyap Korps Kapal Selam TNI AL, Gaji Tinggi Meski tak Setenar Kopassus
TNI mengerahkan segenap kemampuan untuk menemukan posisi KRI Nanggala-402 yang membawa 53 orang kru dan non kru
SRIPOKU.COM - Kapal Selam KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam di perairan laut bali.
Adapun 53 awak KRI Nanggala 402 dinyatakan gugur dalam tugasnya.
Kapal Selam KRI Nanggala 402 dinyatakan patroli selamanya atau On Enternal Patrol
Gaji Korps Kapal Selam TNI AL, meski Tak Setenar Kopassus tapi Lebih Tinggi dari Satuan Lain.
Gaji ini khususnya untuk Korps Hiu Kencana.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pimpinan Ponpes di OKI Dipenjara 20 Tahun, Cabuli Belasan Santri Saat Istri Hamil Tua
Baca juga: Prajurit Hiu Kencana Awak KRI Nanggala-402 Dapat Kenaikan Pangkat, Jokowi Umumkan Kabar Baik Ini
Baca juga: Bikin Nangis! Serda Ede Pandu Yudha Minta Istri Jaga Kehormatan, Ini Isi Chat Awak KRI Nanggala-402
Gaji Korps Hiu Kencana naik berkala setiap tahun.
Korps Hiu Kencana dengan baret hitamnya menjadi pusat perhatian karena tragedi hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 hilang saat latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali, Rabu dini hari, 21 April 2021.
TNI mengerahkan segenap kemampuan untuk menemukan posisi KRI Nanggala-402 yang membawa 53 orang kru dan non kru sebelum persediaan oksigen di dalam kapal selam ini habis dalam 72 jam.
Tragedi ini mengingatkan kembali risiko besar yang dihadapi prajurit Satuan Kapal Selam (Satsel) yang berhadapan dengan kematian dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI meski pengabdiannya dilakukan senyap.
Meski mungkin tak setenar satuan lain seperti Kopassus atau Marinir, petinggi setingkat menteri atau kepala staf angkatan di TNI dan Kapolri selalu bersedia menjadi warga kehormatan dengan menerima Brevet Hiu Kencana.
Dalam perebutan Irian Barat, Indonesia membeli 12 kapal selam dari Rusia yang dikirimkan bertahap.
Pada 7 September1959, dua kapal selam buatan Rusia tiba di dermaga di Surabaya dan kemudian resmi menjadi bagian dari jajaran armada ALRI pada 12 September dengan nama RI Tjakra/S-01 dan RI Nanggala/S02.
12 September ditetapkan sebagai ulang tahun Korps Hiu Kencana.
TIDAK Setenar Kopassus tapi Gaji Korps Kapal Selam Hiu Kencana Lebih Tinggi dari Satuan Lain
Foto : Prajurit Korps Hiu Kencana (Satsel) dengan baret hitamnya. (TNI AL)
Mottonya Korps Hiu Kencana adalah Tabah Sampai Akhir (Wira Ananta Rudira) mengutip bagian pidato Presiden Soekarno di atas kapal selam RI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta, ”Sekali menyelam, maju terus, tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Wira Ananta Rudira. Tabah sampai akhir”.
Berikutnya pada Desember 1961 datang empat kapal selam lain: RI Nagabanda, RI Trisula, RI Nagarangsang, dan RI Tjandrasa.
Seiring dengan kampanye Trikora untuk merebut Irian Barat dari penguasaan Belanda, setahun kemudian datang enam kapal selam juga dari Rusia yang dipersenjatai torpedo tercanggih di masanya jenis SEAT-50.
Hanya Rusia dan Indonesia yang memiliki torpedo tersebut saat itu.
Keenam kapal itu: RI Widjajadanu, RI Hendradjala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro.
Semua mengunakan nama senjata di dunia pewayangan.
Kedatangan 12 kapal selam tersebut langsung diterjunkan dalam Operasi Jayawijaya yang merupakan bagian dari kampanye Trikora merebut Irian Barat.
Salah satu keberhasilan operasi adalah mendaratkan 15 anggota pasukan khusus RPKAD di Tanah Merah, sekitar 30 kilometer dari Bandara Sentani.
Dalam perkembangannya, Belanda akhirnya memilih menghindari perang terbuka dan menyerahkan Irian Barat ke tangan RI.
Di era Reformasi, Korps Hiu Kencana juga memainkan peran penting meski tidak terlalu diketahui publik.
Misalnya dalam konflik Ambalat dengan tetangga Malaysia.
Pada Mei 2005, misalnya, saat hubungan Indonesia dan Malaysia menghangat karena sengketa blok Ambalat, KRI Nanggala 402 dioperasikan di kawasan tersebut.
Saat itu, KRI Cakra 401 sedang menjalani perbaikan total di Korea Selatan.
”Mereka standby. Kalau ada apa-apa, peran kapal selam sebagai pengintai, penyusup, dan pemburu strategis bisa dikerahkan berdasarkan keputusan politik pemerintah,” kata Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jeffry S Sanggel dalam salah satu pemberitaan harian Kompas, 7 Desember 2011 seperti dilansir kompas.id.
Bekerja dalam sunyi
Anggota TNI AL melihat melalui periskop Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012).
Foto : Anggota TNI AL melihat melalui periskop Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012). (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)
Karakter kerja kapal selam berikut awaknya, sebagaimana pernah disampaikan pemerhati militer, F Djoko Poerwoko, di harian Kompas pada 9 September 2009, selalu dalam sunyi.
Tugasnya jauh dari publikasi dan karang terlihat lawan maupun kawan.
Rakyat juga tidak perlu tahu di mana kapal selam TNI AL beroperasi.
Yang terpenting mereka bertugas dengan senyap dan penuh dedikasi yang tinggi.
Tugas mereka yang berat hanya mendapatkan perlakuan lebih dari negara, yaitu kenaikan gaji berkala yang datang setiap tahun, sedangkan prajurit TNI lainnya datang setiap dua tahun.
”Rakyat juga tidak perlu tahu di mana kapal selam TNI AL beroperasi. Yang terpenting mereka bertugas dengan senyap dan penuh dedikasi yang tinggi. Tugas mereka yang berat hanya mendapat perlakuan lebih dari negara, yaitu kenaikan gaji berkala yang datang setiap tahun, sedang prajurit TNI lainnya datang setiap dua tahun,” kata Djoko.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kapal Selam Kolonel Purwanto seusai menghadiri penyematan Brevet Hiu Kencana kepada 3 menteri negara di Dermaga Indah Kiat Merak Banten mengakui gajinya bisa dua kali lipat dibanding prajurit lain.
Ia mengatakan ABK kapal selam dihargai oleh pemerintah karena tekanan kerja yang lebih berat hingga digaji lebih besar.
Yakni ABK kapal selam mendapat gaji dua kali masa kerja prajurit lain.
Misalnya jika sudah bekerja 15 tahun di kapal selam, maka dianggap pemerintah masa kerjanya jadi 30 tahun.
Ia menilai hal ini wajar karena tekanan yang diterima pasukannya sangat besar.
Baik tekanan kerja maupun tekanan lingkungan tempat bekerja itu sendiri.
Purwanto mengatakan kapal selam seperti di dalam botol, situasi, atmosfir, dan psikologis sangat berbeda hingga terputus dengan dunia luar.
Jika situasi tidak aman kapal selam bisa 40 hari nonstop di bawah air.
(kompas.id)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TIDAK Setenar Kopassus tapi Gaji Korps Kapal Selam Hiu Kencana Lebih Tinggi dari Satuan Lain