Mengenal Fawwaz Hafiz Cilik Asal Palembang, Jadi Anak Yatim saat Usia 7 Tahun, Begini Kisahnya!
Kira-kira bagaimana perjalanan hidup Fawwaz seorang bocah penghafal Alquran yang bisa membuat orang menitikkan air mata saat mengetahui kisahnya?
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Inilah kisah perjuangan Fawwaz salah satu peserta Hafiz Quran yang harus kehilangan sosok ayahnya di usia 7 tahun.
Hafiz Quran merupakan salah satu acara favorit yang ditunggu-tunggu pemirsa setia RCTI saat bulan Ramadhan.
Acara yang menampilkan para anak-anak penghafal Alquran dari berbagai daerah ini memang digelar setiap tahunnya.
Bersama dengan dewan juri yang juga hebat di bidangnya yakni Syekh Ahmad Al-Misry, Ustazah Nabila Abdul Rahim Bayan dan Ustaz Amir Faishol Fath.
Hafiz Indonesia 2021 telah memasuki musim ke-9 setelah tayang pertama kali di tahun 2013.
Ramadhan kali ini, Hafiz Indonesia kembali menyapa pemirsa setianya sejak awal bulan puasa.
Tak hanya memperlihatkan kehebatan para anak-anak dalam menghafal Alquran, acara Hafiz Indonesia juga mengulik seputar latar belakang dan perjuangan anak-anak tersebut sehingga menjadi anak-anak yang tangguh dan kuat.
Salah satunya yakni sosok Fawwaz yang mampu menginspirasi semua orang.
Dari kisah hidup yang dibagikan oleh Fawwaz, dapat dipetik hikmahnya.
Kira-kira bagaimana perjalanan hidup Fawwaz seorang bocah penghafal Alquran yang bisa membuat orang menitikkan air mata saat mengetahui kisahnya?
Berikut kisah kehidupan dan perjuangan Fawwaz yang dibagikan melalui kanal YouTube Hafiz Indonesia, Kamis, 22 April 2021.
Baca juga: Masih Ingat Musa, Penghafal Alquran Asal Indonesia yang Pernah Juara Hafiz Dunia, Begini Kabarnya!

Orangtua merupakan segala-galanya bagi seorang anak.
Bahkan saking beratnya perjuangan orangtua, emas dan permata pun tak mampu membalas pengorbanannya.
Maka dari itu, anak dijadikan oleh orangtua sebagai pelita hati dan harapannya menuju surga.
Sehingga saling mengasihi antar orangtua dan anak sangatlah berarti.
Orangtua yang terdiri dari ayah sebagai panutan anaknya dan ibu sebagai madrasah pertama, merupakan faktor penentu tumbuh kembang anaknya.
Namun, ayah sebagai sosok panutan tersebut kini telah tiada.
Ia telah kembali ke pangkuan Sang Maha Pencipta.
Begitulah kira-kira yang dialami oleh Fawwaz, ia harus menjadi anak yatim di usianya yang masih sangat kecil.
Bocah yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan ini bernama Ahmad Fawwaz Fuadi, tepatnya di Pemulutan, Ogan Ilir.
Sejak dini Fawwaz sudah dikenalkan Alquran oleh guru TK-nya.
Ia dikenal sangat gemar membaca Alquran hingga kini di usianya yang masih 11 tahun.
Msa kecil Fawwaz selalu ditemani oleh ayahnya.
Tetapi saat Fawwaz berusia 7 tahun, ia harus berpisah dengan ayahnya selama-lamanya.
Ayah Fawwaz diketahui meninggal dunia, sehingga ayah dan anak ini dipisahkan oleh maut.

Baca juga: Sosok Ustaz Amir Faishol Fath Juri Hafiz Indonesia, Lulusan Kampus di Pakistan & Ahli Tafsir Alquran
Perjuangan Fawwaz dalam membaca Alquran tidaklah mudah.
Tetapi Fawwaz tidak pantang menyerah untuk terus mengamalkan kalam Allah.
Hal ini tak lain lantaran dirinya sangat ingin menjadi seorang hafiz Quran.
Berkat ketekunan dan kedisiplinan yang dilakukannya, Fawwaz berhasil menerima banyak penghargaan dari pesantrennya.
Demi syiar Islam, Fawwaz siap melantunkan ayat-ayat Alquran dan kini menjadi peserta Hafiz Indonesia 2021.
4 tahun lalu, Fawwaz harus berpisah untuk selama-lamanya dengan sang ayah tercinta.
Diketahui jika sang ayah mengidap penyakit kanker otak yang sudah cukup lama dideritanya.
Saat itu Irfan Hakim sebagai pembawa acara turut bersimpati dan berduka atas meninggalnya ayah Fawwaz.
"Mah turun prihatin, turut berbelasungkawa," ucap Irfan.
"Iya, makasih," jawab ibunda Fawwaz.
"Jadi ketika Fawwaz usia 7 tahun katanya, papanya meninggal dunia, kanker otak sudah berapa lama itu?," tanya Irfan.
"Itu baru ketahuan satu tahun sebelumnya, jadi beliau itu selalu ada keluhan, pusing sama mual, setiap kali kita ke dokter itu selalu diagnosanya magh," jelas ibunda Fawwaz.
"Jadi ketika tau bener-bener ini kanker, setelah itu efeknya ke mata, mata itu tertutup sebelah, makanya kita langsung bawa ke dokter, ini sudah istilahnya nol persen mata itu udah nggak bisa lihat sebelah kanan itu, ini pasti ada sesuatu," terangnya.

