Berita Pagaralam
Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Insan Pers di Pagaralam Gelar Aksi Pasang Pita Putih
Hal ini bentuk penolakan akan perlakuan kekerasan terhadap insan pers yang masih sering terjadi di Indonesia saat ini.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan
SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Aksi penolakan dan pengecaman kekerasan terhadap jurnalis Tempo Nurhadi terus berlangsung.
Setelah turun ke jalan, perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang bersama insan Pers yang ada di Kota Pagaralam mengkampanyekan pemakaian pita putih sebagai simbol gerakan.
Aksi pemasangan pita putih ini merupakan solidaritas insan pers baik yang ada diibu kota sampai ke daerah.
Hal ini bentuk penolakan akan perlakuan kekerasan terhadap insan pers yang masih sering terjadi di Indonesia saat ini.
Aksi ini didukung oleh semua insan pers yang ada di Kota Pagaralam dengan ikut memasang pita putih dilengan mereka sebagai bentuk dukungan atas aksi tersebut.
Perwakilan anggota AJI Kota Pagaralam, Delta Handoko didampingi sejumlah awak media di Pagaralam mengatakan, pihaknya mengutuk keras semua aksi kekerasan dan intimidasi terhadap wartawan yang masih terjadi di Indonesia saat ini.
"Kami mengutuk keras aksi kekerasan terhadap wartawan yang masih terus terjadi di Indonesia," ujarnya.
Pihaknya juga menegaskan aksi pita putih ini sebagai simbol penolakan atas agresi, penghalangan, pemaksaan, kekerasan dan kekejaman atas kerja jurnalis.
"Wartawan bukan orang yang harus didibenci sampai dilakukan kekerasan kepada isan pers ini. Kami hanya menyajikan informasi yang sesuai dengan fakta dilapangan dan menyajikannya secara berimbang," tegasnya.
Sementara itu, Ketua AJI Palembang Prawira Negara mengungkapkan, gerakan ini berlangsung selama satu minggu ke depan sejak hari ini, Senin (5/4/2021). Anggota AJI Palembang yang bekerja di lapangan maupun di kantor wajib mengenakan pita putih di lengan.
"Selama sepekan, kami kenakan pita putih sebagai simbol gerakan," ungkap Prawira.
Dia menjelaskan, gerakan ini merupakan lanjutan aksi damai simpatik dan penggalangan solidaritas sesama jurnalis terhadap Nurhadi di Bundaran Air Mancur Palembang, Kamis (1/4/2021) lalu.
AJI Palembang merasa perlu melakukan rangkaian kegiatan kampanye agar tuntutan terus disuarakan dan tak berhenti.
"AJI Palembang percaya ada berbagai macam bentuk aksi yang dipilih mulai dari kampanye di media sosial, daring maupun lewat aksi massa. Tapi tetap harus dikedepankan utamanya memberikan pemahaman segenap orang dalam hal ini sumber berita yang sering bersentuhan dengan kerja-kerja jurnalistik," kata dia.