Baca juga: Tanpa Syekh Ali Jaber di Hafiz Indonesia, Tangis Irfan Hakim Pecah, Tak Bisa Lagi Lihat Senyumnya
Setelah itu, ayahnya Fawwaz dirawat di rumah sakit.
Saat tinggal di rumah sakit, baru ketahuan bahwa ada tumor di dalamnya.
"Beliau sebenernya tidak begitu ingin secara medis, ia kepinginnya alternatif aja, tapi tidak konsisten pada satu tempat, kalo ini belum ada hasil jadi pindah ke tempat lain," ungkap ibunda Fawwaz.
Sehingga pada akhirnya perkembangan kesehatannya menjadi semakin buruk.
Saat itu ibunda Fawwaz juga tengah mengandung adiknya yang sudah berusia 8 bulan di dalam kandungan.
"Kebetulan waktu itu saya sedang mengandung adeknya, akhirnya ketika adeknya usia sekitar 8 bulan, papanya
dirawat di Jakarta," tambahnya.
"Tiga bulan setelah itu, ntah apa, beliau ini kepengen pulang, kesadarannya terus menurun, sudah ngomong
antara jam sekarang bilang jam 9 pagi, padahal itu jam 2 malem," ujarnya.
Akhirnya sang ayah dioperasi dan koma selama 15 hari.
Diakui oleh ibunda Fawwaz, jika suaminya itu tidak ada keluhan sama sekali.
"Saya cuma ingin dia ridho sama saya, kemudian Allah kabulkan, tiga hari sebelum meninggal beliau sadar dan bisa ngobrol dan sempet minta makanan kesukaannya," ungkap ibunda Fawwaz.
Setelah itu malam harinya, Fawwaz sudah memiliki feeling jika ayahnya akan meninggalkannya.
Sehingga Fawwaz kala itu minta untuk tidur di rumah sakit.
Namun, saat itu kondisi ayahnya semakin buruk.
"Dan terakhir ketika azan subuh, terakhir beliau di tangan saya, Fawwaz di situ dan dia langsung nangis, dia sadar bahwa ayahnya nggak ada," ucap ibunda Fawwaz.
"Dia langsung duduk di luar dan bilang mama nanti kalo Fawwaz mau ketemu papa gimana gitu kan," tuturnya.
"Terus kami bilang nggak apa-apa Fawwaz kan masih ada mama, masih ada omanya gitu kan, dia mulai reda," tambahnya.
"Bahkan dia di hari ke lima setelah papanya meninggal, Fawwaz melamun di teras gitu terus dia bilang mama bisa
nggak ya kuburannya dibuka dulu sebentar, mau lihat papa sekali aja, abis itu nggak apa-apa," terangnya.
"Saya bilang nggak bisa nak, kita udah berbeda nggak bisa," tambah ibundanya.
Akhirnya ibunda Fawwaz tetap menenangkan anaknya dan meyakinkan.
"Nanti mungkin bertemunya, pas meninggal belum bertemu," tambahnya.

Maka setelah itu, Fawwaz semakin semangat untuk menghafal Alquran.
Terlebih lagi saat ini Fawwaz belajar Alquran bersama dengan ayah sambungnya yang berasal dari Mesir.
"Justru abi sambungnya ini yang memberikan motivasi untuk dia bisa menghafal," terang ibunda Fawwaz.
Ini bukanlah hal yang mudah untuk Fawwaz.
Di usia yang masih sangat kecil, ia harus kehilangan sosok panutan yakni ayahnya.
Saat mengenang kembali sosok almarhum ayahnya, Fawwaz terlihat tak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Sorot mata Fawwaz pun tak mampu menahan air mata yang tertahankan hingga berkaca-kaca.
"Ini sosok ayahnya Fawwaz bekerja keras, berusaha semaksimal mungkin bahkan tidak sampai mengeluh ketika beliau mengalami sakit," terang Syekh Ahmad Al-Misry.
"Inilah sosok seorang pemimpin dan kepala rumah tangga, maka saya berharap terus Fawwaz ini berjuang untuk mensyiarkan Alquran dan Insya Allah bisa membahagiakan kedua orangtuanya dan memberikan jubah kebesaran di hari kiamat nanti," tambahnya.
Sementara itu Ustaz Amir Faishol Fath juga memberikan nasehat serta sanjungan terhadap Fawwaz.
"Fawwaz engkau laki-laki, laki-laki adalah tulang punggung keluarga, ayahmu orang baik nak, bunda telah mempersiapkan kamu menjadi seorang penghafal Alquran, jadilah kamu Insya Allah pemimpin rumahmu yang membawa seluruh kleuargamu menuju surga-Nya Allah Subhanahuwata'ala," ujar Ustaz Amir Faishol Fath.
"Doakan ayahmu nak, dia sedang menunggu doa-doamu, menunggu cahay Quran yang kau kirimkan setiap saat untuknya di alam barzah, sabarlah Fawwaz, kamu kuat InsyaAllah, semoga berkah," lanjutnya.
Lebih lanjut, Irfan Hakim juga memberikan wejangan untuk Fawwaz.
"Fawwaz kamu harus bersyukur, papa kamu mempersiapkan kamu menjadi orang yang mandiri dan sekarang abi kamu yang di Mesir mendidik kamu untuk menghafal Alquran, hormati mereka, keduanya, begitu pun pastinya dengan mama tercinta," tutup Irfan Hakim.
Baca juga: Masih Ingat Naja Hafiz Cilik Penghafal Alquran yang Kakinya Dicium Syekh Ali Jaber? Begini Kabarnya
SUBSCRIBE US